Beberapa minggu setelahnya, Xinyu dan teman-temannya menjalani kehidupan sekolah dengan lancar. Tidak ada masalah apapun, sekalipun ada masalah paling masalah orang-orang yang suka bolos piket, kayak si Tianze sama Xida. Tuh oknum suka nyari ribut emang, sampe Zhenyuan, selaku oknum yang piket hari Sabtu protes karena kerjaan dia di pagi hari jadi double karena dua oknum yang piketnya kebetulan barengan itu ninggalin kelas yang kotor.Abis dimarahin Xinyu mereka tobat kok syukurnya.
Tapi hari ini, ada yang berbeda. Gak hari ini aja, udah 3 hari ini Jiaqi gak masuk kelas. Alasannya izin dan ada urusan keluarga. Xinyu juga gak bisa hubungin partner wakil ketua kelasnya itu. Jiaqi kalau dichat balesnya lama dan selalu di waktu-waktu gak tentu. Entah ada apa, yang jelas Xinyu khawatir Jiaqi ada masalah yang serius banget. Mengingat anak itu baik banget ke dia, selalu bantuin dia ngurus kelas, sekarang udah menghilang entah kemana. Jujur aja, Xinyu merasa agak kualahan ngatur kelas tanpa sosok Ma Jiaqi.
"Jiaqi kemana ya..." Gumam Xinyu sambil nyenderin kepalanya di atas meja. Sekarang lagi jam istirahat dan Xinyu lagi duduk berhadapan sama Ziyi yang duduk menghadap ke dia. Cowok itu lagi asik makanin nasi goreng buatan emaknya sambil nyimak gumaman Xinyu.
"Sibuk ngurus pindahan." Balas Ziyi santai.
"Hah?!" Xinyu auto bangun dan natap Ziyi kaget.
"Pindahan?! Pindahan apa?!"
Ziyi tampak diam berpikir, kemudian dia memajukan badannya dan mengajak Xinyu untuk berbisik.
"Katanya Jiaqi mau pindah ke Shanghai."
"Serius lo?!"
Ziyi mengangguk-ngangguk sambil kembali menyendokkan nasi gorengnya ke mulutnya.
Xinyu terdiam, dia merasa sedih banget denger itu. Masa Jiaqi pindah secepat itu? Bahkan mereka baru kenal kurang dari setahun. Ralat, setengah tahun malah. Xinyu gak bisa, Jiaqi itu sangat membantunya, mau jadi apa Xinyu kalo gak ada dia? Mengingat peran ketua kelas kayaknya lebih mengarah ke Jiaqi. Cowok itu yang selalu ngasih saran dan arahan ke Xinyu, dia yang ngurus urusan sama guru, dan lain-lain. Xinyu cuma yang ngatur kelas sesuai arahan Jiaqi.
Xinyu makin lemes dengernya, dia kembali nyenderin kepalanya di atas meja dan rasanya mau nangis tapi dia tahan. Ziyi juga gak ngomong apa-apa lagi, dia yang paham kembali ke depan dan membiarkan Xinyu sendiri.
°°°
Setelah bel masuk, guru bahasa Inggris mereka hanya memberi tugas karena dia harus ikut rapat antar guru. Disaat yang lain sibuk kerjain tugas dan ada yang main-main, Xinyu masih di posisinya, tiduran di atas meja. Tidak berniat bangun. Segitu berpengaruhnya kepergian Jiaqi.
Pantes aja anak itu gak masuk 3 hari tanpa kabar, ternyata dia sibuk ngurusin kepindahan ke Shanghai. Xinyu sedih banget intinya.
"Itu Xinyu kenapa? Sakit?" Tanya Junlin saat menotis Xinyu yang gak bergerak sedikit pun. Ucapan Junlin sontak membuat satu kelas natap Xinyu. Iya juga, tumben Xinyu gak berkoar-koar di kelas.
"Lagi sedih." Balas Ziyi.
"Sedih kenapa?" Tanya Yaxuan.
"Ditinggal Jiaqi."
Semuanya diam kebingungan.
"Hah? Sesedih itu?" Tanya Tianze bingung.
"Yoi, kan tuh anak gak ada kabar, sibuk terus." Balas Ziyi.
"Ohh, Jiaqi mantep juga ye, gak dateng berhari-hari digalauin Xinyu." Sahut Junlin sambil kembali ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬
Fanfiction(finished) Menjadi anak SMA adalah hal yang paling ditunggu oleh Xinyu. Membayangkan betapa serunya kehidupan masa SMA nya saja udah buat dia bahagia sendiri. Tapi sayangnya kenyataan tidak seperti ekspektasinya. Xinyu memang sudah menjadi anak SMA...