Part 37 Yang Sebenarnya

3.2K 193 36
                                        

Jangan lupa untuk vote dan komen

Vote sama komennya gak bakalan buat kuota
Kalian habis.
Ramein part ini dengan komentar kalian
1
2
3

Happy reading
***

Sudah satu hari ini Rylin tidak melihat Dirta. Bukannya apa-apa hanya saja Rylin merasa ada yang kurang kalau tidak bertemu Dirta. Sepi itulah yang Rylin rasakan.

"Ijinkan gue jadi Bintang yang paling terang untuk lo"

Tiba-tiba saja Rylin kembali mengingat pernyataan Dirta di gedung tua waktu itu. Jantungnya juga hampir di buat meledak. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa Dirta menembak Rylin waktu itu? Semua pertanyaan itu terus berada di kepala Rylin. Apakah Dirta menyukainya atau hanya mengasihaninya?

Dari lubuk hati Rylin yang paling dalam dia sekarang ini ingin bertemu dengan Dirta, dia ingin bercerita semua yang terjadi kemarin dengan pemuda itu, ingin meminta pendapatnya tentang mendonorkan ginjalnya untuk Zidan. Semua ingin Rylin katakan.

Ada perasaan tenang dan lega ketika Rylin akan menceritakan masalahnya kepada pemuda itu. Rylin merasa Dirta adalah orang yang dia cari, orang yang dia ajak bercerita. Karena Rylin yakin Dirta akan memberikan nasihat, lagi pula Dirta sudah mengetahui hampir semua masa lalunya. Tidak seperti Alfa, Echa dan Putra. Bukannya Rylin mau membandingkan, tapi jika Rylin menceritakan kepada mereka bertiga yang ada mereka akan mengasihaninya dan membuat mereka masuk kedalam masalahnya sendiri. Terlebih lagi Alfa, ketika dulu Rylin tidak menceritakan masalahnya, Alfa menjadi sangat marah, dia pun bermusuhan dengan Zidan. Kalau menceritakan kepada Echa pasti gadis itu akan marah dan kecewa kerena menyembunyikan semuanya. Jadi jika Echa menanyakan masalah keluarganya, siapa orang tuanya, Rylin akan diam. Dia tidak bisa memjawab itu.

Apakah disini Rylin terlihat egois?

"Apa aku memang egois? Tapi aku hanya tidak ingin menjadi beban mereka. Sekarang saja aku meresa tenang karena tidak melihat mereka, tapi disisi lain aku rindu mereka. Rindu perhatian dari mereka, sabarnya Alfa, galaknya Echa dan tingkah konyol Putra yang membuat Echa jadi emosi" kata Rylin dalam hati.

Gadis itu mulai memikirkan kenangan-kenangan dulu bersama mereka.

Air mata itu pun jatuh mengenai pipinya. Dengan bodohnya Rylin mulai menarik rambutnya dengan keras, membenturkan ke tembok.

Astaga Rylin!"

"Lo setres? Itu kepala lo bukan bola. Kalau terjadi apa-apa sama lo gimana, ha? Gue tahu lo kayak gini karena Orangtua lo gak datang pas Acara Hari Ibu" .

Rylin mulai berhenti menyiksa dirinya. Dia kembali teringat ketika Echa pernah memarahinya karena menyiksa dirinya seperti sekarang ini.

"Dulu aku lakukan ini karena orang tuaku, sekarang aku lakukan ini karena kalian. Ini hukuman yang pas untuk aku seorang pendosa. Aku ini pembohong, penakut, pengecut! Ketika ada masalah aku larinya ke kalian dan bersembunyi ke kalian. Orang macam apa aku ini? Cuma bisa bikin orang lain susah. Aku memang tidak pantas untuk hidup" katanya dalam hati.

"Andai waktu bisa aku ulang, aku ingin tidak bertemu kalian. Harusnya aku mati, seperti apa yang dikatakan Mama, Papa sama Kak Zidan"

"Tapi kenapa setiap aku ingin mati tidak pernah terwujud. Apa takdir tidak ingin aku pergi? Apa karena takdir sengaja membuat aku menderita didunia ini? Kenapa cerita hidupku sangat buruk?!"

"Bahkan pada saat Papa mau membunuhku, takdir tidak membiarkan itu terjadi. Takdir malah membuatnya semakin buruk saja"

Rasa sesak kini mulai muncul. Rylin mulai kesulitan untuk bernapas, ditambah lagi kepalanya mulai sakit.

Rylin (Bisu) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang