Seperti rencana yang mereka siapkan semalam, hari ini mereka nekat bolos sekolah bersama. Mereka pergi ke Disneyland dengan menggunakan mobil Van pribadi milik keluarga Junlin.Awalnya rencana mereka hanya akan ke Disneyland tanpa ada embel-embel disewa khusus. Tapi, oknum bernama Yan Haoxiang yang selalu diam itu tiba-tiba mengangkat suara dan berhasil membuat satu kelas terhenyak kaget mendengar ucapannya.
"Besok gue sewa Disneyland sehari buat kita. Kalo ada orang-orang kita jadi gak bebas dan kita bakal dilaporin karena bolos kelas." Ucapnya dengan nada dingin tapi tersirat bentuk keperhatian di dalam.
"NJIR SERIUS LO? DISNEYLAND? LO SEWA SEHARI?!" Teriak Zhenyuan yang mendengarnya sampai kejungkal. Ya gimana gak kaget, taman hiburan sebesar itu bakal disewa oleh Haoxiang?!
"Iya." Balas Haoxiang pendek.
"TAPI-"
"Shutt dah diem lu ah! Keliatan banget miskinnya kalo gini. Lo gak tau apa kalo Haoxiang itu Sultan?!" Yaowen memotong ucapan Zhenyuan sambil menutup mulut cowok itu dari belakang agar tidak berbicara lagi.
"Anjrid gue gak tau!"
"Kudet sih lu."
"Buset gue gak nyangka Haoxiang sesultan itu..."
"Perusahaan bapaknya aja dah sampe Kanada."
"Ya Tuhan... jiwa miskin ini terguncang..."
Yaowen cuma ketawa mendengarnya.
"Oke, jadi Haoxiang, lo yang atur Disneyland, ya?" Tanya Ziyi memastikan.
Haoxiang menjawab dengan anggukan. Ziyi yang udah tau seberapa sultan Haoxiang pun sudah terbiasa dan gak merespon dengan lebay kayak Zhenyuan.
"Kita kesana naik apaan?" Tanya Tianze sambil memakan es krimnya.
"Naik mobil Van gue aja! Gue ada dua di rumah. Cukup lah buat kita." Sahut Junlin sambil mengacungkan tangannya.
"Buset... orang-orang napa bisa sultan gini sih..." Zhenyuan mengelus-ngelus dadanya. Dia gak bohong kalau jiwa miskinnya meronta-ronta. Ya walaupun dia gak miskin-miskin banget, tapi jelaslah Zhenyuan kalah jauh sama Haoxiang dan Junlin yang memang Rich Boy di kelas mereka.
"Oke, naik mobil Van Junlin. Terus kita jemput Xinyu naik itu?" Tanya Ziyi lagi. Ini dia mendadak jadi ketua rencana bolos buat besok. Emang kalo udah urusan bolos, Ziyi bakal semangat empat lima.
"Menurut gue jangan deh." Chengxin membuka suara setelah berdiam lama sambil menyimak mereka semua. "Mending kita jemput dia naik sepeda dulu. Nanti kita bawa ke tempat Junlin buat naik Van. Kalo kita naik Van entar orang tuanya mikir yang enggak-enggak sama kita." Chengxin menjelaskannya. "Ya walaupun emang ada sisi enggak-enggaknya juga sih... ngajak dia bolos itu tuh."
"Halah bolos sekali gak papa kok. Gak bakal bikin lo gak lulus gaokao!" Sahut Yaowen dengan santai.
"Bener tuh! Lagian ini punya niat yang baik. Kita kan mau menghibur Xinyu biar dia gak berduka terus." Ziyi menyetujui ucapan Yaowen.
Di sisi lain, Jiaqi dan Wenjia yang selaku anak baik-baik cuma diam tanpa bisa berkata apa-apa. Mereka sedang diliputi rasa bimbang, antara ingin ikut tapi takut sama sekolah. Tapi kalo gak ikut juga gak mungkin lah. Masa nanti mereka berdua aja yang masuk kelas? Yang ada mereka ntar diteror sama Laoshi.
"Lo ikut, Qi?" Tanya Wenjia.
"Hmm ikut deh kayaknya." Balas Jiaqi ragu.
"Mending ikut aja deh. Gue ngeri juga bayangin kita gak ikut, ntar kita ditanyain terus sama Laoshi. Terus ntar mereka ketahuan dan marah sama kita."
"Gue juga mikir gitu. Kita ikut aja deh. Sekali-sekali bolos."
Wenjia terkekeh kecil.
Lalu di samping mereka, ada Jingyuan yang sedari tadi merasa bimbang sendirian. Pikirannya terus berdebat tentang rencana bolos mereka ini.
"Jing, lo ikut kan?" Tanya Junlin berbisik ke Jingyuan yang daritadi cuma nunduk.
"Hmm gak tau..."
"Lah kok enggak tau? Ikut dong! Kan kita mau jemput Xinyu. Lo bilang lo kangen sama dia kan?"
"I-iya sih, tapi... nanti Mama marah kalo aku bolos."
Junlin menghela nafasnya kasar. "Astaga, Jingyuan. Dimarahin sekali gak papa lah! Lo gak bosen apa disayang-sayang mulu sama emak. Sekali-sekali dong dimarahin! Rasanya mantep, Jing."
"Apanya yang mantep? Dimarahin kok malah enak?"
"Iya, mantep seremnya."
"Ish!" Jingyuan mendengus.
"Ayo dong, Jing! Gak seru ah kalo gak semua ikut. Ntar Xinyu gak terharu lihat kita yang gak kompak. Lo mau Xinyu sedih karena gak ada lo nanti?"
Jingyuan menggeleng-geleng kuat.
"Nah! Ikut, ya?"
Dan setelah diprovokatori oleh Junlin, Jingyuan pun akhirnya setuju untuk ikut dengan mereka.
Kembali ke Ziyi dan kawan-kawan.
"Btw, gue sampe lupa. Disini semuanya setuju kan buat pergi ke Disneyland? Atau ada yang merasa keberatan dan milih gak ikut?" Tanya Ziyi setelah sadar dengan hal penting ini.
Ziyi memperhatikan satu persatu teman-temanmya. Tidak ada yang membalas, itu tandanya semuanya setuju.
"Oke, fix ya. Besok kita kumpul di depan lapangan basket dekat sekolah jam 6 pagi. Abis itu ke rumah Xinyu bareng-bareng dan jemput dia. Abis itu kita ke kantor Papanya Junlin buat naik mobil Van. Cocok??"
"COCOKK!"
Terakhir, baju kaos yang Xinyu dapat tadi adalah baju yang dipersiapkan Junlin lagi. Entah gimana caranya dia bisa mendapatkan 14 baju kaos berwarna biru muda dan memberikannya kepada mereka semua pagi ini untuk dipake bersama.
Benar-benar rencana mendadak yang kelewat matang.
-Class Princess-
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬
Fanfiction(finished) Menjadi anak SMA adalah hal yang paling ditunggu oleh Xinyu. Membayangkan betapa serunya kehidupan masa SMA nya saja udah buat dia bahagia sendiri. Tapi sayangnya kenyataan tidak seperti ekspektasinya. Xinyu memang sudah menjadi anak SMA...