Bel pulang sekolah sudah berbunyi, semua murid langsung berbondong-bondong keluar kelas dan pulang ke rumah. Udah terlalu muak di kelas makanya langsung pengen cepet-cepet pulang ke rumah.
Tapi tidak untuk Ziyi. Karena hari ini adalah jadwal piketnya dengan Sixu dan Junlin. Ziyi udah mencak-mencak karena jam pulangnya harus diundur sebentar untuk mengerjakan segala pekerjaan bersih-bersih di kelas.
Ditambah lagi Junlin ada urusan keluarga dan dia harus pulang sekarang juga membuatnya makin kesal karena pekerjaannya bakal makin banyak. Tapi gak kesel-kesel banget karena Junlin udah janjiin dia traktir di kantin sepuasnya sama main warnet sepuasnya besok. Yaudah, Ziyi mana nolak.
"BYE BYE ZIYII! MANGATS PIKETNYA!" Seru Tianze sambil dadah-dadah ngeledek ke Ziyi yang udah murung ini.
"PERGI GAK LO?!" Balas Ziyi galak sambil ancang-ancang mau lemparin sapu ke Tianze. Sontak si Tianze langsung kabur sambil ketawa ngakak.
"Sixuu! Ayo piket!" Panggil Ziyi sambil menyapu kelas. Matanya tidak berniat mencari partner piketnya itu.
Tapi Ziyi tidak mendengar suara laki-laki itu. Pas dia lihat kursi Sixu, Ziyi sadar kursinya kosong. Bahkan posisi tas Sixu masih sama seperti posisi tadi pagi. Ziyi mengernyit, apa jangan-jangan Sixu gak balik-balik sejak tadi pagi? Ziyi terlalu sibuk dengan teman-temannya sampai tidak sadar dengan Sixu.
"Sixu kemana ya... daritadi gue tungguin gak balik-balik. Gue jadi khawatir deh." Tiba-tiba Xinyu menghampiri Ziyi yang masih diam menatap bangku Sixu.
"Jadi dia belum balik daritadi pagi?" Tanya Ziyi.
Xinyu mengangguk. "Gak biasanya Sixu kayak gini."
"Padahal semalem dia baik-baik aja deh." Gumam Ziyi sambil mengingat apa yang dilakukan Sixu saat di warnet semalam.
"Pasti dia ada masalah sih. Ziyi, lo lanjutin piketnya ya. Biar gue yang cari Sixu. Gue yakin dia ada di sekitar sekolah."
Ziyi mengangguk tanpa protes. Dia juga tidak bohong kalau Ziyi ikut khawatir dengan Sixu. Pasalnya laki-laki Chen itu sangat pendiam dan misterius. Tidak ada yang mengenal Sixu dengan dekat. Bukan karena mereka yang tidak mau berteman dengan Sixu, tapi karena Sixu lah yang menjaga jarak dengan mereka. Sixu terlihat sangat tidak suka berteman, dia lebih suka menyendiri dan melakukan apapun yang dia suka. Seperti menulis puisi, mendengar musik, atau cuma tidur di bangkunya yang di pojok kelas.
Xinyu pun keluar dari kelas. Walaupun dia bingung harus cari kemana, tapi Xinyu tetep berjalan sambil mencari Sixu. Otaknya juga terus berpikir tempat-tempat apa yang kira-kira Sixu akan pergi kesana.
"Duh, dia kemana ya?!" Gumam Xinyu frustasi. Dia sudah mencari ke perpustakaan, tapi katanya perpustakaan sudah tutup sejak dua jam yang lalu. Xinyu juga sudah ke aula, lapangan indoor, kantin, uks, bahkan sampai ruang guru. Tapi tetep aja hasilnya nihil.
Bruk!
"Aduh!" Xinyu mengaduh kesakitan saat dia tidak sengaja menabrak seseorang. Untungnya dia tidak jatuh, tapi kepala Xinyu harus bertabrakan dengan tubuh orang di depannya dengan lumayan kuat.
"Eh, kamu gak papa?" Tanya seseorang yang ditabraknya.
Xinyu mengelus keningnya, dia menggeleng-geleng. "Gak papa kok."
"Lain kali hati-hati ya."
Xinyu mengangkat wajahnya, dia mendapati Wang Junkai, kakak kelasnya sekaligus ketua osis di sekolahnya. Laki-laki yang berparas tampan dan sempurna ini menjadi sosok most wanted sekolah.
"E-eh iya, maaf ya, Ge." Xinyu membungkuk.
"Gapapa, kamu kayaknya lagi panik banget. Ada apa?"
"Aku nyariin temen aku yang udah ngilang daritadi pagi. Tasnya masih ada, tapi dia gak balik-balik ke kelas sampai pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬
Fanfiction(finished) Menjadi anak SMA adalah hal yang paling ditunggu oleh Xinyu. Membayangkan betapa serunya kehidupan masa SMA nya saja udah buat dia bahagia sendiri. Tapi sayangnya kenyataan tidak seperti ekspektasinya. Xinyu memang sudah menjadi anak SMA...