KEYNA berjalan di koridor dengan malas-malasan, tubuhnya terasa remuk karena kejadian di luar nalar kemarin. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan menyangkut Regan dan Fajar. Belum lagi hatinya sudah sangat merindukan sosok Arkan.
Keyna duduk di kursinya, setelah itu ia membaringkan kepalanya ke atas meja.
Putri yang sibuk berdandan pun mengalihkan pandangannya ke arah Keyna.
"Lo kenapa dah? Kusut amat tu muka, mau gue setrikain? Iya?"
"Paan sih lo put. Gajelas," balas Keyna dengan nada yang cukup ketus, dan itu berhasil membuat Putri sedikit heran.
"Buset, emang ada apaan, sih?" tanya Putri penasaran.
Keyna menatap Putri tanpa minat, ia tidak mungkin menceritakan keadaan kemarin kepada Putri, bukan karena tidak ingin Putri tau, hanya saja ia terlalu malas untuk membeberkan semuanya.
"Ga ada apa-apa, gue males cerita."
"Hm kebiasaan deh, lo selalu males kalo nyeritain. Emang ada apa sih sampe bete gini? Serius gue kepo," rengek Putri sampai menarik-narik lengan Keyna, dan gadis itu langsung menepisnya.
Bertepatan dengan ucapan Putri tadi, bel berbunyi menandakan upacara akan segera di laksanakan.
"Lo harus cerita nanti."
Para siswa siswi berhamburan menuju lapangan dan membuat suatu barisan yang rapih.
Sudah menjadi hal lumrah bagi murid lebih senang jika mereka tidak berada pada barisan paling depan. Jadilah mereka menyuruh beberapa cewek culun lainnya untuk berdiri di paling depan, dan salah satunya Keyna. Paling depan adalah tempat terfavorit nya karena dapat melihat Arkan secara jelas.
Upacara sedang di selenggarakan dengan khidmat, tak jarang pula Keyna mengelap keringatnya karena kepanasan, dan yang lain juga melakukan hal yang sama.
Keyna tersenyum saat melihat Arkan yang sekarang sedang ikut upacara dengan tenang. Cowok itu berdiri tegap di sana, wajahnya berkeringat, justru membuat Keyna tambah suka.
Kak Arkan diem aja ganteng, apalagi bertingkah.
Saat sedang asik memperhatikan Arkan, mata Keyna tak sengaja menangkap seseorang yang sedang menatapnya juga membuat Keyna tentu saja risih diliatin secara terus menerus.
"Aduh panas banget, sih gak suka gue!" celoteh Putri yang berada di kawasan panas. Emang sedari dulu Putri malas ikut upacara seperti ini, bukan karena tidak suka, hanya saja Putri membenci bagian amanat dari pembina, apalagi yang di ucapkan itu-itu saja.
"Put, mau tukaran tempat gak?" tanya Keyna kepada Putri untuk menghindari mata elang milik Regan. Ia risih terus di perhatikan oleh laki-laki itu, dan menurut Keyna Regan sama seperti Renaldy, hanya cuma akan membuatnya merasa terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIDADE [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Keyna yang menyukai Arkan terus mendapat tolakan dari cowok itu ketika berulang kali menyatakan cintanya. Hingga suatu hari, di dalam kelas ketika hendak pulang sekolah, Keyna bertemu dengan Regan, kakak kelas yang selalu m...