Part 42 Surat

3.3K 253 33
                                        

Yuhuuu....
Jangan lupa votmen kawan
Marah"nya di skip dulu, baca ceritanya dulu habis itu boleh marahin aku, ohh.

Happy Reading.
***

Seperti permintaan Rylin kemarin, Dirta pergi ke rumah Rylin untuk mengambil surat. Surat-surat tersebut sudah ditulis oleh Rylin sebelum dia ke Rumah Sakit. Sebelum memasuki rumah Rylin, Dirta mulai memperhatikan sekitarnya. Takutnya nanti ada orang-orang yang melihatnya masuk dan menuduhnya sebagai seorang pencuri.

Aman. Batinnya.

Pertama kali masuk ke dalam rumah Rylin, Dirta melihat foto keluarga Rylin. Tidak ada Rylin di foto itu, hanya ada foto orang tua Rylin dan Zidan saja.

Dirta belum pergi ke kamar Rylin, dia berencana untuk mencari barang bukti yang akan digunakannya untuk memasukan orangtua Rylin ke dalam penjara. Dirta sendiri sudah berniat akan melaporkan orangtua Rylin ke kantor polisi dan Komisi Perlindungan Anak atas tindakan kekerasan kepada anak.

Pertama-tama Dirta pergi menuju gudang, Dirta sangat yakin gudang adalah salah satu dari tempat dimana Rylin pernah disiksa oleh orangtuanya.

Dirta mencoba membuka pintu gudang.

Ceklek! Tanpa perlu susah payah pintu gudang itu langsung terbuka dengan mudahnya. Mata Dirta langsung tertuju ada beberapa patahan sapu. Tidak perlu menunggu lama Dirta langsung memotret patahan sapu itu sebagai salah satu barang bukti. Setelah dari gudang, Dirta melangkahkan kakinya ke dapur. Sesampainya di dapur, Dirta melihat bercak-bercak darah dilantai yang telah mengering. Bukan hanya itu, Dirta juga menemukan sebuah pisau dengan darah dimata pisau itu yang sudah mengering. Dirta menduga pisau inilah yang Hendra gunakan ketika menusuk perut Zidan. Tidak mau berlama-lama, Dirta memotret bercak darah yang ada dilantai dan di pisau itu. Dirta juga menyimpan pisau itu ke dalam kantung plastik.

"Gue yakin ini bisa dijadikan bukti untuk memasukan mereka ke dalam penjarah" kata Dirta.

Dirta membuka pintu kamar Rylin, kemudian masuk ke dalam. Dirta mengamati seluruh penjuru kamar Rylin yang sangat sederhana. Sangat rapi, pikirnya.

Aku mau kamu pergi ke rumah untuk mengambil surat-surat yang aku simpan dilaci samping tempat tidurku.

Surat itu kamu bawa kesini lagi, nantinya kamu kasih setiap surat itu ke orang-orang yang tertulis namanya disurat itu.

Dirta mengambil surat ditempat yang Rylin maksud. Ada tiga buah surat. "Alfa, Salsa, Echa dan Putra"

"jadi surat ini untuk manusia-manusia bodoh itu. Untuk apa Rylin bersusah payah menulis surat ini untuk mereka? Kayak Rylin mau pergi jauh aja. Eh tapi mana mungkin Rylin mau pergi, gue yang bakalan bawa pergi Rylin dari kehidupan mereka yang sudah membuat Rylin menderita".

Dirta tetap akan membawa Rylin pergi setelah Rylin keluar dari rumah sakit. Ada rasa penasaran membaca surat-surat yang ditulis Rylin untuk teman-temannya. Dengan lancang Dirta membuka salah satu surat yang kebetulan surat itu untuk Alfa.

"Teruntuk Alfa orang yang aku sayangi" baca Dirta, dia tidak berani melanjutkan membaca surat itu, hatinya seperti sakit mendengar kata 'orang yang aku sayang'.

"Sayang? Jadi Rylin menyukai orang yang bernama Alfa? Orang yang sudah meninggalkan dia?" Dirta menahan air matanya untuk tidak keluar.

Rylin (Bisu) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang