21 : Pick Her

338 76 6
                                    

Satu minggu telah berlalu.

Dan selama satu minggu itu pula lah Xinyu tidak hadir ke sekolah. Alasannya masih sama, dia masih izin tidak masuk karena masih dalam suasana berduka. Ponselnya benar-benar tidak aktif, semua teman-teman Xinyu tidak bisa menghubungi gadis itu.

Selama satu minggu ini juga ketiga belas laki-laki di kelas 1-F merasa lesu dan tidak semangat. Bahkan si Ziyi yang biasanya suka melawak atau debat sama Tianze pun jadi pendiem akhir-akhir ini. Seketika jiwa pelawak kelas 1-F udah berubah begitu aja. Yang biasanya selalu berisik dengan lawakan-lawakan atau adu bacot, jadi lebih sunyi dan dingin.

Sosok Xinyu memang berpengaruh besar buat mereka.

"Guys, gue gak bisa gini terus!" Tiba-tiba Ziyi bangkit dari duduknya dan berseru. Sontak membuat suasana kelas yang hening jadi kembali hidup karena seruan Ziyi.

"Gue gak bisa cuma diem aja tanpa tau kabar Xinyu. Kita harus lihat dia!" Seru Ziyi lagi menggebu-gebu. "Bodoamat sama dia yang gak mau diganggu. Tapi ini udah seminggu, kita sebagai teman sekelasnya harus hibur dia."

Semuanya menyetujui ucapan Ziyi. Mereka mengangguk-angguk tanpa bersuara.

"Terus kita harus gimana?" Tanya Junlin di depan Ziyi.

"Kita samperin ke rumahnya besok pagi." Balas Ziyi tanpa ragu.

"Kenapa harus besok pagi? Kenapa gak hari ini aja pas pulang sekolah?"

Ziyi terdiam sebentar, lalu dia menatap teman-temannya satu-satu. Bahkan Ziyi baru sadar kalau Sixu pun tengah memperhatikannya, itu tandanya Sixu pun ikut merasa kehilangan dan setuju dengan Ziyi.

"Gue ada rencana." Ucap Ziyi dengan wajah serius, membuat satu kelas menatapnya dengan penasaran.

•••

Satu minggu ditinggal pergi oleh neneknya tidak juga membuat Xinyu bisa mengikhlaskan semuanya. Setiap dia berusaha menguatkan hatinya, Xinyu akan kembali teringat dengan neneknya itu. Setiap Xinyu keluar kamar, kepalanya terus mengingatkannya dengan kenangan-kenangan bersama nenek yang terus bersamanya sejak kecil. Sosok yang selalu bersamanya lebih dekat daripada orang tuanya sendiri.

Salah satu contohnya saat Xinyu hendak melewati ruang tengah rumahnya. Bayangan neneknya yang biasanya selalu menonton televisi sambil merajut terlintas di otaknya. Bahkan gak jarang Xinyu merasa berhalusinasi dan tanpa sadar memanggil neneknya terus. Tapi yang dia dapatkan hanyalah suara semilir angin dan kekosongan. Tidak ada siapa-siapa disana.

Lalu contoh lainnya adalah saat dia makan. Sekarang mamanya bertanggung jawab dalam masak. Tapi, Xinyu tidak terbiasa dengan masakan mamanya. Lidahnya seolah menolak masakan itu. Bukan itu makanan yang selalu dia coba, makanan neneknya sudah lengket di lidahnya sampai dia tidak bisa menerima makanan yang dibuat mamanya. Hal ini juga membuat Xinyu terkadang merasa rindu berat sama neneknya, tapi dia tidak bisa apa-apa karena beliau sudah pergi jauh meninggalkan dirinya di dunia ini.

Selama seminggu ini kegiatan Xinyu lebih banyak melamun dan tidur. Atau terkadang dia mendengar musik dari speaker bluetooth miliknya untuk mengusir keheningan. Biasanya Xinyu suka melamun di depan jendela kamar sambil mendengar lagu-lagu. Setelah lelah, dia akan tidur untuk melupakan bayangan neneknya yang terus terngiang di kepalanya. Lalu biasanya Xinyu akan makan saat mamanya mengantar makanan dan menyuapi anak semata wayangnya itu. Ngomong-ngomong, Xinyu sempat jatuh demam di hari kedua kematian neneknya.

Kedua orang tua Xinyu memutuskan untuk mengambil cuti panjang. Mereka harus berada di sisi anak mereka dan menghibur gadis itu dari keterpurukannya. Mereka juga sudah memutuskan untuk memilih menetap di Chongqing saja dan tidak akan pindah kemana-mana sampai Xinyu sudah tamat SMA.

𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang