PAGI hari ini diawali dengan pelajaran matematika. Pak Heri berdiri didepan papan tulis sambil menerangkan materi untuk anak muridnya, dan anak muridnya fokus terhadap yang dijelaskan oleh Pak Heri. Percayalah bahwa sebagian dari mereka tidak ada yang dapat mengerti mengenai penjelasan tersebut dan mereka lebih memilih melakukan hal yang tidak jelas.
Keyna fokus terhadap papan tulis dan sesekali mencatat hal-hal penting yang dijelaskan. Mau sepanjang apapun Pak Heri menerangkan, otak Keyna tetap saja tidak sampai, nanti tunggu ujian baru dia pelajari. Emang seperti itu kan siswa siswi jaman sekarang?
Keyna melirik teman sebangku nya yang sedang asik sendiri, yaitu menulis namanya di bagian paling belakang buku secara berulang.
"Tulisan ini di tulis oleh perempuan SMA yang notabene nya merupakan siswi tercantik yang di gendrungi para cowok-cowok ganteng," gumam Putri, tangannya tetap setia menuliskan apa yang barusan ia ucapkan.
"Ih, pede banget dah lo." Keyna memutar matanya melihat tingkat kepedean seorang sahabatnya ini. Keyna akui Putri memang cantik seperti namanya bahkan lebih cantik dari dirinya, sampai satu sekolah sudah mengakui itu. Ibaratnya Putri seperti primadona sekolah incaran para kaum adam, dan yang dikatakan Putri memang tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar, karena Putri adalah cewek yang hobi berdandan. Jika ia tanpa riasan, maka tidak secantik itu.
"Alay dari mana nya sih, Key, kan gue emang cantik," kata Putri sambil mengibaskan rambut panjangnya.
"Iya serah deh."
Putri tersenyum lalu menepuk bahu Keyna singkat. "Nah sahabat gue emang top markotop."
Keduanya kembali melanjutkan kegiatan masing-masing seperti semula.
"Hmm Putri!" Putri yang merasa namanya dipanggil Pak Heri pun langsung menyaut, "Hah? Eh kenapa pak?"
Pak Heri dengan ciri khasnya yang tegas tentu saja membuat sebagian murid takut berurusan dengan guru itu, nah inilah yang dirasakan Putri, apakah ia berbuat salah?
"Ambilkan satu buku paket matematika di perpustakaan," titah pak Heri yang membuat Putri sedikit tenang sekaligus lesu. Masalah nya, Putri merupakan tipikal anak yang malas disuruh guru.
Gadis itu menjalankan aksinya yang biasa ia lakukan ketika dalam keadaan seperti ini.
Putri tiba-tiba memegang perutnya lalu mengerang, "Aduh pak, aduh.. Perut saya sakit."
Keyna melototkan matanya pada Putri lalu mencubit lengan perempuan itu.
"Heh, jangan banyak alasan ya, gue tau lo boong!" Keyna memicingkan matanya sambil menunjuk-nunjuk Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIDADE [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Keyna yang menyukai Arkan terus mendapat tolakan dari cowok itu ketika berulang kali menyatakan cintanya. Hingga suatu hari, di dalam kelas ketika hendak pulang sekolah, Keyna bertemu dengan Regan, kakak kelas yang selalu m...