3 - Pemakaman dan Hujan

15.3K 1.2K 18
                                    

CEKREKCekrek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CEKREK
Cekrek.

Reva tersenyum melihat foto selfie dirinya, cantik dan Bagus. Perempuan 23 tahun itu berdiri dari tempatnya lalu mengelilingi ruangan kerja, dan mengambil beberapa gambar wajah.

"Ya, hasil potret seorang Reva Kameela tidak usah diragukan lagi," katanya dengan bangga, ia kembali duduk dimeja kerjanya sambil mengangkat salah satu kaki seperti seorang boss besar.

Tok.. Tok..

"Ya masuk."

Seorang perempuan seumuran Reva masuk dari arah pintu, "Rev, pak Bima ingin mengadakan meeting di cafe, jadi dia mau ngosongin tempat ini sekitar 2 jam-an." Silvy menjelaskan maksud kedatangannya.

Reva terlihat berpikir sebentar. "Bima siapa?"

"Bima Hartono, yang punya perusahaan Hartono."

Reva tidak asing mendengar nama perusahaan itu. Reva langsung mengambil handphone nya lalu men search nama perusahaan tersebut.

"Hartono Company, perusahaan sukses yang di jalankan secara turun menurun dan yang sekarang menjalankan sebagai direktur adalah Bima Hartono, anak sulung dari alm. Gerald Hartono."

"Yaudah, gue setuju, 2 jam aja ya tapi?" Silvy mengangguk semangat lalu memberikan kedua jempolnya, "siyap bu boss! Lagian bayarannya juga gede."

Reva duduk di kursi nya lalu bersedekap dada, "Kayak kenal .."

****

Keyna bercermin didepan kaca, perempuan itu menggunakan selendang di kepala nya, tak lupa pula ia telah menyiapkan satu botol besar air dan juga bunga.

Setelah siap, ia bergegas menuju mobilnya dan pergi kesuatu tempat.

Ditengah perjalanan handphone nya berdering, mau tak mau Keyna harus menepikan mobilnya ke pinggir jalan agar tidak menyebabkan macet. Keyna juga tidak akan mengangkat telepon sambil berkendara karena itu akan menghancurkan fokusnya, kini ia lebih memilih untuk mencari aman.

"Halo."

"Halo Key, lo dimana?"

"Gue lagi di jalan, emang kenapa?"

"Ini gue sama Fajar lagi mau nyari buku yang disuruh bu Aisyah kemarin, kebetulan kak Arkan juga lagi nyari buku. Lo mau ikutan nggak? Kan lumayan lo bisa pdkt an sama kak Arkan."

Sama Arkan?? Jujur saja Keyna sangat ingin bergabung apalagi ia begitu menyukai Arkan, rasanya sayang sekali moment ini untuk di lewatkan. Tapi tujuan Keyna saat ini juga penting, oke.. Untuk saat ini Keyna mungkin bisa melupakan Arkan sementara.

"Maap Put, kayaknya gue nggak bisa ikut, gue harus ke TPU sekarang."

"Aduh padahal ini moment pas banget lohh, nggak seru deh kalo lo nggak ikutan, terus lo ke TPU mau berkunjung ke..?"

UNIDADE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang