40 : Master

265 53 6
                                    

Xinyu dan Jingyuan sepakat untuk membantu Zhang Laoshi sejak hari itu. Mereka udah menyusun beberapa rencana untuk membuktikan Zhang Laoshi tidak bersalah. Salah satu cara adalah mencari bukti dari rekaman CCTV.

Awalnya mereka berdua mencari buktinya mudah. Tapi ternyata tidak semudah di bayangan mereka.

"Maaf, saya tidak bisa mengizinkan kalian masuk ke sini apalagi mengambil rekaman CCTV." Ucap salah satu staff sekolah yang mengurus CCTV sekolah.

"Kenapa gitu? Kami cuma mau liat kejadian yang terjadi saat penangkapan Zhang Laoshi. Kenapa bapak melarang kami?" Tanya Xinyu yang udah kesal dengan curiga.

"Saya cuma menjalankan tugas. Tidak ada murid yang diizinkan masuk sembarang apalagi sampai mengecek rekaman dengan mudah tanpa akses khusus."

"Siapa yang melarang?" Tanya Jingyuan.

"Saya gak tau, udah sana kalian. Saya harus kerja!"

Tanpa menunggu balasan keduanya, si staff sekolah itu sudah masuk dan mengunci ruang CCTV.

"Gue yakin ada yang gak beres." Gumam Xinyu.

"Sama. Pasti dia disogok buat jaga bukti."

Keduanya terdiam sebentar. Sampai akhirnya Xinyu teringat sesuatu. "Yan Huijin, dia dari keluarga apa?"

Jingyuan tampak memikir. "Keluarga Yan lah...?"

"Bukan! Dari kalangan apa? Orang kaya?"

"Hmm gue denger-denger bokapnya salah satu donatur sekolah. Makanya dia bandel gitu tetep bisa bertahan di sekolah."

"THAT'S IT! Pasti keluarga Huijin udah nutupin kasus ini demi menjaga nama keluarga mereka. Mereka pasti melindungi Huijin dengan menyogok pihak sekolah."

"Ternyata satu keluarga sama-sama curang. Pantesan Feilin gak berani jujur."

Xinyu mendesah kasar, kalau begini ceritanya yang ada malah makin susah. Dirinya bukanlah dari kalangan Sultan yang punya akses mudah. Selain itu kedua orang tuanya pun tidak mungkin mau membantunya dengan mengeluarkan uang yang banyak. Untuk kasus seperti ini, mereka butuh uang banyak untuk menyuap seseorang buat mencari bukti. Tapi sayangnya baik Xinyu maupun Jingyuan bukan dari kalangan berada.

Dengan langkah kecewa, Xinyu dan Jingyuan berjalan menuju kantin untuk mengisi perut yang dari tadi sebenarnya udah berkoar-koar minta diisi makanan. Di istirahat pertama ini, rata-rata murid hanya membeli makanan ringan. Jadi suasana kantin tidak seramai saat jadwal makan siang.

Setelah membeli beberapa snack, Xinyu dan Jingyuan duduk di salah satu bangku dekat jendela. Mereka duduk hadap-hadapan sambil melanjutkan diskusi tadi.

"Jadi salah satu caranya adalah menyogok pengawas CCTV?" Tanya Jingyuan.

"Iya. Cuma dia yang megang barang bukti."

"Terus kalo misalnya dia izinin tapi rekamannya udah dihapus gimana?"

Xinyu terdiam sejenak. "Bener juga..."

"Kita harus keluarin uang lagi deh."

Keduanya membuang nafas kasar.

"Andai aja bapak gue donatur sini, udah gue suruh Master buat cari barang bukti." Gumam Xinyu yang udah putus asa. Dia rebahkan kepalanya di atas meja dengan wajah lesu.

"Kalo bapak lo donatur sini mah Zhang Laoshi gak bakal ditangkap dari awal."

"Bener juga."

Lalu keduanya kembali menghembuskan nafas kasar. Emang segalanya butuh uang.

𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang