16 : Trapped

416 73 6
                                    


"Xinyu, bisa bantuin Laoshi?"

Setelah kelas selesai, seluruh murid langsung bergegas untuk pulang ke rumah. Begitupun dengan Xinyu, dia yang baru saja hendak keluar kelas terhenti karena Junhao Laoshi memanggilnya.

"Bantu apa, Laoshi?" Tanya Xinyu dengan sopan.

"Balikkan buku ini ke perpustakaan. Laoshi buru-buru mau ke kantor kepala sekolah soalnya, jadi gak sempet ke sana." Laoshi menunjuk tumpukan buku yang ada di atas mejanya. Xinyu melirik buku itu, lumayan banyak dan tebal-tebal. Tapi sepertinya dia bisa membawanya. Sekalian jalan pulang juga, kebetulan perpustakaan berada di lantai satu dan dekat pintu masuk sekolah.

"Baik, Laoshi."

"Xiexie, Xinyu. Maaf ya ngerepotin."

"Gak papa, Laoshi. Sekalian jalan pulang juga kok."

Laoshi mengangguk, kemudian dia pamit untuk ke kantor kepala sekolah duluan.

Xinyu pun mulai membawa buku-buku ini, awalnya biasa aja. Tapi lama-lama terasa berat. Bukunya ada sekitar 6 buah dan ini tebal-tebal. Pantas saja berat.

"Butuh bantuan?"

Xinyu menoleh, dia mendapati Chengxin yang sudah melepas jas sekolahnya, menyisakan kemeja putih yang dia buka semua kancingnya. Di dalamnya dia memakai kaos berwarna hitam. Tipikal Chengxin sekali kalau sudah jam pulang.

"Iya nih." Balas Xinyu tidak menolak karena dia memang butuh bantuan sekarang.

Chengxin tersenyum, dia meraih buku-buku yang tersisa di atas meja lalu mengambil setengah buku dari tangan Xinyu. Menyisakan dua buku di tangan Xinyu dan membiarkannya membawa empat buku lainnya.

"Eh sini gue bawa dua lagi, itu banyak banget." Kata Xinyu.

Chengxin menggeleng, "Gak usah, lo bawa itu aja. Ayo ke perpus."

Xinyu mengangguk pasrah, kemudian dia mengikuti Chengxin menuju perpustakaan.

Perpustakaan sudah kosong, petugasnya tidak ada. Mungkin sedang keluar sebentar. Chengxin dan Xinyu langsung aja membalikkan buku-buku itu ke raknya, sesuai dengan peraturan yang berlaku di perpustakaan ini.

"Duh, raknya dimana sih..." Gumam Xinyu sambil mencari-cari letak rak buku yang dia pegang. Perpustakaan sekolah mereka sangat besar, makanya sulit untuk mencari rak yang sesuai dengan buku ini. Chengxin juga terus fokus mencari nama rak dari buku-buku ini. Namun, sudah 10 menit mereka mencari belum ketemu juga. Bahkan mereka udah sampai di rak paling ujung dan tertutup.

"Udah sampe ujung nih, kita tanyain petugas aja yuk." Ajak Chengxin. Xinyu mengangguk, dia dan Chengxin pun kembali ke meja petugas perpustakaan yang ada di dekat pintu masuk.

Tapi di sana masih belum ada petugasnya juga. Chengxin dan Xinyu memutuskan untuk meletakkan buku ini di atas meja petugas. Merasa lelah juga membawa buku-buku ini sejak tadi.

"Kayaknya dia gak balik lagi deh, kita pulang aja yuk. Kasih note aja di atas bukunya." Usul Chengxin sambil melirik jam dinding. Sekarang sudah jam 3 sore.

"Oke deh." Xinyu mengambil kertas yang di atas meja dan pulpen, lalu menuliskan pesan pendek di sana ke petugas perpustakaan.

"Udah?"

"Udah. Ayo pulang!"

Chengxin mengangguk, dia pun mengambil tasnya yang tadi dia letakkan di lantai. Lalu berjalan ke pintu perpustakaan yang hanya berjarak 2 meter dari meja petugas tadi.

Namun, saat hendak membuka pintu itu, Chengxin malah tidak bisa membukanya. Sontak membuat dia dan Xinyu panik.

"Kenapa, Xin?!"

"Pintunya gak bisa dibuka, Xinyu..."

"Ah masa?!" Xinyu mendorong Chengxin pelan, dia berganti tempat dan mencoba membuka pintunya juga.

"Ih iya gak bisa dibuka!" Seru Xinyu dengan panik banget.

Chengxin udah pasrah aja di belakang Xinyu. Sudah pasti petugas perpustakaan tadi sempat kembali saat mereka sedang mencari rak buku, lalu dia mengunci pintu ini tanpa mengecek perpustakaan ini terlebih dahulu.

"Duh gimana ini!" Xinyu merogoh saku jasnya, meraih ponselnya dan mencoba menelepon teman-temannya.

Awalnya Xinyu mencoba nelpon Jiaqi, namun nomor Jiaqi malah tidak aktif. Lalu menelpon Wenjia, tapi dia baru ingat kalau Wenjia tadi tidak masuk sekolah karena ada urusan keluarga. Lalu Xinyu mencoba nelpon Jingyuan, namun sambungannya malah sibuk. Sampai Xinyu menelpon Ziyi pun mereka tidak ada yang membalas.

"Ini mereka kenapa semua gak bisa ditelpon sih?!" Seru Xinyu kesal, siapa yang tidak kesel disaat genting gini semua orang malah sibuk.


Meanwhile...

"TEMBAK, JING!!! TEMBAK TERUS! JANGAN KASIH DIA AMPUN!!!"

"T-tapi kasian, Ziyi..."

"HALAH BODOAMAT SAMA KASIAN! DIA AJA MAU BUNUH LO!"

"WOI INI PUNYA GUE KENAPA NYASAR KE LAUT?!"

"ANJRID SEREM BANGET MUKA ZOMBIENYA!"

"BISA DIEM GAK?!"

Sayangnya Xinyu tidak tau kalau teman-teman sekelasnya (minus Chengxin) udah janjian buat ngumpul ke warnet dekat sekolah bersama. Bahkan si Jingyuan yang anak baik-baik aja keikut arus sesatnya Ziyi juga. Sixu yang diem-diem bae juga ikut, tapi dia duduk di ujung pojok sambil mainin game tembak-tembakan yang dimainin teman-temannya ini.

"WOI SIXU LO NAPA NEMBAK GUE, ANJING?!" Teriak Ziyi ke Sixu. Namun tidak ditanggapi sama Sixu karena dia pakai earphone.

"Sixu jingan!!!!" Ziyi berseru kesal.

"Diem lu ah!" Seru Yaxuan yang daritadi udah nahan kesal karena main gamenya terganggu sama suara Ziyi.

Ngomong-ngomong, Haoxiang, Xida, Jiaqi, Zhenyuan, dan Junlin lagi nonton film zombie di pojok lain. Sisanya ya main game tembak-tembakan tadi. Jangan tanya nama gamenya, karena aku gatau:)

Jadi ya inilah kenapa teman-teman Xinyu gak ada yang mengangkat telponnya.


Balik lagi ke Xinyu dan Chengxin.

Setelah diem beberapa saat, Chengxin baru ingat tentang rencana dia dan teman-temannya tadi. "Ah! Gue tau kenapa mereka semua gak angkat telpon kita!"

"Hah kenapa?!"

"Mereka semua ke warnet. Pasti keasikan main sampe gak ngangkat telpon kita. Udah gitu warnet sana tuh berisik banget, udah kayak tempat dugem."

Xinyu berseru frustasi, dia benar-benar tidak tau mau minta tolong ke siapa. Dia tidak punya kenalan selain teman sekelasnya. Nomor Laoshi juga dia tidak punya. Mau nelpon orang tuanya juga tidak mungkin karena mereka sedang di Jepang.

"Lo ada nomor kenalan di luar kelas? Atau nomor Laoshi?" Tanya Xinyu ke Chengxin.

Chengxin menggeleng.

Dan Xinyu cuma bisa berharap sama Tuhan kalo gini ceritanya.

-Class Princess-

𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang