ternyata ada yg nungguin ni ff🤧
"Duh, kok otak gue malah ngebug sih ngafalnya?!" Xinyu berdecak frustasi karena merasa kesusahan menghafal teks pidato untuk public speaking nya nanti.
Setelah selesai fashion walk, Xinyu langsung ngafalin teks pidato yang ditulis sama Sixu. Temanya adalah keluarga. Sixu banyak nambahin kata-kata kiasan yang bagus di kertas ini. Emang jiwa puitisnya patut dikasih jempol.
"Kamu ngapain, Xiao Yu?" Tanya Yaoren yang baru aja datang ke ruang tunggu tempat Xinyu sekarang. Dia membawa sebotol air mineral untuk Xinyu.
"Ngafalin pidato buat public speaking nanti, Jie." Balas Xinyu dengan muka lesu, dia terima minum dari Yaoren dan meneguknya setengah.
Yaoren merebut kertas itu, kemudian membacanya dengan serius. "Buset, ini kamu yang buat? Bagus bener kata-katanya."
"Enggak, ini dibuat Sixu."
"Sixu anak mana?"
"Anak kelas aku, Jie..."
"Lah kok aku gak tau ya, Yaowen gak pernah ceritain tuh anak."
Ya gimana mau tau, kadang temen sekelasnya aja gak sadar ada Sixu. Emang se-invisible itu seorang Chen Sixu.
"Tapi, Xinyu..." Yaoren menatap Xinyu serius. "Menurut aku public speaking kayak gini gak perlu bergantung sama teks. Kalo kamu ngafalin gini, yang ada otak kamu pusing mikirinnya dan ujung-ujungnya kamu juga yang stres nanti. Kalo udah stres, semua hafalannya hilang."
"Jadi gimana dong, Jie?"
"Lebih baik ngomong apa adanya. Apa yang ada di otak kamu. Tapi, cari dulu topiknya. Setelah itu pasti otak kamu langsung bisa ngerangkai kata-kata dari topik itu sendiri. Inget, public speaking itu yang terpenting adalah kepercayaan dirinya. Bukan isi topik yang bagus-bagus aja."
•••
"Halo, saya dari kelas 1-F, Zhou Xinyu."
Perkenalan itu disambut dengan tepuk tangan meriah oleng seluruh penonton di aula. Bonus sorakan dari teman-teman sekelasnya yang menyemangatinya di sana. Xinyu melihat teman-temannya dengan senyum terharu, rasanya senang saat semua teman-temannya datang menonton dirinya dan mendukungnya dengan semangat.
"Kali ini saya akan memberikan beberapa kata sebagai bagian dari public speaking saya. Yang ingin saya bicarakan adalah... kelas saya sendiri, kelas 1-F. Kelas yang kalian semua kenal sebagai kelas yang isinya cowok-cowok dan satu perempuan. Iya, itu kelas saya. Mungkin sebagian dari kalian ada yang belum mengenal jauh isi kelas kami. Hanya tau sedikit dan berdasarkan rumor beredar aja. Tapi, kali ini saya ingin menceritakan tentang kelas terunik yang pernah saya tempati sejak hampir setahun ini. Yaitu, kelas 1-F."
"Awalnya saya tidak terima dengan keputusan Master yang menempatkan saya di kelas sisa yang isinya hanya laki-laki. Perempuan mana yang mau? Berbagai pikiran buruk memenuhi pikiran saya sebelum saya masuk kelas itu. Saya takut mereka semua adalah anak-anak nakal yang bisa melakukan hal buruk ke saya. Saya sebagai perempuan merasa takut. Tentu saja saya langsung mengajukan protes kepada Kepala sekolah. Tapi sayangnya Master menyuruh saya untuk menunggu sampai saya bisa dipindahkan di kelas lain."
"Sulit rasanya menerima itu. Saya terpaksa kembali ke kelas itu dan menjadi satu-satunya perempuan di sana. Dengan rasa takut yang saya tutupi dengan wajah dingin saya, saya menempati kelas itu bersama dengan wali kelas saya juga, Zhang Laoshi." Xinyu berhenti sebentar, tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca. Setelah itu dia kembali melanjutkan. "Rasa takut saya perlahan mulai reda saat kita berada di sesi perkenalan. Ternyata, mereka semua adalah orang-orang yang lucu dan baik. Zhang Laoshi juga sangat baik kepada saya. Saya mulai merasa tenang sedikit saat itu. Tapi tetap rasa was-was itu ada karena manatau sifat mereka berubah saat Laoshi udah pergi. Tapi saya salah besar, ternyata mereka tetap seperti itu saat jam istirahat. Mereka mengajak saya berkenalan dengan santai. Berbagai candaan mereka lemparkan satu sama lain membuat saya mulai merasa nyaman."
"Tadinya saya kekeuh mau pindah kelas, tapi saya tidak sengaja mendengar pembicaraan anak perempuan yang dibully oleh perempuan berkuasa di kelasnya. Saya takut, karena saya pernah merasakan dibully secara verbal saat smp. Dan saat itu juga saya sadar kalau kelas 1-F bukan hanya menganggap saya sebagai ketua kelas, mereka juga menjadikan saya sebagai seorang putri yang dilindungi. Saya merasa sangat senang diperlukan sangat spesial seperti itu. Berbagai support mereka berikan kepada saya, perlakuan baik dan unik setiap orangnya, semuanya membuat saya senang. Inilah alasan kenapa saya memutuskan kembali ke kelas ini. Saya merasa nyaman di sana, saya diperlakukan dengan baik, tidak seperti yang saya rasakan dulu."
"Saya merasa berteman dengan laki-laki lebih baik daripada dengan sesama perempuan. Mereka tidak pendendam, tidak membawa perasaan dalam setiap candaan, tidak membedakan gender, dan sangat menghormati perempuan. Untuk itu... saya hanya ingin bilang kepada semua orang di sini, kalau inilah kelas saya. Kelas 1-F yang berhasil membuktikan kalau kelas akhir bukan kelas yang berisi orang-orang bodoh. Kami memiliki Ma Jiaqi, Song Wenjia, dan Yan Haoxiang yang selalu menjadi juara kelas. Kami juga punya orang-orang lucu yang selalu menghibur kami, yaitu Ao Ziyi, Li Tianze, Zhang Zhenyuan, dan Chen Xida. Kami juga punya visual di kelas yang wajahnya ganteng-ganteng, ada Song Yaxuan, Ding Chengxin, Yao Jingyuan, dan Liu Yaowen. Kami juga punya orang yang selalu meramaikan suasana dan selalu berbagi apapun yaitu He Junlin. Kami juga punya si pendiam yang puitis, Chen Sixu."
"Tak lupa, kami juga memiliki wali kelas yang selalu sabar dengan kami. Yang selalu mengajar dengan bersikap seperti kepada teman sekaligus seperti seorang ayah. Zhang Laoshi. Terima kasih buat kalian semua. Saya benar-benar bersyukur memiliki kalian semua. Saya harap kalian semua dapat merubah mindset kalian tentang kelas kami. Saya di sini hanya ingin berbagi cerita kepada kalian semua. Untuk itu, saya akhiri public speaking saya hari ini. Terima kasih semuanya."
Xinyu membungkuk hormat, saat itulah air matanya jatuh. Dirinya entah kenapa merasa sangat emosional saat berbicara tentang kelasnya barusan. Bahkan dia tidak sanggup melihat wajah teman-temannya karena takut malah menjadi nangis. Xinyu juga tidak merasa gugup saat berbicara tadi. Entah kenapa, rasanya dia merasa ringan saja bercerita mengenai teman-temannya.
Di sisi lain, semua murid kelas 1-F yang sejak tadi menyimak ucapan Xinyu dengan seksama masih terdiam. Gak sedikit ada yang terharu sampai matanya ikut basah. Salah satunya Jingyuan dan Yaowen yang udah nangis diem-diem. Ziyi yang tengil aja berusaha nahan nangis karena merasa malu. Ucapan Xinyu benar-benar membuat mereka terharu. Mereka tidak nyangka Xinyu akan menceritakan mereka semua. Padahal Sixu udah bantuin Xinyu nulisin pidato public speaking. Tapi ternyata diam-diam gadis itu merencanakan hal lain.
Lalu sisanya seluruh penghuni aula bertepuk tangan dengan meriah kepada Xinyu. Xinyu yang sudah tidak tahan mau nangis pun langsung berjalan meninggalkan panggung. Bersembunyi kembali ke ruang olahraga indoor dan disambut dengan Yaoren yang masih ada di sana. Dia langsung memeluk Yaoren yang sudah melebarkan tangannya. Seolah paham kalau Xinyu sedang butuh pelukan sekarang.
"Gapapa, Xinyu. You did well. Itu bagus banget, aku sampai ikutan terharu dengernya." Bisik Yaoren sambil mengelus rambut Xinyu yang lebih pendek darinya.
-Class Princess-
this part....
tiba-tiba ngerasa kangen sama gen 2:( kangen moment mereka bareng dulu lagi. kangen liat mereka di summer games tahun 2017 sama 2018. kangen banget intinya😭
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬
Fanfiction(finished) Menjadi anak SMA adalah hal yang paling ditunggu oleh Xinyu. Membayangkan betapa serunya kehidupan masa SMA nya saja udah buat dia bahagia sendiri. Tapi sayangnya kenyataan tidak seperti ekspektasinya. Xinyu memang sudah menjadi anak SMA...