26 - Waspada

9.9K 751 11
                                        

HARI sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi satu pun dari mereka tidak ada yang beranjak meninggalkan rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi satu pun dari mereka tidak ada yang beranjak meninggalkan rumah sakit.

Keyna sudah menguap beberapa kali. Cewek itu biasanya tidur di bawah jam 10 malam, tapi, malam ini ia harus tetap terjaga menemani semua nya.

Berbeda dengan Keyna, Reva justru tidak mengalami kantuk sama sekali. Mengkhawatirkan kondisi Bima melupakan rasa kantuk gadis itu, belum lagi ia merasakan deg degan saat Maura lah yang mendonorkan darahnya untuk mamanya Bima.

Reva yakin, Maura pasti punya maksud lain dengan mendonorkan darahnya, mengingat Maura adalah perempuan licik, gadis itu tak mungkin menyerahkan darahnya dengan sukarela.

Regan menoleh ke sampingnya dimana Keyna berada, cowok itu mengelus singkat kepala Keyna membuat Keyna tersadar kembali.

"Gue anterin lo pulang. Udah malem, lagian besok sekolah, biar yang cowok-cowok aja yang jaga," kata Regan menawarkan. Ia juga tidak tega melihat Keyna yang beberapa kali menahan kantuk.

"Gak usah, gue nunggu sini aja." Ucapan Keyna justru mengundang reaksi berbeda dari Regan. Cowok itu memandang Keyna tidak senang. "Gue gak suka di bantah. Ini demi kesehatan lo juga."

Keyna memandang Regan takut-takut, selanjutnya ia menurut saja, dari pada Regan ngamuk nantinya. Lagi pula apa yang di bilang Regan ada benernya.

Keyna pun menghampiri Reva lalu meminta izin untuk pulang lebih dulu.

"Kak, gue pulang ya, besok sekolah soalnya." Reva mengangguk samar lalu menepuk sekali bahu sang adik.

"Hati-hati."

****

"Abis nganterin gue, lo balik ke rumah sakit lagi, ya?" tanya Keyna.

"Hmm, gue harus nemenin Tono bareng yang lain." Keyna manggut-manggut mengerti. Wajar saja, toh mereka sahabatan, kok. Tidak mungkin Regan dan yang lainnya tega meninggalkan Tono dalam keadaan sedih begini.

Sekarang mereka berdua sedang berada di dalam mobil milik Regan. Jalanan tidak terlalu ramai seperti tadi sore, mungkin karena ini sudah hampir larut malam. Motor-motor juga hanya 5-10 motor yang mereka temui.

"Jadi lo besok gak sekolah dong?"

"Gak tau juga, mungkin sekolah, mungkin gak hehe." Keyna memanyunkan bibirnya lalu menepuk Regan, "Paan sih, gue nanya yang bener juga."

Regan tertawa singkat lalu mulai fokus terhadap jalanan. Cowok itu mengernyitkan dahinya ketika melihat sebuah sepeda motor yang kalo di liat-liat mengikuti dari rumah sakit.

Regan memfokuskan matanya kembali.

"Bangsat!" umpat laki-laki itu dengan geram, terlihat dari rahangnya yang mengeras serta otot-otot tangannya yang terlihat jelas.

UNIDADE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang