Sekarang ini Rylin tengah berada di rumah sakit. Dia masih belum sadar dari pingsannya . Sudah sekitar 3 jam lamanya Rylin belum bangun.
Ceklek
Seorang dokter keluar dari ruangan dimana Rylin di rawat."Permisi, Keluarga atas nama Rylin?". Tanya dokter itu. Echa dan Bu Kartika pun langsung menoleh.
"Kami keluarganya Dokter". Bohong Bu Kartika.
"Apa anda orang tua dari Rylin?". Tanya Dokter itu lagi.
"Bu----". Perkataan Echa langsung terpotong oleh Ibunya.
"Iya dok saya Ibunya, kalau ini Kakaknya" Jawab Bu Kartika.
"Jadi begini Bu, ada yang saya mau beritahukan tentang kondisi anak ibu, tapi kita bicarakan di ruangan saya". Kata Dokter itu.
"Iya Dok". Setelah itu Dokter tersebut meninggalkan Bu Kartika dan Echa. Saat Bu Kartika akan menyusul Dokter tersebut, Echa langsung menahan Bu Kartika.
"Ibu sebaiknya kita hubungi dulu orangtua Rylin. Kayaknya yang mau dokter bicarakan itu sangat penting". Saran Echa.
"Echa Ibu juga maunya begitu. Tapi itu percuma saja Orangtua Rylin pasti tidak akan datang dan mereka juga pasti tidak akan perduli dengan kondisi Rylin sekarang ini". Kata Bu Kartika lembut pada Echa.
"Kasihan banget Rylin. Siapa sih keluarga Rylin itu Bu?, Echa belum tahu siapa saja Keluarga Rylin. Ibu mau Kan beritahu Echa?. Tanya Echa dengan harapan Bu Kartika mau memberitahukan siapa saja Keluarga Rylin.
"Echa sayang, Ibu belum bisa kasih tahu kamu. Kalau Rylin mengijinkan untuk kasih tahu kamu Ibu pasti kasih tahu kok?". Kata Bu Kartika lembut pada Echa yang banyak tanya ini.
"Yasudah Bu, Ibu pergi dulu di ruangan Dokter itu. Nanti Echa yang jaga Rylin di sini". Kata Echa. Bu Kartika pun hanya tersenyum dan meninggalkan Echa.
Ceklek...
Saat Echa membuka pintu pemandangan yang dia lihat adalah Rylin yang belum sadar. Echa pun melangkahkan kakinya mendekati Rylin. Kondisi Rylin saat ini sangat memprihatinkan wajahnya yang pucat dan ada sedikit memar di jidatnya."Kenapa lo bisa gini sih Rylin?" Tanya Echa pada Rylin yang masih belum sadar.
"Bangun dong Rylin, gue khawatir sama keadaan lo" Kata Echa. Tampa sadar air matanya langung turun membasahi pipinya. Echa yang terus menangis tidak sadar bahwa Rylin telah sadar.
"Echa kok nangis sih?". Tanya Rylin dalam hati. Rylin pun memegang tangan Echa.
"Rylin lo sudah sadar". Terkejut Echa dengan senang. Rylin hanya mengangguk setuju sesekali memandangi ruangan rumah sakit.
"Notebook" Kata Rylin menggunakan bahasa isyarat pada Echa.
"Semoga Echa bisa mengerti" Kata Rylin dalam hati sambil berharap Echa mengerti maksud dari Rylin."Notebook" Tebak Echa. Rylin hanya mengangguk .
"Mmm ini dia" Kata Echa sambil memberikan notebook kepada Rylin. Dengan senang hati Rylin mengambil notebook itu. Dia pun mulai menulis di notebooknya.
"Makasih Echa". Lalu Rylin perlihatkan pada Echa.
"Sama-sama Rylin" Balas Echa. "Kok aku bisa ada di rumah sakit ya Echa?". Tulis Rylin di notebook lalu memperlihatkan pada Echa.
"Ohh gue sama Ibu yang bawa lo. Tadi gue nemuin lo pingsan di toilet". Jawab Echa.
Flassback on
Saat kelas Echa sedang melangsungkan pembelajaran tiba-tiba Echa ingin buang air kecil.
"Aduh kepengen buang air kecil lagi" . Gerutu Echa dalam hati. Karena Echa tidak ingin menahannya, Echa pun langsung meminta izin kepada gurunya untuk untuk ke toilet sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rylin (Bisu) ✔
Teen FictionCerita belum direvisi jadi jika ada kata yang tidak dimengerti, terdapat typo, mohon dimaafkan. Saya usahakan untuk merevisi bagain awal awal part yang saya rasa terdapat banyak typo. Apa jadinya kalau kita dibenci oleh keluarga karna satu kekuranga...