Setahun berlalu, akhirnya kelas 2-F sudah berubah menjadi kelas 3-F. Tahun akhir SMA, tahun dimana semua murid sangat sibuk belajar untuk persiapan gaokao / ujian masuk universitas setelah ini.Walaupun kelas ini cenderung suka bermain-main, tapi kali ini mereka semua mulai berubah menjadi serius dan ambis buat belajar. Selama kelas 3 pula mereka lebih banyak dilatih dengan ulangan-ulangan harian mendadak. Jam belajar juga ditambah, yang tadinya sampai sore sekarang menjadi sampai malam. Sudah biasa bagi murid-murid. Tak lupa tumpukan buku yang ada dimana-mana dan tidak tau milik siapa. Kelas ini bener-bener sudah berubah.
Sama halnya dengan malam ini di pukul 7, Xinyu masih fokus mempelajari materi matematika yang belum dia pahamin. Kepalanya mau pecah aja karena belum juga mengerti materi ini. Sampai akhirnya dia menyerah dan menidurkan kepalanya di atas buku dengan lemas. Kepalanya menghadap jendela kiri, yaitu jendela sebelah bangku Sixu yang kosong. Di kelas ini hanya ada dirinya, Jiaqi dan Wenjia yang sibuk belajar dengan memakai earphone masing-masing, dan Chengxin yang duduk di mejanya sambil belajar juga. Tapi dia belajar dengan santai, sesekali memainkan pulpennya di tangan dan bersenandung kecil. Yang lain sedang pergi keluar untuk membeli cemilan atau makan malam.
Kepala Xinyu langsung tegak saat teringat sesuatu. Ya, dia melupakan fakta kalau Chengxin sangat jago dalam matematika. Dia mendengus kenapa daritadi gak kepikiran sama ini dan gak buat dia pusing karena mempelajarinya sendiri disaat Chengxin sedari tadi ada di dekatnya. Dengan cepat Xinyu membawa buku-buku matematikanya dan alat tulis ke meja Chengxin.
"Chengxin." Panggil Xinyu saat dirinya sudah berdiri di dekat Chengxin.
Chengxin mendongak. "Kenapa, Xinyu?"
"Boleh bantuin matematika, gak?"
Chengxin mengangguk, dia menepuk bangku Yaxuan yang kosong. Mempersilahkan Xinyu untuk duduk di bangku itu. Xinyu pun duduk tanpa ragu, membuka bukunya lalu menunjuk materi yang tidak dia pahami sejak tadi ke Chengxin. Laki-laki Ding itu mendekat, membaca materi itu kemudian memanggut.
"Ohh... Ini mudah kok." Chengxin mengambil pensil miliknya, lalu duduk lebih dekat dengan Xinyu agar dirinya lebih mudah menjelaskan. Sampai mereka tidak sadar kalau kepala mereka sudah dekat, mata Chengxin melirik Xinyu yang fokus dengan buku. Gadis itu tidak sadar kalau posisi mereka sudah dekat sekali, bahkan dalam bergerak dikit, pipi mereka bisa bersentuhan. Chengxin juga tanpa sadar meletakkan tangannya di punggung kursi tempat Xinyu duduk. Benar-benar sangat dekat sampai membuat Chengxin jadi gugup sendiri.
"Terus gimana, Cheng?" Tanya Xinyu sambil menoleh ke Chengxin, dirinya langsung terdiam saat matanya langsung berhadapan dengan wajah Chengxin yang sangat dekat dengan wajahnya. Hanya tersisa beberapa centi, dua benda kenyal itu mungkin sudah bersentuhan. Xinyu jadi ikutan gugup, tidak bisa bergerak dan terlarut dalam tatapan mata Chengxin yang terfokus ke dirinya. Sampai laki-laki itu tanpa sadar mulai mendekati wajahnya dan saat itulah Xinyu langsung tersadar dan bergerak menjauh.
Keduanya salah tingkah. Berusaha menormalkan nafas mereka sambil membuang muka.
"Caranya gini..." Chengxin membuka suara duluan, dia berusaha fokus kepada materi dan melupakan kejadian memalukan barusan. Xinyu pun begitu, berusaha fokus dan melupakan yang tadi.
•••
Butuh waktu 30 menit untuk Xinyu memahami materi yang susah tadi. Untungnya Chengxin sabar ngajarin dia, ngajarin pake metode-metode mudah biar Xinyu mudah ngerti. Setelah 30 menit, Xinyu pun berterima kasih ke Chengxin dan balik ke bangkunya untuk melanjutkan mengerjakan soal-soal di buku untuk melatih dirinya lagi.
Saat dirinya tengah sibuk dengan angka-angka dan rumus, beberapa temannya kembali ke kelas. Mereka adalah Yaowen, Yaxuan, dan Zhenyuan yang baru balik dari minimarket depan gedung sekolah. Karena kantin sudah tutup, jadinya murid-murid biasanya membeli makanan di minimarket tersebut.
"Xinyuu! Mau ramen, gak?" Tanya Yaowen berseru. Dia sedang mengecek air galon yang berada di depan kelas. Dispenser ini milik Tianze yang secara suka rela dia bawa ke kelas mereka agar teman-temannya mudah mengambil air minum.
"Enggak, Wen!" Balas Xinyu menggeleng. Dia memang sedang tidak ingin makan ramen karena takut perutnya akan sakit saat tidur.
"Oke." Kemudian Yaowen dan Zhenyuan sibuk membuat ramen dengan menggunakan air dispenser tadi.
"Nih makan," sekotak susu cokelat dan sebungkus sandwich diletakkan di atas meja Xinyu. Tanpa harus lihat, Xinyu sudah tau siapa pelakunya.
"Makasih, Yaxuan." Balas Xinyu sambil mendongak dan mengulas senyumnya. Yaxuan membalas dengan senyum juga, lalu balik ke bangkunya setelah mengacak pelan rambut Xinyu. Ya emang ini udah kebiasaan dia yang Xinyu udah hafal sekali.
Sebenarnya Xinyu emang udah lapar daritadi. Tapi dia milih untuk belajar dulu baru makan sepuasnya. Untung Yaxuan memberinya sandwich sebagai pengganjal perut. Dengan lahap, Xinyu menghabiskan roti isi sayuran dan daging itu.
Setelah puas makan, Xinyu kembali berkutat dalam tugasnya sampai jam menunjukkan angka 8. Saat jam ini pula lah satu persatu teman-temannya sudah di kelas dan melanjutkan belajar mereka. Xinyu sudah memakai earphone agar dia bisa belajar dengan tenang tanpa suara.
10 menit setelahnya, Xinyu berhenti melanjutkan belajarnya itu. Badannya sudah pegal karena duduk dengan posisi yang sama selama hampir sejam. Meregangkan badannya, lalu merebahkan kepalanya di atas meja. Belajar seharian benar-benar membuatnya kelelahan dan tanpa sadar jatuh tertidur saat itu juga. Dengan telinga yang masih tersumpal earphone, Xinyu tidak dapat mendengar Yaowen yang memanggilnya sejak tadi. Karena tidak mendapat respon, Yaowen pun berinisiatif untuk menghampiri gadis itu langsung dan bermaksud untuk menanyakan catatan kepada gadis itu.
Tapi yang didapati Yaowen adalah Xinyu yang tertidur pulas menghadap ke bangku Sixu yang tengah fokus menulis sesuatu dengan memakai headphone-nya. Yaowen menatap wajah itu sejenak, lalu berjalan kembali ke bangkunya untuk mengambil sesuatu dan kembali ke tempat Xinyu.
Dengan lembut, dia menyelimuti punggung kecil gadis itu dengan jaket miliknya. Sadar kalau Xinyu hanya memakai seragam kaos olahraga berlengan pendek, Yaowen menutupinya dengan jaketnya agar gadis Zhou itu tidak kedinginan. Lalu kembali ke bangkunya setelah merapihkan rambut Xinyu yang menutupi wajahnya.
-Class Princess-
buset 1 part dapat 3 moment uwu😭
abisnya kudu ngejar target biar bisa pas sampe tamat hshshsh. sabar guys, beberapa moment lagi akan ending. tebak setelah ini ada moment sama siapa?? wkwkwk
btw class princess udh reached 10k viewers!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬
Fanfiction(finished) Menjadi anak SMA adalah hal yang paling ditunggu oleh Xinyu. Membayangkan betapa serunya kehidupan masa SMA nya saja udah buat dia bahagia sendiri. Tapi sayangnya kenyataan tidak seperti ekspektasinya. Xinyu memang sudah menjadi anak SMA...