Alfa kembali mengantar Rylin kerumahnya setelah itu dia berpamitan kepada Rylin untuk pulang.
"Rylin, aku pamit pulang dulu" kata Alfa sambil tersenyum.Rylin hanya mengangguk dan membalas senyum Alfa. Setelah kepergian Alfa, Rylin bergegas masuk kedalam rumahnya. Tapi saat dia mau masuk kedalam rumahnya, Rylin melihat Bi Ina keluar dengan membawa tas nya. "Bi Ina mau kemana bawa tas segala?" tulis rylin di notebook lalu memperlihatkan pada Bi Ina.
"Maaf, Non Rylin, Bibi harus pulang kampung. Suami Bibi lagi sakit keras, mau tidak mau Bibi harus merawat Suami Bibi di kampung Non " kata B Ina. Sebenarnya Bi Ina tidak ingin pergi meninggalkan Rylin, namun apa daya desakan dari Mama Rylin dan kebetulan juga suaminya sedang sakit maka ia harus pergi.
Rylin menatap B ina sedih. Rylin menulis kembali di notebook. "Tapi Bibi mau pulang lagi disinikan, Bibi akan kerja lagi disini, kan?"
Bi Ina melirik Adhiti yang sedang menatap tajam dirinya.
" Maaf Non, Bibi tidak akan kembali lagi disini, Bibi mau pulang dan akan mengurus suami. Disana Bibi akan buka usaha kecil-kecilan"
Rylin hanya diam dan menangis. Dia sedih. Kalau Bi Ina pergi siapa nanti yang mau menenangkannya jika nanti Orang tuanya menyiksanya.
"Kalau begitu Bibi pergi dulu yah Non, Non disini harus baik-baik, Assalamualaikum" pamit Bi Ina.
"Waalaikumsalam wr.wb, semoga Bibi selamat sampai tujuan" kata Rylin dalam hati sambil melihat kepergian Bi Ina.
Rylin tak kuasa menahan tangis nya, Rylin tak rela jika Bi Ina pergi, karena cuma Bi Ina lah satu satunya orang yang membelanya dalam rumah.
"Rylin masuk kamu! Ngapain kamu pake acara menangis segala, nggak malu dilihat para tetangga " Adhiti membentak rylin.
"Maaf Ma, Rylin hanya sedih karna Bi Ina harus pergi" tulis Rylin di notebook lalu memperlihatkan pada Adhiti.
"Lebay kamu, Rylin. Mulai sekarang semua pekerjaan dirumah ini kamu yang kerjakan" Rylin tiba-tiba merasa tidak terima dengan apa yang dikatakan Mamanya.
Rylin menulis lagi di notebook "kenapa harus Rylin, Ma?"
"Terus siapa lagi kalau bukan kamu, masa Zidan" geram Adhiti.
Rylin menggelengkan kepalanya. Dalam pikirannya kenapa Mamanya tidak mencari pembantu lain saja.
***
Rylin langsung masuk dikamarnya. Kamar yang cukup sederhana namun rapi bisa membuat orang nyaman, terkecuali keluarganya. Di kamar inilah saksi bisu penyiksaan yang dilakukan keluarganya sejak kecil. Rylin mengenang masa dia sangat disayangi oleh keluarganya dan masa dimana ia masih dapat berbicara.Flassback on
"Papa aku mau ice cream" kata Rylin kecil. Dia menatap Hendra dengan muka imutnya.Hendra yang tidak tega menolak permintaan Rylin pun langsung mengiyakan saja.
"Iya sayang, Papa belikan"Senyum Rylin langsung merekah, dia langsung menuju ke Mamanya.
"Mama liat" sambil menunjuk Hendra yang datang membawakan Ice cream, "Papa beliin aku ice cream" kata Rylin kecil semangat."Wahh, Mama senang lihat Rylin yang senang juga" kata Adhiti sambil mengelus rambut Rylin dengan sayang.
"Aku sayang Mama sama Papa" Rylin kecil sambil tersenyum.
"Mama sama Papa juga sayang Rylin"kata Adhiti dan Hendra bersamaan lalu mengecup kedua pipi RylinFlassback off
Perlahan mata Rylin mulai menutup matanya, Rylin pun mulai tertidur. Walau sedang tidur pun Rylin tidak pernah tenang.
Sekitar 30 menit dia tidur, Rylin langsung terbangun karna dia disiram air dingin oleh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rylin (Bisu) ✔
Novela JuvenilCerita belum direvisi jadi jika ada kata yang tidak dimengerti, terdapat typo, mohon dimaafkan. Saya usahakan untuk merevisi bagain awal awal part yang saya rasa terdapat banyak typo. Apa jadinya kalau kita dibenci oleh keluarga karna satu kekuranga...