Part 43 Terungkap

3.6K 265 78
                                    

Jangan lupa votmen.
Happy reading.
***

"Apa hubungan Rylin, Dirta dengan pendonoran ginjal untuk Zidan? Apakah Rylin itu teman Dirta dan Rylin itulah yang mendonorkan ginjalnya untuk Zidan?"

Hendra sudah menduga pertanyaan itu akan di tanyakan oleh istrinya, Adhiti. Pria itu pun bingung harus menjawab apa, sedikit saja dia salah menjawab maka akan semakin cepat rahasianya terbongkar.

"Papa kenapa diam? Jawab Pa, jawab!" tuntut Adhiti.

"Diam!" bentak Hendra. "Kalau Mama berteriak seperti nanti Zidan bangun. Papa sudah berulang kali menjawab itu, kalau pendonor ginjal untuk Zidan itu tidak mau disebutkan namanya" jawab Hendra.

"Bukan jawaban itu yang Mama mau. Mama tanyanya, apa teman Dirta itu adalah Rylin, orang yang mendonorkan ginjalnya untuk Zidan?" tanya Adhiti sekali lagi. "Jawab Pa, jawab" tekan Adhiti.

"Iya, anak itu yang sudah mendonorkan ginjal untuk Zidan. Puas! Mama puas dengan jawabannya?!"

Terkejut? Ya, Adhiti terkejut mengetahui kalau Rylin adalah pendonor ginjal untuk Zidan. Adhiti tidak sanggup lagi menahan beban tubuhnya, saking tidak sanggupnya, wanita itu menjatuhkan tubuhnya ke lantai sambil mentap suaminya tidak percaya.

"Kenapa Papa tidak bilang dari awal, kalau anak yang selama ini kita benci telah mendonorkan ginjalnya?" tanya Adhiti dengan lirih. Walaupun Adhiti membenci Rylin, bahkan sampai sekarang ini masih membenci Rylin. Tapi, jika mendengar anak yang selama ini dia benci telah rela berkorban, Adhiti juga akan merasa bersalah.

"Tolong jawab! Kenapa Papa ngorbanin Rylin? Kan masih ada orang yang lain selain yang bisa mendonorkan ginjalnya untuk anak kita" Adhiti merasa frustasi. Dia paling tidak suka di bohongi, apalagi mengenai keselamatan anaknya.

"Kamu tahukan kalau waktu itu Dokter meminta dicarikan pendonor ginjal untuk Zidan. Waktu itu Dokter menyuruh untuk mendapatkan pendonor sesegera mungkin, Papa bingung harus mendapatkan pendonor dimana. Jadi Papa teringat sama Rylin, Papa yakin kalau ginjal anak itu sangat cocok dengan ginjal Zidan dan ternyata itu benar" jelas Hendra. Untuk apalagi dia menutupi segalanya, toh semuanya sudah terbongkar.

Adhiti menggeleng. "Kenapa Papa tidak memberitahukan dari awal? Papa cuma bilangnya kalau ada seorang yang berbaik hati mau mendonorkan ginjalnya untuk Zidan secara percuma, dan ternyata orang itu adalah Rylin" kata Adhiti.

"Kenapa Mama harus sesedih ini? Harusnya Mama senang dengan hal ini, setidaknya anak itu berguna, tidak sia-sia bukan anak itu kita besarkan"

Ucapan Hendra tidak dipedulikan sama Adhiti. Kini hati wanita itu dilanda rasa bersalah. Entah kenapa ketika mengetahui bahwa Rylin mendonorkan ginjalnya untuk Zidan, perasaannya menjadi campur aduk, antara senang dan sedih.

Teman saya itu tidak pernah di sayangi sama orangtuanya, terlebih lagi Mamanya. Mereka akan bersikap manis kepada teman saya itu kalau didepan keluarga mereka. Teman saya itu disiksa, dimarahi bahkan di asingkan kepada semua orang

Adhiti kembali teringat kata-kata Dirta beberapa hari lalu. Dia baru tahu ternyata orangtua yang dimaksud Dirta adalah dirinya. Jadi selama ini Dirta sudah banyak mengetahui tentang penyiksaan yang mereka lakukan terhadap Rylin.

Adhiti baru tersadar sudah banyak kali Dirta membicarakan soal keluarga temannya, yang dimaksud adalah Rylin.

Adhiti segera berdiri, dia harus mengatasi semuanya, dia harus meminta Hendra untuk menyuruh Dirta tutup mulut soal keluakuan buruk mereka terhadap Rylin. Perasaan Adhiti mulai gelisah, dia sekarang ini sudah tidak perduli lagi dengan Rylin, walaupun Rylin sudah mendonorkan ginjal untuk Zidan sekalipun. Yang Adhiti perdulikan nasib serta kehormatan keluarganya jika orang-orang tahu bahwa selama ini anak mereka yang perempuan berada di luar negeri itu cuma rekayasa. Nyatanya anak mereka, Rylin berada di dekat mereka.

Rylin (Bisu) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang