35 - Balapan

8.6K 774 20
                                    

RENSI berlari menjauh dari rumah nya, entah kemana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RENSI berlari menjauh dari rumah nya, entah kemana. Ia terus menyeka air matanya yang turun, tampilannya acak-acakan seperti tak terurus.

"KAMU BUKAN LAGI ISTRI SAYA MULAI SEKARANG!"

Kalimat tersebut terus berputar di otak Rensi. Gadis itu kacau. Dia ingin menceritakan masalahnya ke orang lain, tapi ia bingung ke siapa.

Gadis itu berjalan sendirian di tengah jalanan yang sepi, tanpa melihat kanan kiri, lampu menyilaukan membuat keningnya berkerut.

TTTIIINNNN..!!

Rensi menoleh, sebuah truk besar akan melaju menghampiri nya. pandangan nya silau, cewek itu panik, tubuhnya melemas, kakinya sangat sulit untuk di gerakkan. Ia hanya pasrah.

BRAKKKK!!

Seseorang menariknya amat sangat kuat. Rensi terpelanting ke arah trotoar, dan orang itu memeluknya begitu erat seolah tidak membiarkan Rensi terluka sedikitpun.

Rensi menangis di pelukan orang yang bahkan gadis itu tak kenal, hatinya menghangat jika di peluk seperti ini.

"Lo mau cari mati?!" Cowok itu menghentikan Rensi untuk menatapnya.

Rensi mendongak, dia kaget ketika tau siapa orang tersebut. Perlahan ia menjauhkan badannya, mendudukkan dirinya diatas trotoar, kemudian menangis dalam diam, terlihat bahunya yang bergetar hebat.

Fajar mendekat, mengelus-elus tubuh gadis itu dengan hati-hati.

"Lo ada masalah?" tanya Fajar, bersikap lembut tak seperti biasanya.

Rensi mengangguk tanpa ragu, ditatapnya Fajar sekali lagi lalu menyerang laki-laki itu dengan pelukannya.

"O--ortu gue ... cerai," lirihnya yang berada dalam pelukan Fajar.

Fajar kaget. "Penyebabnya?"

Rensi menggeleng, sejujurnya ia tidak tau masalah yang di hadapi kedua orang tuanya. Tiba-tiba saja papanya pulang dan menjelek-jelekkan mamanya, dan saat itu juga papa menceraikan mama Rensi tanpa sebab.

"Apa ini ada hubungannya sama cewek yang lo labrak waktu itu?" tanya Fajar tidak yakin.

Rensi terlihat berpikir sebentar, mencerna omongan Fajar barusan. Matanya memanas, tangannya terkepal kuat.

"GUE BENCI DIA, GUE BENCIII!!" Rensi mengacak rambutnya depresi, dirinya tak terkendali.

Fajar kalut, cowok itu memeluk erat Rensi agar lebih tenang.

UNIDADE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang