Jangan lupa untuk vote dan komen
1
2
3Happy reading
***"Ngapain kamu kesini, anak sialan?"
"Mama!" Rylin menoleh ke belakang mendapati Mamanya menatap tajam dirinya. Bukan saja Mamanya yang membuat Rylin terkejut, tapi kehadiran Neneknya serta Regan juga istrinya pun hadir.
Gadis itu mendekati Mamanya lalu memegang tangan wanita paruh bayah, namun ditepis kasar.
Adhiti menatap nyalang Rylin, hendak menampar tapi dia urungkan.
"Sudah Mama peringatkan, kalau kamu jangan datang ke sini lagi!" bentaknya. Mungkin ini sudah menjadi hal biasa bagi Rylin dan Regan, tapi tidak dengan Nenek Rivia juga Sinta, istri dari Regan, mereka berdua terkejut. Mereka tahunya kalau Adhiti sangat menyangi Rylin.
"Aku cuma mau jenguk Zidan, Ma" tulis Rylin di notebook lalu memperlihatkan pada Mamanya.
"Sudah cukup kamu buat anak saya yang lain celaka!" teriak Adhiti.
"Adhiti, apa-apaan kamu ini, kenapa kamu membentak anak kamu?" tanya Nenek Rivia.
"Adhiti bentak anak sialan itu karena anak ini" sambil menunjuk Rylin, "Anak saya, Zidan jadi masuk Rumah sakit" jawab Adhiti.
Rylin menggelengkan kepalanya, ini bukan salahnya. Tapi kenapa Mamanya menjadikan dirinya seolah-olah dialah tersangka bukan Papanya.
"Kenapa Mama harus jadiin Rylin kambing hitam? Apa Mama mau buat semua orang benci Rylin atau Mama mau menutupi kesalahan Papa?" Rylin bertanya-tanya dalam hati. Apa ini karma karena sudah membohongi Alfa?
"Apa maksud dari yang kamu katakan?" tanya Regan.
"Rylin yang sudah mencelakakan Zidan. Dia yang sudah menusuk perut Zidan" tegas Adhiti. Wanita itu menangis agar semua orang percaya dengan apa yang dikatakannya.
Dengan ini, kamu bisa dibenci semua orang. Biarkan saja kamu yang menanggung kesalahan Papamu. Batinnya.
Terkejut? Semua orang terkejut. Semua pasang mata menatap Rylin, meminta penjelasan darinya secepatnya. Rylin menatap kearah lain, dia tidak mau menatap mata mereka, apalagi mata Neneknya juga mata Omnya. Orang yang Rylin sayangi.
"Rylin", neneknya memanggil. Sakit hati Rylin ketika nenek yang dia sangat sayangi menangis, itu karena dirinya.
"Maafkan Rylin,Nek" tulis Rylin di notebook lalu memperlihatkan pada Nenek Rivia.
"Maafkan Rylin Om, tante" tulis Rylin lagi.
"Yang dikatakan Mama memang benar, akulah yang sudah menusuk perut Zidan" tulisnya, lalu diperlihatkan kepada semua orang.
Jangan tanyakan, apakah Rylin menangis atau tidak, karena jawabannya sudah pasti 'Iya'. Gadis itu sudah menangis sejak tadi.
Tidak tahu harus berbuat apa selain mengikuti alur cerita yang sudah dibuat Mamanya.
"Kami semua kecewa sama kamu Rylin" lirih Nenek Rivia.
***
Langit tampaknya ikut menangis dengan mendatangkan hujan sebagai air matanya. Seakan mereka ikut bersedih dengan apa yang menimpa Rylin. Gadis itu menangis memikirkan kejadian tadi.
Takdir selalu saja mempermainkannya, membawakan kejutan-kejutan yang tidak dia duga sama sekali.
"Hebat Rylin, masalah lama belum kamu selesaikan, sekarang kamu malah menambah masalah yang baru" jeritnya dalam hati. Gadis itu selalu menyalahkan dirinya sendiri, dia melampiaskan emosinya dengan memukul-mukulkan kepalanya menggunakan tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rylin (Bisu) ✔
Teen FictionCerita belum direvisi jadi jika ada kata yang tidak dimengerti, terdapat typo, mohon dimaafkan. Saya usahakan untuk merevisi bagain awal awal part yang saya rasa terdapat banyak typo. Apa jadinya kalau kita dibenci oleh keluarga karna satu kekuranga...