Part 44 Alfa,Echa dan Kebenaran

3.6K 229 50
                                    


Jangan lupa votmen kawan!
Hayuk ramaikan!

Happy Reading

***

"Rylin!!" teriak Zidan begitu bangun dari tidurnya. Keringat dingin mulai membasahi kening Zidan. Napasnya begitu memburu ketika, jantungnya begitu berdetak sangat cepat.

"Tidak!" teriaknya lagi.

Adhiti beserta yang lainnya segera menghampiri Zidan. Wanita paruh baya itu lalu memberikan segelas air putih untuk anaknya. Dengan cepat Zidan langung meminum air putih habis tak tersisa.

Selepas minum, Zidan langsung memeluk Mamanya dengan erat sambil menangis.

"Kamu kenapa Zidan? Kamu mimpi buruk?" tanya Adhtiti dengan nada yang khawatir. Bukan hanya Adhiti, melainkan Hendra, Regan dan Nenek Rivia juga ikut mengkhawtirkan Zidan.

"Kamu kenapa sih? Cerita sama nenek" Zidan enggan untuk menjawab pertanyaan neneknya. Yang hanya dilakukannya adalah menangis.

"Biarkan Zidan tenang dulu" kata Hendra.

Akhirnya mereka membiarkan Zidan menangis sembari memenangkannya. Zidan yang merasa sudah mulai tenang langsung menceritakan apa yang dialaminya.

"Tadi Zidan mimpi buruk. Di mimpi Zidan lihat Rylin yang terbaring lemah di Rumah Sakit. Wajah Rylin pucat Ma, Rylin kesakitan disana, dia kesepian nggak ada temannya" terang Zidan.

Semuanya diam. Terlebih Adhiti dan Hendra. Pasangan suami istri itu sudah menyadari kesalahan mereka dan berniat untuk menjenguk Rylin setelah Zidan sadar.

"Sayang" Adhiti mengelus rambut Zidan, "Kamu jangan khawatir, itu cuma mimpi, bunga tidur. Rylin pasti baik-baik saja"

"Nggak Ma, bagaimana perasaan Zidan bisa tenang kalau dalam mimpi itu Zidan lihat Rylin meninggal. Semuanya seakan-akan nyata, melihat Rylin yang berjuang antara hidup dan mati disana. Bukan hanya itu Zidan lihat Kak Kirana disana, Kak Kirana bawa Rylin pergi padahal Zidan sudah larang"

"Kamu yang tenang sayang. Sebentar kita ketemu Rylin, kita akan minta maaf sama dia" kata Adhiti.

Zidan merasa senang, karena akhirnya orangtuanya sudah menyadari kesalahan mereka, sama seperti dirinya.

Apa mereka belum tahu kalau Rylin sudah......

"Kenapa disaat Rylin ada di samping kita, selalu diusir? Sekarang disaat kita butuh Rylin, dia gak ada. Apa Rylin pergi ninggalin kita seperti yang kita mau dulu? Zidan nyesal Ma. Harusnya sebagai Kakak, Zidan lindungi Rylin bukan malah ikut-ikutan nyiksa dia" lirih Zidan.

Hendra mendekat lalu memeluk anaknya. "Ini salah Papa, kalau saja Papa dulu menjaga kalian dengan baik mungkin saja sekarang ini Papa, Mama, Kirana, kamu sama Rylin pasti akan hidup berbahagia" kata Hendra. Dia merasa semua ini akibat kelalaiannya yang tidak bisa menjaga anak-anak. Jadi, akhirnya seperti ini, semua anak-anaknya menjadi korban kelalaiannya. Kirana meninggal, Zidan hidup dengan rasa kebencian terhadap adiknya dan Rylin hidup ditemani luka yang diciptakan oleh orangtuanya sendiri. Rylin yang sedari kecil sudah mendapat perlakuan buruk dari orangtuanya, padahal Rylin tidak tahu menahu, yang Rylin pikir dirinya dibenci karena dia mempunyai kekurangan saja. Rylin pikir orangtuanya malu karena itu, makanya dia dibenci.

***

"Sudah Anca, lo gak usah nangis. Tenangin diri lo" kata Dirta mencoba menenangkan Anca.

"Sok-sok an tenangin gue, padahal lo sendiri sama khawatirnya dengan gue" balas Anca.

Rylin (Bisu) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang