36 : Gone

268 51 13
                                    

guys please play the mulmed. i recommended you dan kalian bakal ngefeel sama part ini.


Pelukan di siang hari itu menjadi saksi terakhir kalinya Xinyu akan bertemu dengan Xida.

Karena keesokan harinya, Xida tidak masuk sekolah.

Lalu besoknya lagi, lagi, sampai hari ketujuh dia tidak hadir tanpa keterangan.

Rumahnya kosong, tidak ada siapapun. Semua sudah berusaha mencarinya, tapi hasilnya tetap nihil.

Kehilangan satu orang berhasil membuat suasana kelas 2-F berubah menjadi lebih sunyi, suram, dan sepi. Tidak seperti biasanya yang selalu ramai. Semua orang tengah bersedih, tidak ada yang berniat membangun candaan. Bahkan di tengil Ziyi aja memilih diam sambil tidur. Tapi Xinyu yakin dia tidak tidur. Dia hanya menutupi kesedihannya. Xinyu tau betul kalau Xida adalah salah satu teman dekat Ziyi. Dia pasti sangat kehilangan.

Lalu ada si Haoxiang yang menjadi teman satu bangku Xida. Walaupun dia selalu bersikap dingin, tapi Xinyu dapat melihat sorot sedih dan kesepian di wajahnya. Wajahnya terlihat lebih lesu, Xinyu juga sering menciduk Haoxiang beberapa kali melirik bangku sebelahnya. Haoxiang sangat merasa kehilangan. Walaupun dia jarang ngobrol ke Xida, Xida sering membuka topik obrolan dengannya. Meskipun kebanyakan Haoxiang diem aja, dia cukup terhibur dengan ocehan Xida. Tapi sekarang, bangkunya berkali-kali lebih sunyi dan sepi.

Xinyu menenggelamkan kepalanya di atas meja setelah melihat teman-temannya. Sambil menyembunyikan wajahnya, perlahan air mata itu turun. Tanpa mengeluarkan suara, Xinyu menangis. Selain karna kehilangan Xida yang sampai sekarang tidak ada kabar, Xinyu juga kehilangan suasana ramai di kelasnya. Dia benci suasana ini, tapi dia juga tidak bisa memaksa mereka untuk kembali semula. Dan sampai akhirnya dia tidak bisa menahan sedih dan menangis diam-diam. Semakin melihat teman-temannya, semakin sedih pula dia.

Xinyu terus menangis tanpa mengeluarkan suara, tapi bahunya bergetar. Sampai akhirnya dia merasakan elusan lembut di kepalanya. Entah siapa itu, Xinyu tidak peduli. Dia terus menangis, dan semakin lama elusan itu membuat tangisnya semakin tidak terkendali. Tangisan tanpa suara itu menjadi suara isakan pilu. Dan elusan itu berganti menjadi pelukan lembut. Sosok itu menariknya untuk memeluknya, sambil berjongkok di samping Xinyu, dia biarkan gadis itu memeluk lehernya dan menumpahkan kesedihannya di bahunya.

Satu kelas yang mendengar isakan itu hanya diam melihat Xinyu. Yang biasanya saling rebutan atau sensian ada yang bersama Xinyu, kali ini mereka hanya diam dan menatap Xinyu dengan sedih. Bahkan si Yaowen yang paling tinggi aja udah menumpahkan air matanya saking gak kuat nahan sedih. Kali ini kelas 2-F benar-benar penuh emosional.

"Gapapa. Nangis aja, Xinyu." Bisik Yaxuan sambil mengelus punggung kecil yang di pelukannya.

•••

"Anak-anak, hari ini saya mendapat surat dari Mamanya Xida. Dan surat ini untuk kalian semua."

Akhirnya, setelah satu minggu lamanya, mereka mendapat kabar dari surat ini. Sedikit tersirat harapan di mata mereka.

"Siapa yang mau bacain?" Tanya wali kelas mereka, Zhang Laoshi.

Jiaqi, sebagai wakil ketua kelas, mengangkat tangannya. Zhang Laoshi langsung menyerahkan waktu anak-anak muridnya dan memilih untuk keluar.

"Halo semuanya, teman-teman gue, kelas 2-F. Ini Chen Xida, yang udah menghilang selama seminggu lebih. Maaf, maaf udah buat kalian khawatir selama beberapa bulan ini. Maaf karena udah buat suasana kelas makin suram karena masalah keluarga gue. Jujur, gue gak mau hal ini terjadi. Gue udah berusaha bersikap baik, tapi gue gak bisa. Ini terlalu tiba-tiba. Gue gak bisa berakting baik-baik aja."

"Guys, terima kasih atas support kalian selama ini. Walaupun gue keliatan sedih, percayalah gue juga seneng karena kalian yang selalu hibur gue. 16 tahun gue hidup, kalian adalah sahabat terbaik gue. Ini menggelikan, tapi... gue sayang sama kalian semua. Udah, jangan geer banget lo pada. Tapi serius, gue sayang banget sama kalian. Apalagi sama Xinyu hehehe."

"Oke serius. Guys, Papa gue meninggal seminggu yang lalu. Dia terlalu syok dan gak depresi berat sampai akhirnya meninggal karena serangan jantung. Gue makin down parah karena berita ini. Padahal Mama dan Gege gue lagi berjuang membuat beliau terbukti tidak bersalah. Tapi Papa gue terlalu overthinking sampai dia gak bisa menjaga tubuhnya sendiri. Hal ini membuat gue syok parah dan butuh waktu seminggu untuk menyembuhkan psikologis gue. Maaf karena gak ngabarin kalian, keluarga gue benar-benar sibuk sampai kita harus pindah ke Shanghai beberapa hari untuk proses pemakaman Papa di kampung halamannya."

"Kabar baiknya, Papa gue berhasil terbukti tidak bersalah. Namanya kembali bersih. Pengkhianat itu juga udah dihukum penjara seumur hidup. Padahal gue pengen dia dihukum mati, tapi gak diterima sama hakim. Tapi gak papa, setidaknya dia bisa membusuk di penjara."

"Kabar buruk lainnya... gue akan pindah ke Shanghai. Kita ingin meninggalkan kenangan pahit di Chongqing. Kita butuh waktu untuk melupakan segalanya. Selain itu, Papa ada di Shanghai. Itu memudahkan gue buat mengunjungi makamnya. Setidaknya gue bisa melepas rindu dengan mudah. Maaf, maaf karena udah pergi tanpa mendatangi kalian. Tanpa ada perpisahan. Maaf, gue gak kuat harus ninggalin kalian. Gue gak bisa lihat kalian sedih. Sekali lagi, maaf."

"Terakhir, gue gak akan lost contact sama kalian. Kalian masih bisa hubungi gue di WeChat. Tapi mungkin gak akan gue bales dalam waktu dekat ini. Gue pengen refreshing tanpa gadget. Gue butuh waktu sendiri untuk terapi psikologis gue lagi. Tapi gue janji bakal chat kalian semua."

"Guys, makasih banyak udah mau jadi temen gue dan nerima kekurangan gue. Gue harap kita bisa ketemu beberapa tahun lagi. Gue akan sangat menunggu waktu itu. Xie xie dajia. Sampai jumpa lagi nanti. Dari Chen Xida."

Jiaqi mengakhiri baca surat itu dengan melipat kembali suratnya sambil menunduk. Tidak ada yang mengeluarkan suara, semuanya masih berusaha mencerna isi surat itu dengan keheningan. Mereka juga ikutan kaget dengan masalah keluarga Xida. Apalagi kepergian Papanya yang dituduh melakukan korupsi besar.

Tapi mereka juga merasa lega karena kasus itu berhasil dibersihkan, mereka juga bersyukur karena Xida masih mau memberikan surat sebagai kabarnya yang sudah ditunggu-tunggu oleh mereka. Walaupun harus menerima kepergiannya, mereka menghormati keputusan Xida.

-Class Princess-

feel sedihnya dapet gasih wkwk
btw maafin ya kalo aku harus hilangin satu karakter di ff ini. Sesuai dengan plan aku dari lama, Xida emg udah lama aku planning bakal ada konflik dan dia bakal pergi. Maapp demi menyempurnakan ff ini biar gak ngelawak terus😭 btw kalian harus denger lagu di mulmed, karna pas ngetik aku denger itu dan bener2 ngepas bgt sama feel part ini. apalagi sama liriknya😔

𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang