Kring... kring... kring...
Bunyi jam weker yang menunjukan jam pukul 06.00 . Datanglah wanita paruh baya menuju kamar seorang gadis dengan perasaan kesal dan marah."Rylin bangun kamu dasar anak pemalas, nggak tau diri kamu ya. Sudah bagus Mama sama Papa sekolahin kamu tapi, kamu malah asik-asikan tidur seperti ini" kata Adhiti marah sambil menggoyangkan tubuh Rylin dengan Kasar. "Rylin bangun, sialan!" Bentak Adhiti dengan menunjukan wajah marahnya. Seketika Rylin langsung terbangun dari tidurnya lalu mengambil notebooknya dan fulpen kemudian menuliskan sesuatu.
"Maafin Rylin, Ma. Rylin semalam tidurnya lama" sambil menunjukkan notebook nya sama Adhiti, Mamanya.
"Dasar anak bisu cepat sana mandi!" suruh Adhiti kemudian keluar dari kamar Rylin dan menutupnya sangat keras.
Brak...
Rylin kaget dan menghela nafasnya dengan panjang kemudia langsung menuju ke kamar mandi.
20 menit kemudian
Rylin telah berpakaian sekolah, dia juga telah menyiapkan buku-buku sekolahnya.
Ya, ini adalah hari pertama Rylin masuk sekolah, dia bersekolah di satu sekolah dengan kakak laki-lakinya bernama Zidan Radika. Nama sekolah mereka adalah SMA Harapan Bangsa dimana sekolah itu merupakan yayasan milik kedua orang tua Rylin. Om mereka yaitu Regan Radika merupakan kepala sekolahnya.
***
Rylin langsung menuju ruang makan disana terdapat tiga orang yang sangat Rylin sayangi. Siapa lagi kalau bukan Papa Rylin a.k.a Mahendra Radika, Mama Rylin a.k.a Adhiti Bellvania dan kakak Rylin a.k.a Zidan Radika.
"Pagi" Rylin menyapa ketiganya dengan melambaikan tangannya sebagai isyarat, tidak lupa Rylin tersenyum seperti biasa namun tampak menjijikan dimata Zidan.
'Nyatanya ekspektasi tak semanis realta' seperti itu yang Rylin rasakan. Berharap Rylin mendapatkan balasan seperti senyuman balik atau sapaan selamat padi dari ketiganya, malahan yang di dapat Rylin hanyalah tatapan sinis dari kedua orangtuanya dan Zidan.
"Ck... dasar gak tahu malu "umpat Zidan dengan melihat Rylin yang akan duduk bersama mereka untuk sarapan pagi.
"Ma, Pa, Zidan berangkat duluan ya" pamit Zidan yang muak melihat muka Rylin."Memangnya kamu sdh kenyang, Zidan?" tanya Adhiti. Zidan hanya menggelengkan kepalanya, "Belum sih Ma, Zidan nggak nafsu makan karna lihat si gadis bisu itu duduk makan sama kita" Zidan menatap sinis Rylin sekilas.
"Apa salahku ya tuhan" kata Rylin dalam hati.
Saat Rylin mengambil makanan tangannya di pukul oleh mamanya."Langsung berangkat sana" usir Adhiti dengan galak.
"Tapi Rylin belum sarapan, Ma. Semalam juga Rylin belum makan" tulis Rylin dinotebooknya lalu diperlihatkan pada Adhiti.
"Nggak usah sarapan sekalian, anggap saja kalau kamu sedang puasa sekarang" kata Adhiti dengan seeanknya. Puasa? Mana bisa. Rylin saja tidak diberi makan semalam.
"Miris sekali hidupku" Rylin mentap kecewa sama Mamamya. Bisa-bisanya dia disuruh puasa. Apa tidak ada rasa kasihan sedikit saja untuknya? Dengan memberikan Rylin sesendok nasi dan tahu pun Rylin akan dengan senang hati menerima itu."Langsung ke sekolah sana, Papa nggak mau kamu terlambat nanti bikin malu Papa sama Mama" kata Hendra dengan tatapan tak kalah tajam dari istrinya. Sedangkan yang mereka tatap hanyalah mengangguk sebagai tanda setuju. siapa lagi kalau bukan Rylin yang ingin menangis tapi takut dimarahi sama Mama nya.
"Tidak apalah aku gak makan hari ini" kata Rylin dalam hati. "Perut kamu harus sabar dulu, ya. Semoga aja ada rejeki sebentar" Rylin bersuara dalam hati sambil memegang perutnya yang berbunyi.
***
Rylin baru saja lulus Sekolah Menengah Pertama. Kini dia bersekolah di sekolah milik keluarganya yang dimana kakaknya Zidan bersekolah juga disana.Rylin berlari mengejar Zidan yang berjalan cepat kemobilnya dan mencegat Zidan. Dengan malas Zidan berhenti dan menatap kearah adik yang sangat dia benci. Sangat benci.
"Apa?" tanyanya dingin.
Dengan ragu, Rylin mengajukan permintaannya pada sang kakak sembari menatapnya takut. Rylin mengeluarkan notebook dan pulpenya lalu mulai menulis.
"Kak, aku ingin berangkat di sekolah bersamamu, boleh tidak?" setelah itu memperlihatkannya pada Zidan.
Zidan menatapnya sinis. "Lo itu bodoh atau goblok? Mana mungkin gue pergi ke sekolah bareng lo, nanti gue akan malu jika teman-teman gue atau murid-murid yang lainnya tahu kalau lo itu adik gue!" hardik Zidan
Rylin menunduk bersedih, lalu kembali menulis. "Sekali saja kak, ini hari pertama aku ke sekolah, aku ingin kita pergi bersama walau hanya sekali :(" Rylin kembali memperlihatkannya kepada Zidan.
Zidan berdecak sebal melihat tingkah Rylin yang tidak mau menyerah. "Minggir sana! Gue nggak mau bareng lo sampai kapan pun!" Bentak Zidan sembari menyingkirkan tubuh Rylin dengan tangannya dengan sangat kasat, hampir saja Rylin terjatuh kalau saja dia tidak menyeimbangkan badannya.
Zidan mulai berkata sesuatu yang menyakitkan bagi Rylin,"Dan ingat! Jangan beritahu semua murid-murid di sekolah kalau kita itu saudaraan, nggak sudi gue punya adik bisu kayak lo!" lagi-lagi Zidan membentak Rylin sambil meludah. Bukan dimuka Rylin melaikan di tanah tempat mereka berpijak.
Rylin menatap kecewa Zidan. Pagi ini sudah dua kali dia dikecewakan oleh Zidan dan Mamanya.
"Kayaknya aku harus berjalan kaki. Semangat Rylin" katanya dalam hati sambil menyemangatkan dirinya sendiri.
Pov Rylin
Hai.... semua nama aku Rylin Bellvania cintakirana, anak dari pasangan suami-istri dari Mahendra Radika dan Adhiti Bellvania. Ohh yah aku juga mempunyai saudara laki-laki, dia sangat tampan dan mirip sama Papa, namanya Zidan Radika. Aku sangat menyayangi mereka lebih dari hidupku.
Tapi yang aku dapat bukan kasih sayang Mama sama Papa melainkan cacian, hinaan, bahkan mereka memperlihatkan ketidaksukaan mereka kepadaku, lebih-lebih Zidan yang tidak mau mengakui ku sebagai saudaraKalian pasti tahu alasan mereka membenciku, kan? Yap, karena aku bisu. Mereka pasti malu punya anak kayak aku. Kata mereka aku ini hanya beban keluarga dan pembunuh. Meski aku gak tahu kenapa mereka selalu menyebutku pembunuh.
Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagiku, karena hari ini aku akan masuk sekolah di SMA HARAPAN BANGSA. Sekolah dimana itu milik keluarga kami dan kepala sekolahnya itu om aku, Regan radika. Merupakan adik kandung dari Papaku dan sangat menyayangiku.
Pagi ini saat aku masih tertidur, aku dikejutkan dengan Mama yang datang sambil marah-marah.
""Rylin bangun kamu dasar anak pemalas, nggak tau diri kamu ya. Sudah bagus Mama sama Papa sekolahin kamu tapi, kamu malah asik-asikan tidur seperti ini", kata Mama marah sambil menggoyangkan tubuhku dengan kasar. Lantas itu membuatku terbangun serta terkejut dengan kehadiran Mama yang mau membangunkanku meski itu terlihat seperti tidak ikhlas.
"Maafin Rylin, Ma. Rylin semalam tidurnya lama" tulisku di notebook lalu aku perlihatkan ada Mama.
Bukan hanya itu rasa ketidaksukaan Mama terhadapku. Diruang makanpun Mama memperlakukakanku selayaknya anak tiri, mungkin lebih tepatnya anak pungut.
Bukan saja Mama, Papa, kan Zidan pun demikian.
Bahkan saat aku mau ikut gabung makan sama Mereka Zidan langung tak berserela Makan.
"Ck... dasar gak tahu malu", umpatnya sambil menatap sinis aku.
Saat aku mau berangkat Sekolah pun, Kak Zidan Tidak mau berangkat bersama. Padahal ini yang aku tunggu-tunggu.
Selayaknya perlakuan Kakak tiri terhadap adiknya, Zidan juga memperlakukan seperti itu. Mungkin dia malu punya adik bisu sepertinya.
Rylin pov end
****Jangan lupa untuk vote dan komen cerita ini.
Maaf kalau ada typo dalam cerita iniBy
Anggi
KAMU SEDANG MEMBACA
Rylin (Bisu) ✔
Teen FictionCerita belum direvisi jadi jika ada kata yang tidak dimengerti, terdapat typo, mohon dimaafkan. Saya usahakan untuk merevisi bagain awal awal part yang saya rasa terdapat banyak typo. Apa jadinya kalau kita dibenci oleh keluarga karna satu kekuranga...