42 - Happy Fajar

8.7K 717 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


INI adalah hari ke tiga dimana Bima kembali mendatangi rumah Reva yang sebelumnya tidak bertemu cewek itu.

Yang emang beberapa hari kebelakang, Bima tampak mengunjungi rumah milik Reva, namun kata bi Minah, Reva tidak ingin bertemu dengannya.

Bima menarik napasnya dalam-dalam kemudian menuju pekarangan rumah Reva.

Baru saja hendak mengetuk pintu, pintu tersebut lebih dulu di buka oleh seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru saja hendak mengetuk pintu, pintu tersebut lebih dulu di buka oleh seseorang.

Reva keluar dari rumah tersebut dengan tergopoh-gopoh. Gadis itu agak terkejut melihat Bima yang tiba-tiba ada di depan rumahnya.

"Ngapain lo kesini?!" tanya Reva dengan galak.

"Saya mau bicara sama kamu."

"Gabisa. Gue sibuk," ujar wanita itu melenggang pergi dari sana. Berhenti tepat di depat pagar untuk menunggu seseorang.

Bima menghampiri Reva, diwajahnya terlihat amat sangat menyesal.

"Maafin saya Reva," kata Bima dengan nada rendah. Reva keliatan tidak peduli, cewek itu sekali lagi mengecek jam tangannya. "Lama banget, sih."

"Saya tau saya salah, malam itu Maura memberi saya persyaratan supaya dia mau mendonorkan darahnya buat mama." Bima tetap berusaha menjelaskan segalanya, tak peduli jika Reva mengabaikan nya.

"Saya merasa bersalah karena tidak memberi tau kamu selama ini, saya sangat menyesal ..."

Reva tiba-tiba menoleh, menatap Bima dengan sinis. "Alasan aja lo, lo pikir gue bakal kemakan omongan lo gitu?"

"Saya tidak memaksa kamu untuk percaya sama saya, tapi itu adalah kejadian sebenarnya Reva."

"Kalo itu yang sebenernya terjadi, kenapa lo ciuman sama lonte satu itu? Lo ngenikmati juga kan?!"

Bima mengatur napasnya untuk lebih rileks. "Itu hanya kesalahpahaman Reva, itu tidak sengaja. Kamu tidak tau kejadian sebelumnya."

Reva menatap Bima tajam seraya tersenyum sinis. "Nih gue kasih tau ya, yang namanya enggak sengaja, mana ada tuh sampe bermenit-menit. Gue ngepantau lo sama dia yang lagi ciuman itu bukan cuma 3 detik ya, tapi beberapa menit. Keliatan kok kalo lo itu menikmati," ujar Reva seketika Bima tertegun. Apa yang dibilang Reva tidak sepenuhnya salah, benar ia melakukan itu, namun yang ada dipikiran Bima saat itu hanya Reva, sampai-sampai ia terhanyut dalam ciuman Maura.

UNIDADE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang