extra part

1.8K 97 12
                                    

4 april 2020

Aerylin Bellvania Cintakirana
Binti
Mahendra Radika
Lahir: 04 April 2004
Wafat: 03 April 2020

Dibatu nisan itu telah dituliskan nama Rylin, ia benar-benar pergi meninggalkan dunia yang menurutnya kejam.

Hari ini Rylin telah dikebumikan, banyak yang hadir dipemakaman untuk mengantar dan melihat Rylin terakhir kalinya. Termaksud semua murid SMA Harapan Bangsa pun turut hadir. Banyak yang menyesali kepergian Rylin. Mereka semua tidak menyangka Rylin yang mereka hina dan benci tanpa alasan ini pergi begitu cepat meninggalkan mereka, bahkan mereka belum sempat meminta maaf.

"Gue nggak nyangka, Rylin pergi secepat ini"

"Iya, gue nyesal dulu pernah ikut-ikutan bully dia, padahal dia gak pernah punya masalah sama kita"

"Gak nyangka banget kalau Rylin sebenarnya adik kandungnya si Zidan, mana dulu Rylin suka dibully sama Zidan lagi"

"Gila, hidup Rylin benar-benar separah dan semenderita itu, gue kalau jadi dia bakalan bunuh diri dari dulu"

"Rylin benar-benar gadis yang kuat"

Alfa tidak sanggup menahan kesedihannya, ia begitu menyesal karena disaat terakhir Rylin mengembuskan nafas terakhirnya dia tidak ada. Alfa teramat begitu menyesal, hanya karena rasa cemburu kepada Dirta, ia tega menjauhi Rylin yang pada saat itu tengah mengalami banyak penderitaan.

Pemuda ini telah mengingkari janjinya.

"Maaf Rylin maaf. Aku sungguh menyesali perbuatan ku. Kalau saja aku tidak marah mungkin kamu masih hidup" ucap Alfa sambil menatap makam Ryljn dari jarak yang tidak begitu dekat.

ingin sesekali Alfa mendekat tapi ia teralu malu mendekati makam Rylin, malu sama kebodohannya.

Echa dan Salsa sedari tadi menangis tersedu-sedu. Mereka sangat menyesal dan jahat sekali, terutama Salsa. Ia membenci Rylin karena ia begitu cemburu melihat Rylin bersama Alfa, hanya karena cintanya kepada Alfa yang begitu besar, ia tega menbully bahkan memfitnah Rylin agar dibenci oleh Echa dan Alfa.

"Ibu" panggil Echa dengan suara serak.

"Rylin pergi ninggalin Echa sama kayak ayah yang ninggalin Echa dulu. Ini semua salah aku Bu,salah aku"

Ibu Kartika merasa sedih melihat keadaan anaknya yang begitu kacau. Ia lantas memeluk Echa agar tenang. "Sudahlah, ini bukan salah kamu. Rylin pergi itu karena sudah takdirnya, Tuhan lebih menyayangi Rylin dari pada kita, yang bisa kita lakukan hanya pasrah dan berdoa agar Rylin tenang di Surga"

"Echa belum sempat meminta maaf sama Rylin, Echa belum dapat maaf dari Rylin"

"Rylin pasti maafin kamu"

Adhiti dan Hendra menatap makam putrinya, Rylin, "Papa pikir semalam itu adalah awal kita semua memulai kehidupan yang baru, ternyata Papa salah, ini awal dari penyesalan yang sepertinya tidak akan berakhir"

"Kamu hebat Rylin, kamu menciptakan banyak penyesalan dalam hidup kami. Lagi-lagi saya gagal menjaga anak saya" ucapnya sambil memeluk erat nisan Rylin.

"Mama minta maaf Rylin, mama sungguh menyesal menyiksa kamu. Mama tidak pantas di sebut Ibu, nyatanya mama seperti seorang penjahat"

"Maaf juga karena Zidan nggak bisa hadir lihat kamu, tadinya Zidan mau ikut tapi tiba-tiba saja kondisinya menurun. Mama harap kamu tidak kecewa, Rylin"

"Jangan benci mama, papa sama Zidan ya nak" ucap Adhiti.

Regan menatap makam Rylin untuk kesekian kalinya. Ia sungguh menyayangkan keponakannya yang teramat ia sayangi pergi secepat ini. "Om sudah anggap kamu seperti putri kandung om sendiri, padahal om tahu selama kamu hidup kamu selalu menahan sakit dan menutupinya dengan senyuman seolah kamu baik-baik saja" ucap Regan sembari menghapus air matanya.

"Papa, Kak Lylin kenapa dimasukin dalam lobang itu, disitukan kotor sama gelap" ucap Bella putri dari Regan.

"Bella nanti saatnya kamu akan tahu"

Penyesalan selalu datang terlambat. Seperti itulah kata pepatah. Mereka semua benar-benar menyesal.

Tiba-tiba hujan turus dengan derasnya seakan-akan ikut berduka atas kepergian Rylin. Mereka semua akhirnya beranjak pergi meninggalkan area pemakaman terkecuali Dirta. Ia seakan tidak perduli dengan derasnya hujan.

Ia memeluk nisan Rylin untuk menyalurkan kehangatan. "Lo pasti kedinginan kan?" Dirta bertanya seakan-akan ia benar-benar memeluk Rylin.

"Tenang ada aku disini, kamu gak perlu takut, Rylin"

Dirta terdiam cukup lama sambil menikmati guyuran air hujan. Ditataplah kembali makam Rylin dengan sorotan sedih.

"Kamu pernah bilang kalau aku harus jadi orang terkuat kalau kamu pergi, nyatanya aku juga sama lemahya seperti mereka"

"Padahal baru kemarin kamu bahagia, eh Tuhan malah bawa kamu pergi"

"Kamu tunggu aku disana ya, kalau sudah waktunya aku bakalan nyusul kamu"

"Selamat tinggal tuan putri" ucap Dirta sebelum meninggalkan makam Rylin.

Kini tersisalah makam Rylin, lagi-lagi ia ditinggal sendiri ditemani

Tamat

Cerita ini benar-benar tamat tanpa ada extra part lagi.

Maaf kalau kurang bagus, itu langsung diketik apa pun ide yang muncul dan maaf kalau singkat.

Sequel? Masih dipikirkan

Ceritanya jangan dulu dihapus dari perpus ya, mana tau ada kejutan












Dadah, jangan pada kangen, meskipun emang gak ada yang kangen 😂

Rylin (Bisu) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang