17 : At The Night

383 77 16
                                    


"Xinyu, hape lo masih ada baterainya?" Chengxin bertanya setelah mereka masih terkunci di perpustakaan selama 5 jam lamanya. Sekarang sudah jam 8 malam. Sedari tadi Xinyu terus mencoba menelepon teman-temannya, tapi mereka masih susah dihubungi.

"Tinggal sepuluh persen, Xin. Hape lo?"

"Masih ada lima puluh. Nanti kita coba telepon mereka lagi."

Xinyu mengangguk. Sedangkan Chengxin memilih bangkit dari duduknya dan berjalan-jalan ke rak buku bagian komik. Dia udah merasa bosan karena daritadi hanya duduk diam bersama Xinyu di lantai selama 5 jam. Kenapa gak di kursi? Karena sesekali mereka rebahan di lantai dengan menjadikan jas dan tas mereka sebagai bantalan.

Xinyu merasa perutnya perih, dia merasa laper banget karena sekarang udah jam makan malamnya. Xinyu cuma bisa memegang perutnya sambil menahan rasa lapar. Air minumnya juga sudah habis sejak tadi. Dia tidak bisa mengganjal rasa lapar lagi.

Chengxin kembali sambil membawa satu komik remaja. Dia kembali duduk di samping Xinyu, tepatnya di depan pintu masuk.

"Kenapa megang perut? Laper, ya?" Tanya Chengxin saat menyadari Xinyu yang masih memegang perutnya.

Xinyu mengangguk dengan wajah lesu.

"Coba dibawa tidur, nanti gue coba telepon yang lain lagi."

"Enggak ah, mana bisa gue tidur."

"Kalo lo tutup mata pasti bakal ketidur kok." Chengxin membuka komiknya, dia mulai membaca dari halaman pertama. Sedangkan Xinyu pun mengikuti ucapan Chengxin, memejamkan matanya sambil menyender di pintu.

Tiba-tiba Xinyu merasa tubuhnya ditarik. Ternyata Chengxin yang menarik pinggangnya untuk mendekat ke laki-laki itu. Lalu dia menarik kepala Xinyu untuk bersandar di bahunya. Perlakuan Chengxin barusan membuat Xinyu kaget banget. Dia sampe melotot dengan jantung yang berdegup kencang.

"Dah, tidur." Ucap Chengxin lalu kembali sibuk dengan komiknya.

Diam-diam Xinyu mengumpati Chengxin yang bisa-bisanya terlihat santai setelah melakukan hal itu sedangkan Xinyu sedari tadi tidak bisa menahan degupan jantungnya yang kuat. Xinyu memejamkan matanya kembali, berusaha menepis semua rasa gugup ini dan mencoba tidur. Ah, Xinyu bahkan lupa kalau rasa laparnya mendadak hilang karena perlakuan Chengxin barusan.

Setelah 15 menit memejamkan mata dan berusaha tertidur, akhirnya Xinyu beneran jatuh tertidur di bahu Chengxin. Nafasnya teratur, terlihat tenang. Chengxin meliriknya sekilas, lalu tersenyum kecil melihat Xinyu. Chengxin merogoh ponselnya yang ada di saku celana. Dia mau mencoba menelepon teman-temannya lagi untuk menolongnya dan Xinyu di sini. Chengxin gak boleh biarin Xinyu terjebak di perpustakaan yang dingin ini semalaman. Apalagi gadis itu merasa kelaparan sejak tadi.

Pertama-tama, Chengxin mencoba menelepon Jiaqi.

Sambungan pertama, langsung diangkat sama laki-laki Ma itu.

"Halo, Xin?!"

"Jiaqi, lo lagi dimana?"

"Lagi di dokter hewan nih. Anjing gue sakit. Kenapa?"

"Ohh, lagi sibuk, ya?"

"Iya, soalnya kayaknya Liujin bakal dirawat di sini."

Liujin, nama anjing peliharaannya Jiaqi yang sudah Chengxin kenal itu. Chengxin membuang nafas kasar. Oke, batal minta tolong sama Jiaqi.

"Oh yaudah, cepet sembuh ya, Liujin."

"Oke, thanks. Btw, tadi ini nelepon mau ngomong apa?"

"Enggak ada, dah ya gue matiin."

𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang