Part 40 penjelasan Dirta

3.1K 219 30
                                    

Helo!!
Kalian jangan lupa untuk vote dan komen.



Sudah votenya? Jangan sider!
Kalau vote sama komennya banyak nanti cepat up!
Happy Reading
***

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Hendra. Hari dimana Zidan melakukan operasi. Semua keluarga tampak bahagia ketika mendengar ada orang yang mau mendonorkan ginjal untuk Zidan secara suka rela. Terlebih Adhiti, yang tadinya dia sudah pasrah akan kondisi Zidan sekarang dia mempunyai harapan yang begitu besar tentang kesembuhan Zidan.

Semua kebahagian itu berbanding terbalik dengan apa yang Rylin rasakan. Rylin begitu takut kalau operasi itu gagal. Kalau nyawa mereka berdua tidak tertolong bagaimana? Rylin tidak masalah jika nyawanya tidak tertolong, tapi yang Rylin permasalahkan itu jika nyawa Zidan tidak tertolong. Pasti orang tuanya akan lebih terpukul, pikir Rylin.

"Rylin apa yang lo pikirin?" tanya Dirta. Saat ini mereka berada di Rumah Sakit. Beberapa menit lagi operasi donor ginjal untuk Zidan akan dilakukan.

Tidak ada jawaban dari Rylin. Dirta sangat yakin, ada yang Rylin pikirkan saat ini.

"Kalau lo gak siap untuk donorin ginjal lo untuk kakak lo itu mending di batalin aja. Masih ada cukup waktu kok" Rylin menatap Dirta.  Kenapa Dirta berbicara seperti itu? Pikirnya dalam hati.

Dirta menggenggam tangan Rylin. "Gue mohon, kali ini lo harus egois. Pentingin kesehatan lo. Emang lo mau hidup dengan satu ginjal dan paru-paru yang mulai kehilangan fungsi?" tanya Dirta. Dia berusaha menyadarkan Rylin yang kelewat baik sama keluarganya itu.

"Maaf Dirta, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Cuma ini yang bisa aku lakukan untuk kebahagiaan orang tuaku. Aku tidak mau mereka kehilangan anak mereka lagi" tulis Rylin di notebook lalu memperlihatkan pada Dirta.

"Percuma Rylin, percuma. Mereka memang tidak akan kehilangan Zidan tapi mereka akan kehilangan lo" katakanlah Dirta itu cengeng, tapi dia tidak perduli akan hal itu. Air mata yang dia keluarkan ini tidak sebanding dengan banyaknya air mata yang Rylin keluarkan tiap harinya.

Sebuah senyuman terbit dibibir Rylin, ini yang Rylin suka dari Dirta. Tingkat ke perdulian Dirta kepada Rylin begitu besar.

Perlahan Rylin menghapus air mata yang ada di pipi Dirta.

"Aku tidak masalah jika aku yang pergi. Mereka tidak akan merasa kehilangan kok. Kamu harus percaya sama aku, kalau aku dan Zidan pasti bisa selamat" tulis Rylin di notebook lalu memperlihatkan pada Dirta.
Walau aku tidak yakin akan hal itu.

"Semoga saja"

***

"Papa siapa orang yang mendonorkan ginjal untuk Zidan?" tanya Adhiti. Sudah beberapa kali Adhiti menanyakan siapa orang yang mendonorkan ginjal untuk anaknya, tapi Hendra selalu menghidari pertanyaan itu.

"Ibu sama yang lainnya juga mau tahu" kata Nenek Rivia mewakili yang lainnya.

Sial! Harus bagaimana lagi saya mengelak. Batin Hendra.

"Orang yang mendonorkan ginjal untuk Zidan itu tidak mau diberitahukan namanya" jawab Hendra berbohong.

Adhiti, Nenek Rivia, Regan dan yang lainya hanya ber oh ria. Mereka tidak merasa dibohongi oleh Hendra. Jika Rylin mendengar itu sama saja pengorbananya hanya sia-sia di mata Papanya.

Dokter yang bertugas untuk melakukan operasi telah sampai dan itu artinya operasi donor ginjal untuk Zidan akan dilakukan sekarang. Bersamaan dengan itu Dirta datang.

Mengenai Rylin dan Zidan, mereka sudah ada di ruangan operasi.

"Baiklah operasi donor ginjal untuk anak kalian akan segera kita laksanakan. Saya mohon kepada kalian untuk mendoakan agar operasi ini berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sama sekali dan baik pendonor dan penerima donor ginjal itu dapat selamat"

Rylin (Bisu) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang