36 - Pertandingan 1

8.5K 666 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AKHIRNYA hari yang di tunggu dan dinantikan terjadi juga. Tepat hari ini pertandingan basket antar Jakarta akan dilaksanakan.

SMA Taruna Bangsa adalah tuan rumahnya kali ini. Seluruh lapangan sudah penuh dengan siswa siswi berbagai sekolah ternama di Indonesia.

Semuanya serentak menggunakan baju olahraga dari sekolah nya masing-masing.

Begitu pula dengan Keyna, Fajar, dan juga Putri yang begitu antusias sekarang. Jarang sekali kegiatan seperti ini dilakukan di sekolah mereka.

"Regan mana, Key?" tanya Fajar kepada Keyna karena tidak melihat batang hidung si ketua.

"Dia lagi sama tim nya yang lain, persiapan." Fajar mengangguk mengerti, perhatian nya langsung teralihkan dengan seorang gadis yang melamun berdiam diri di bawah pohon. Mukanya begitu pucat.

"Eh guys, gue pergi bentar, ya?" Kedua gadis itu serentak mengangguk membiarkan Fajar pergi dengan urusannya.

"Kayak nya masih se-jam-an lagi, Key, kantin aja, yok." Keyna menyetujui usulan Putri. Dua bersahabat itu berjalan menuju kantin dengan tangan yang mengaitkan satu sama lain.

Fajar berdiri tepat di depan Rensi, tangannya mengambang, menghalangi sinar matahari yang langsung kena ke cewek itu.

Merasa ada sesuatu di sekitarnya, Rensi mendongak seraya memejamkan penglihatan nya.

"Ngapain sih lo," katanya dengan ketus.

Fajar tersenyum tipis kemudian duduk di sebelah gadis itu. "Lo yang ngapain, dari kemaren murung terus tu muka. Yang semangat dong!"

Rensi menghela napas. "Semangat  semangat gundulmu, beban masalah gue banyak banget."

Fajar menatap Rensi tepat di matanya. "Lo pernah mikir gak sih? Dengan lo kayak gini, orang lain jadi gampang ngejekin, apalagi lo makin kucel sekarang gak kek dulu lagi, yang apa-apa serba heboh."

Rensi terdiam, seolah terhipnotis dengan tatapan Fajar. Beberapa detik kemudian gadis itu berdehem, "Enggak lah, gak akan gue biarin siapa pun ngerendahin gue!"

"Nah gitu, jangan lemah, tunjukin kalo lo itu hebat! Si mak lampir."

"Bisa aja lo, brondong." Rensi tertawa seraya berdiri.

"Mau kemana?" raut bingung Fajar saat tiba-tiba Rensi berdiri.

"Mau make up lah, yakali gue dekil kek gini!"

UNIDADE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang