Jangan lupa untuk vote dan komen, karena ini gratis
1
23
Happy reading***
Rylin berangkat kesekolah dengan lesu, tidak ada rasa semangat saat berangkat ke Sekolah. Bahkan semampu Rylin tidak bisa tidur karena memikirkan kondisi Zidan. Apapun akan Rylin lakukan demi Zidan, seperti semalam yang dirinya mendonorkan darahnya .
"Setidaknya aku berguna bagi kalian" kata Rylin dalam hati.
Sudah Rylin duga, berita Zidan yang masuk Rumah Sakit pasti akan menghebohkan seluruh murid di SMA Harapan Bangsa. Lihat saja sekarang banyak dari murid-murid disana berkerumun dan bergosip ria.
"Kasihan banget kak Zidan, siapa yang tega ngelakuin itu sama dia?"
"Iya, pasti keluarganya sedih banget, apalagi Kak Anca"
"Jelaslah, orang dia pacarnya"
"Semoga Zidan cepat sembuh"
Rylin mendengar semuanya, dia bersyukur karena banyak yang mendoakan Zidan agar lekas sembuh. Sama seperti mereka yang sedih dengan kondisi Zidan, Rylin pun sama sedihnya. Apalgi disini dialah yang tersalahkan oleh orang tuanya.
***
"Anca jangan nangis dong, gue yakin Zidan bakalan sembuh" hibur Salsa menenangkan Anca yang menangis dari semalam."Gimana gue gak nangis, orang pacar gue masuk Rumah Sakit gitu. Siapa sih yang tega mau bunuh Zidan, setahu gue dia itu gak punya musuh" kata Anca disela-sela tangisnya.
"Nanti kita ke Rumah Sakit, kita tengok Zidan terus kita tanya sama tante Adhiti, siapa yang mencelakakan Zidan" kata Salsa. Gadis itu lalu memeluk sahabatnya itu. Sebenarnya Salsa malas ke Rumah Sakit tapi melihat Anca yang menangis terus-terusan mau tidak mau Salsa harus memenangkannya, bukannya Zidan juga temannya. Bahkan dari semalam gadis itu menelponnya untuk ditemani ke Rumah Sakit.
"Dari pada lo nangis gak jelas, mending lo mandi, terus lo siap-siap kita ke Rumah Sakit" suruh Salsa. Mendengar itu membuat Anca segera berlari menuju kamar mandi.
"Rylin" panggilRylin menoleh, kemudian dia berjalan mendekati Echa yang sedang melambaikan tangannya. Disana juga ada Alfa dan Putra yang sedang saling memukul tapi bukan karena mereka bertengkar melainkan hanya bercanda tampa menyadari kehadiran Rylin yang sadari tadi melihat tingkah konyol mereka.
"Bukan teman gue" kata Echa sambil berkacak pinggang. Mendengar itu Putra langsung berhenti lalu mentap Echa. Apa Echa tidak sadar dengan yang dia katakan atau Putra yang salah tangkap perkataan Echa?
"Bukannya aku pacar kamu?" tanya Putra hati-hati. Echa sangat malas menanggapi pertanyaan Putra. Dalam hati Echa berkata, "Memang kata siapa kamu bukan pacarku".
"Apa mereka sedang bertengkar?" tanya Rylin dalam hati. Rylin begitu bingung melihat Echa yang bersikap dingin terhadap Putra. Ingin rasanya Rylin bertanya tentang masalah mereka, tapi Rylin rasa itu tidak sopan mengingat dia baru saja menjadi teman mereka. Rylin juga harus menghargai privasi mereka berdua.
"Kalaupun mereka ada masalah pasti mereka akan baikan lagi" kata Rylin dalam hati.
"Rylin lo kemarin bolos? Lo bolos dimana? Gara-gara lo, gue kemarin dihukum harus bersihin toilet sama Bu Saroh" tanya Echa dan tanpa sengaja dia menyalahkan Rylin.
"Kalau saja lo gak bolos kemarin, mungkin gue gak akan dihukum. Seharusnya gue gak dihukum karena sudah belain lo, harusnya yang dihukum itu cuma Salsa sama Anca karena sudah jahatin lo" kata Echa sedikit kecewa. Namun bukan rasa kecewa saja yang dirasakan Echa. Ada rasa kesal dan marah saat melihat sikap Rylin yang tidak pernah melawan ketika dia dibully. Sekali saja Rylin kabur dari masalahnya tanpa menyelesaikannya itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rylin (Bisu) ✔
Teen FictionCerita belum direvisi jadi jika ada kata yang tidak dimengerti, terdapat typo, mohon dimaafkan. Saya usahakan untuk merevisi bagain awal awal part yang saya rasa terdapat banyak typo. Apa jadinya kalau kita dibenci oleh keluarga karna satu kekuranga...