KEYNA menatap wajahnya di cermin, ia mengamati setiap apa yang dimiliki nya. Beberapa kali menghadap depan, belakang, dan samping.
"Kayak nya gue nggak jelek-jelek banget deh, malahan gue itu cantik loh. Tapi kenapa Arkan nggak pernah tergoda sama gue yang cantik ini, sih?"
Keyna mengetuk beberapa kali kepalanya karena ucapan yang ngawur, "Apaan Keyna apaaaannnn, lebay!"
Hari ini Keyna sudah mulai masuk sekolah, badannya juga sudah cukup baik dari pada kemarin. Untunglah kemarin ia sempat ke dokter karena dirinya sempat panas tinggi.
Gadis itu mengambil tas nya, dan tidak lupa pula untuk membawa jaket milik Regan yang ia pake kemarin. Berhubung mobil Keyna sedang ada di bengkel, jadi ia memutuskan untuk naik angkot. Lumayan itung-itung bernostalgia seperti dirinya dulu sebelum usaha orang tuanya berkembang. Ya dulu Keyna miskin dan tidak punya cukup uang.
"Kak, gue langsung ke sekolah dulu ya?" izin Keyna pada Reva yang sedang sarapan.
"Loh, sarapan dulu Key."
"Aku makan di jalan aja kak, takut telat," balas Keyna tidak mau berlama-lama lagi. Pagi ini mungkin ia akan menghabiskan banyak waktu, belum lagi ia harus menunggu angkot sampai datang.
Keyna berlari dari rumahnya sampai ke halte, setelah sampe ia memilih untuk duduk sambil mangatur napasnya yang ngos-ngosan.
Beberapa menit kemudian, angkot yang ditunggu-tunggu berhenti didepan halte membuat Keyna dapat bernapas lega.
Keyna melongo tak percaya, di dalam angkot itu begitu rame dengan penumpang sehingga kemungkinan untuk dirinya duduk begitu kecil.
"Bang, angkotnya nggak muat ya?"
Sopir angkot langsung menoleh kebelakang atas perkataan Keyna, dilihatnya penumpang sudah penuh.
"Mas mbak nya bisa geser sebentar nggak? Ini tanggung tinggal satu orang lagi."
"Eh kalo nggak muat angkot nya nggak papa mas," ujarnya.
Para penumpang merapatkan tempat duduk mereka agar Keyna bisa masuk dan duduk. Tempat yang kosong hanyalah didekat pintu masuk angkot. Sebenarnya Keyna sedikit ragu untuk dia duduk disana, tempat itu sedikit berbahaya, kapan saja ia bisa terjatuh apalagi kursi nya begitu sempit.
"Kayaknya saya---" Belum lagi Keyna menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja seorang cowo keluar dari angkot lalu menarik tangannya.
"Masuk. Biar gue di samping pintu."
Raut Keyna seketika berubah, "Loh Regan? Kok lo bisa ada di angkot? Bukannya lo bawa motor, ya?"
"Buruan masuk, jangan banyak tanya."
"Galak euy."
Keyna mengangguk dengan cepat lalu bergegas memasuki angkot, sedangkan Regan duduk disebelah Keyna tepat disamping pintu masuk kendaraan itu.
Sudah jadi rahasia umum kalau sopir angkot ketika membawa kendaraannya selalu mengerem mendadak dan juga tancap gas tanpa aba-aba. Regan kini mempertahankan tubuhnya agar jangan sampai tergelincir apalagi terjatuh.
Keyna menatap kesebalahnya di mana Regan berada, Keyna jadi takut laki-laki itu beneran jatuh dan nantinya dia akan terus merasa bersalah.
Keyna sedikit menggeser tubuhnya walau tidak berguna, angkot itu bener-bener ramai dan berisik. Belum lagi ada ayam yang berkokok, uh rasanya ingin sekali Keyna membuangnya.
Gadis itu menepuk singkat lengan Regan yang membuat Regan menoleh.
"Duduknya agak deketin ke gue biar lo nggak jatuh. Siniii." Keyna menarik lengan Regan supaya lebih mendekati nya, dan akhirnya tidak ada jarak di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIDADE [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Keyna yang menyukai Arkan terus mendapat tolakan dari cowok itu ketika berulang kali menyatakan cintanya. Hingga suatu hari, di dalam kelas ketika hendak pulang sekolah, Keyna bertemu dengan Regan, kakak kelas yang selalu m...