6 - Pingsan

13.1K 1K 16
                                    

MEREKA berdua sempat terdiam beberapa saat sampai akhirnya Keyna melepaskan diri lalu pergi, tak lama Keyna kembali lagi seraya berkata, "Makasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MEREKA berdua sempat terdiam beberapa saat sampai akhirnya Keyna melepaskan diri lalu pergi, tak lama Keyna kembali lagi seraya berkata, "Makasih.." Dan ia pun kembali berlari meninggalkan Regan dengan ke bengongan nya.

Kaki Keyna terhenti, ia memandangi jaket di tangannya lalu menepuk dahinya gemas.

"Aduhh lupa ngembaliin lagi, Regan masih ada nggak ya di sana?"

Tidak mau menunggu lama lagi, Keyna kembali menghampiri Regan dimana tempat mereka terakhir bertemu.

Keyna mengatur napasnya yang ngos-ngosan lalu melihat sekeliling, ternyata zonk. Regan sudah tidak ada disana. Keyna memaki dirinya sendiri merasa bodoh.

"Bodo banget lo Key, kan bisa nanti di kasihnya, kenapa harus balik lagi coba? Pantesan kagak pinter, otaknya aja goblok gini." Ketika Keyna hendak melangkah, tiba-tiba suara seseorang menghentikan nya.

"Sekali lagi kamu melangkah, hukuman akan saya tambahkan!"

'Mampus lo Keyna mampus!!'

Keyna berbalik, pak Heri mulai berjalan ke arahnya.

****

Rensi terus-menerus menatap tempat duduk Regan, ia tidak bisa fokus belajar karena terlalu sering memikirkan cowok itu.

Menurutnya, akhir-akhir ini Regan menjadi sedikit aneh, sebab cowok itu banyak berkeliaran di sekolah. Biasanya kan Regan cuma duduk di kelas saja karena Regan tipikal anak yang tidak suka bergaul, selalu memakai hoodie dan terkadang juga memakai masker.

Rensi tertarik dengannya gara-gara Regan berwajah ganteng yang tidak pernah Rensi lihat sebelumnya.

Cewek itu berdiri dari duduknya lalu menghampiri guru yang sedang mengajar.

"Misi bu, saya izin ke toilet."

Bu Titi menurunkan kacamata nya ke hidung kemudian mengangguk. "Ya sana-sana."

Rensi pun langsung pergi ke toilet untuk berkaca memperbaiki penampilan. Itu sebuah manipulasi, karena sebenarnya ia pergi untuk mencari Regan.

****

Keyna menyabuti rumput di parit sekolah dengan malas-malasan. Ini lah hukuman yang ia dapat karena terlambat. Meskipun ia mengerjakan nya dengan setengah hati, ia tidak perduli. Yang penting pekerjaan nya cepat selesai dan bisa masuk kelas.

"Banyak banget, sich, nyonya muda gak bisa bersih-bersih beginii!!" Keyna menggerutu.

"Karena kalian berdua terlambat, saya minta kalian mengerjakan ini semua sampai tuntas!"

UNIDADE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang