part2 Teman Lama

5.1K 370 9
                                    

Jangan Lupa untun vote dan komen cerita ini.
1
2
3
***
Happy reading


Jam tangan Rylin telah menunjukan pukul 06.45 WIB dan 15 menit lagi pintu gerbang akan ditutup,tetapi perjalanan menuju sekolah masih sangat jauh.

"Masih sangat jauh hufft... lelah sekali" kata Rylin dalam hati sembari menyekat keringat didahinya.

Dia berjalan lemas karna berjalan sedari tadi ditambah dia belum sarapan tadi pagi.
Rylin menyebrang jalan dengan langkah gontai dan ada sebuah motor yang hampir menabraknya.

Pin..pin..
Tiba-tiba motor itu berhenti tepat beberapa senti dari tubuh Rylin.

"Maafkan aku, aku hampir saja menabrakmu tadi" kata pria itu meminta maaf karena hampir menabrak tubuh Rylin sembari membuka helm dari kepalanya. Rylin menoleh kearahnya dan tentu saja mengenali wajah itu.

"Alfa!" kata Rylin dalam hati, dia sungguh tidak percaya bisa bertemu teman lamanya.

Sama seperti Rylin, orang yang bernama Alfa itu juga tidak percaya bisa ketemu Rylin.

"Rylin" kata Alfa sembari merekahkan senyuman manisnya, karena telah bertemu kembali dengan teman masa kecil yang sejak dulu Alfa sukai.

Ya, mereka berteman baik sejak SD sampai SMP, jadi Alfa sangat tau cara bicara Rylin walau Rylin tidak perlu notebook dan fulpennya.Umur mereka pun tidak terlalu jauh hanya beda satu tahun.

"Rylin, kamu tidak apa-apa? Kamu terlihat sangat lemas dan pucat sekali" Alfa dengan raut kahwatir.

Rylin berusaha tersenyum dengan manis dan menganggukan kepalanya.

Manis. batin Alfa sambil tersenyum melihat Rylin.

"Sungguh? Memangnya mau kemana, hm?" tanya Alfa. Sungguh Alfa nampak sangat bodoh menanyakan pertanyaan tidak jelas. Padahal sudah terlihat jelas bahwa Rylin memakai pakaikan sekolah.

"Dasar bodoh,kamu gak lihat aku pakaian sekolah? Itu tandanya aku mau kesekolah berati" kata Rylin sambil menggerakan tangan nya karna Rylin tahu kalau Alfa akan akan memahaminya meski tidak dia tulis di notebooknya.

"Hhhh, maaf ayo kita berangkat bersama-sama" tawar alfa pada Rylin.

Rylin mengerutkan dahinya, apa maksud Alfa mengajaknya bersama.
"Kamu pasti bingungya, kenapa aku ajak kamu? Kita satu sekolahan, kamu nggak lihat seragam kita sama" kata alfa sambil ketawa kecil.

Rylin yang awalnya bingung langsung melihat seragam yg di kenakan alfa.
"Eh, benar yg dikatakan Alfa seragam kita sama"kata Rylin dalam hati sambil tersenyum sendiri.

Alfa yang melihat Rylin senyum sendri lantas bertanya, "Kenapa kamu senyum-senyum sendiri Rylin? Ohh atau jangan-jangan kamu senyum karna lihat aku ganteng" kata Alfa dengan pdnya. Sungguh tidak malu sekali Alfa ini.

Rylin yang mendengar itupun hanya menggelengkan kepalanya.
"Sudahalah, kamu berangkat sama aku saja" tawar Alfa sambil menggandeng tangan Rylin,sedangkan yang digandeng hanya menurut.

"Rylin!" panggil Alfa kepada Rylin. Sebagai jawaban Rylin mengangkat satu alisnya. Untung saja Alfa mengerti dengan bahasa tubuh Rylin, Alfa pun bertanya, "Rylin, kenapa kamu kesekolah jalan kaki? Kan jarak rumah kamu dengan sekolah jauh"

" Aku tidak punya uang untuk membayar angkutan umum, Alfa" kata Rylin menggunakan bahasa isyarat.

"Kamu tidak mempunyai ongkos ya" tebak Alfa. "Ckk, kejam sekali, mereka bahkan tidak memberikan uang sejak kecil hingga sekarang"decak Alfa sangat kesal melihat bagaiman sikap orang tua Rylin.
Rylin hanya diam dan berusaha agar tidak bersedih.

"Kalau orang tuamu tidak memberikan kamu uang untuk naik angkot, harusnya kamu bisa pergi bareng sama zidan"

"Kak Zidan tidak mau kalau aku jalan bareng kesekolah sama-sama, karena nanti dia malu" kata Rylin sedih sambil menggunakan bahasa isyarat.

Sebenarnya Alfa sudah tahu mengenai keluarga Rylin yang kejam terhadap Rylin. Dari semasa SMP Alfa tahu itu. Bahkan ingin melaporkan tindak kekerasan ini terhadap polisi hanya saja Rylin selalu mencegah hal itu karna dia tidak mau tambah dibenci oleh keluarganya. Tapi anehnya Alfa langsung menurut, hingga sampai sekarang pun tidak melaporkan kejadian itu lagi pada polisi.

Jika suatu saat nanti orang tua Rylin lebih menyiksa Rylin, mungkin Alfa akan melaporkan pada polisi.

Penyiksaan yang didapat Rylin sangatlah tidak berperi kemanusiaan. Harusnya masalah ini sudah diketahui Polisi atau Komnas Perlindungan Anak.

Alfa yang melihat gadis yang disukainya bersedih menjadi tidak tega. Alfa berusaha menghibur Rylin seperti yang selalu dia lakukan setiap saat Rylin bersedih.

"Ohh tidak-tidak-tidak, Rylin janganlah bersedih nanti kamu tambah jelek lagi. Kalau jelek tidak ada yang suka" kata Alfa mengejek rylin agar bisa tertawa.

"Dan mulai sekarang aku akan menjadi tukang ojek setiap kamu berangkat dan pulang sekolah, oke Neng" katanya layaknya seorang tukang ojek.

Rylin ingin menolak sebenarnya, tapi Alfa yang sudah tahu akan sifat Rylin melebihi Ibu kandungnya sendiri akan tetap memaksa Rylin agar tidak menolak untuk berangkat bersama.

"Rylin, ayoalah jangan menolak tawaranku, bukankah dalam persahabatan saling tolong menolong itu adalah sebuah keharusan" kata Alfa mendadak puitis sambil tersenyum sembari menaik turunkan alisnya.

Dan itu membuat Rylin tersenyum dan mengangguk.
"Ayo Rylin" Alfa mempersilahkan Rylin menaiki motornya.

Mereka sama sama menaiki motor Vixion Hitam Alfa dan melaju menuju sekolah.

***

Oke segini dulu yah ceritanya nanti aku lanjut kalau ada ide tambaham untuk nulis ceritanya.
jangan lupa untuk vote dan komen part ini.

by
Anggi

Rylin (Bisu) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang