Jangan lupa untuk vote dan komen cerita ini, karena vote itu gratis, ok!!
1
2
3Happy reading
Rumah sakit menjadi tempat dimana Rylin saat ini. Setelah semalaman dia tidur diluar rumahnya yang menyebabkan dia pingsan dan terbaring lemah di rumah sakit.
Seseorang masuk kedalam ruangan dimana Rylin dirawat. Orang itu sangat terkejut mendapati Rylin terbaring lemas di luar rumah Zidan. Entah apa urusan orang itu sampai harus ke rumah Zidan.
"Kenapa bisa lo pingsan dirumah Zidan, Rylin? Apa hubungan lo sama Zidan? tanya orang itu yang tak lain adalah Putra sendiri.
Ceklek
Dokter Dani masuk dan mulai memeriksa keadaan Rylin. Tampak raut Dokter Dani sangatlah sedih.
"Bagaimana kondisi Rylin saat ini, Dokter?" tanya Putra. Dokter Dani yang sedari tadi menatap Rylin langsung mengalihkan pandangannya ke Putra.
Huff
Terdengar helaan nafas dari Dokter Dani. Saat ini dia sangat sedih dengan kondisi Rylin saat ini. Yang ada dalam pikirannya kenapa bisa Rylin sampe pingsan ditambah lagi kondisinya semakin parah saja, tidak pernah membaik.Untung saja Rylin hanya terkena satu penyakit kangker saja saja, bukan dua seperti yang dia periksakan sebelumnya. Walau itu bukan sesuatu hal yang harus disenangkan, melainkan harus sedikit saja bersyukur karena Rylin berkurang sedikit beban pikirannya.
"Dokter" panggil Putra. Seketika Dokter Dani sadar dari lamunan yang membuat dia sesak nafas sendiri dengan melihat penderitaan Rylin. Memang benar, Rylin merupakan orang yang paling kuat, sabar dengan beban hidup yang di alaminya saat ini.
"Maafkan saya yang tadi sedang melamun. Mengenai kondisi Rylin, Dia sangat tidak baik-baik saja. Penyakitnya semakin parah saja" kata Dokter Dani sedih, sehingga membuatnya lupa bahwa dirinya sudah berjanji untuk tidak memberitahukan masalah penyakit Rylin kepada siapapun. Keceplosan.
"Penyakit parah?" tanya Putra.
"Astaga apa yang saya lakukan, kenapa bisa saya sampai keceplosan" omel Dokter Dani pada dirinya sendiri didalam hati.
"Kamu ini siapanya Rylin?" tanya Dokter Dani kepada Putra. Dengan terpaksa Putra harus berbohong untuk mengetahuisakit apa yang diderita Rylin.
"Saya ini sepupunya Rylin, dok" katanya. Namum ada yang aneh saat melihat wajah Dokter Dani.
"Kayaknya saya pernah ketemu sama Dokter deh, tapi dimana?" tanya Putra. Dia pun berusaha mengingat dimana tempat dia bertemu sama Dokter ini. Lama Putra mengingat akhirnya dia ingat.
"Ohh, Dokter ini yang waktu itu ada disekolah, yang tolong Rylin" tebak Putra. Dokter Dani hanya tersenyum menanggapi.
"Kembali ke Pertanyaan saya tadi Dokter, Rylin itu sebenarnya sakit apa? Kok Dokter sampai secemas itu?" tanyaPutra beruntun.
"Astaga saya bingung mau jawab bagaimana, saya akan ceritakan asal kamu janji untuk tidak menceritakan kepada siapapun" kata Dokter Dani serius.
"Saya berjanji"
Dokter Dani mengulum senyum, sepertinya Putra adalah orang yang tidak mengingkari janji, pikirnya.
"Jadi Rylin ini terkena Penyakit Kanker Paru-paru, munkin gejalanya belum ada tanda-tanda, tapi saya yakin itu akan ada. Rylin juga terkena penyakit Maag kronis yang sudah parah. Mungkin dia jarang makan" jelas Dokter Dani.
"Apakah Rylin sudah tahu tentang penyakitnya ini?" tanya Putra. Dia sungguh tidak menyangka kalau Rylin mempunyai nasip yang sangat buruk.
"Dulu dia pernah datang ke Rumah Sakit. Saat saya memeriksanya Rylin terkena 2 Penyakit Kanker, saya bahkan mengeceknya 3 kali dan hasilnya sama saja. Tapi saat Rylin datang mengecek lagi, eh! Ternyata dia cuma terkena penyakit kanker Paru-paru saja. Ini memang aneh bin ajaib, padahal dulu saya memeriksa dengan baik tentang penyakit Rylin tapi saat saya memeriksanya kembali Rylin memang terkena penyakit kanker Paru-paru saja bahkan saya meminta bantuan ke Rumah Sakit lain untuk mengecek itu, dan hasilnya memang benar Rylin hanya terkena kanker Paru-paru saja" terus terang Dokter Dani.
"Siapa saja yang tahu tentang penyakit Rylin ini, Dok?" tanya Putra. Kepo ih. Dokter Dani nampak berpikir.
"Yang tahu itu, saya sendiri, Bu Kartika dan yang terakhir itu kamu" jawab Dokter Dani.
"Orang tuanya?" tanya Putra.
"Rylin larang saya untuk memberitahukan itu sama orang tuanya, entah karena apa. Yang saya takutkan kalau Rylin itu punya masalah sama Orang tuanya" kata Dokter Dani khawatir. Dia sangat heran dengan Rylin yang melarang untuk memberitahukan penyakitnya itu, padahal ini bukan masalah sepele yang perlu dirahasiakan. Ini menyangkut nyawa Rylin sendiri.
"Aneh! Kayaknya perlu gue selidikin" kata Putra dalam hati. "Kalau begitu saya permisi dulu, Dok. Ada urusan penting" pamit Putra.
"Oh silakan, saya juga mau periksa keadaan Rylin" kata Dokter Dani. Tapi sebelum Putra pergi dia meminta nomor Dokter Dani untuk memberitahukannya apabila Rylin sadar.
Saat Dokter Dani mau mengecek kondisi Rylin, tiba-tiba Rylin telah sadar.
"Eh Rylin, kamu sudah sadar" senang Dokter Dani. Rylin masih belum merespon, kayaknya Rylin masih bingung kenapa dia bisa ada di Rumah Sakit.
"Siapa yang bawa aku di Rumah Sakit ini?" tanya Rylin dalam hati. Dia pun mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan ini, sampai akhirnya Rylih melihat Dokter Dani yang sedang menatapnya.
"Siapa yang bawa aku di Rumah Sakit ini, Dok?" tanya Rylin menggunakan bahasa isyarat.
"Sepupu kamu, kalau tidak salah namanya itu Putra" jawab Dokter Dani. Mendengar jawaban Dokter Dani seketika membuat Rylin terkejut setengah mati. Bagaimana bisa Putra mengantarnya diRumah Sakit dan mengaku sebagai sepupunya? Astaga memikirkan hal itu membuat kepala Rylin sakit saja.
"Saya minta maaf juga, karena sudah membocorkan Rahasia kamu sama sepupu kamu" kata Dokter Dani merasa bersalah.
"Astaga jadi Putra sudah tahu juga? Oke, aku harus terlihat tenang supaya Dokter Dani tidak perlu merasa bersalah" kata Rylin dalam hati. Dia berusaha sesantai mungkin supaya Dokter Dani tidak terlalu kepikiran soal itu. Mengenai masalah Putra, itu bisa dia urus nanti.
"Saya juga sudah memeriksa mengenai penyakit kanker kamu, ternyata kamu terkena penyakit kanker Paru-paru. Kamu tidak perlu khawatir saya akan berusa sebaik mungkin untuk menyembuhkan kamu Rylin. Kamu harus bertahan ya!" kata Dokter Dani memberi semangat.
"Saya sarankan untuk memberitahukan ini sama Orang tuamu Rylin, masalahnya ini bukan masalah sepele, ini menyangkut nyawa kamu sendiri. Penyakit kanker Paru-paru ini sangat berbahaya Rylin" saran Dokter Dani yang terlihat sedih dan berharap Rylin memberitahukan orang tuanya.
"Iya, Makasih Dokter" kata Rylin mengunakan bahasa isyarat sambil tersenyum. Dia berusaha tersenyum untuk menutupi kesedihannya ini.
"Apa iya aku harus kasih tahu sama Papa dan Mama?" Tanya Rylin dalam hati.
***
Satu kata buat cerita ini?
Rindu sama ceritanya atau sama aku nih? XixixiSekali lagu aku mau ingetin
Jangan lupa untuk vote dan komen cerita aku, ayolah usahakan setelah di baca Vote ceritanya. Biar aku semangat buat update lagi :(Luv you Readers ♡
By
Anggi
KAMU SEDANG MEMBACA
Rylin (Bisu) ✔
Novela JuvenilCerita belum direvisi jadi jika ada kata yang tidak dimengerti, terdapat typo, mohon dimaafkan. Saya usahakan untuk merevisi bagain awal awal part yang saya rasa terdapat banyak typo. Apa jadinya kalau kita dibenci oleh keluarga karna satu kekuranga...