[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Keyna yang menyukai Arkan terus mendapat tolakan dari cowok itu ketika berulang kali menyatakan cintanya. Hingga suatu hari, di dalam kelas ketika hendak pulang sekolah, Keyna bertemu dengan Regan, kakak kelas yang selalu m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MURID-MURID di kelas Keyna sedang panas dingin sekarang, terlebih pak Heri yang akan membagikan kertas ulangan tempo lalu.
Keyna menggigit jarinya deg degan, berharap mendapatkan nilai yang memuaskan kali ini.
"Fajar Adrian." Seperti biasa, Fajar selalu menganggap remeh ulangan, karena menurutnya lebih penting ujian ketimbang ulangan.
"Dapat berapa?" tanya Keyna ketika Fajar melewati tempat duduknya.
Fajar nyengir, "35 hehe."
Keyna memutar kedua bola matanya, dapat 35 saja Fajar masih senyum-senyum. Dasar gila!
"Putri Anatasha." Perhatian semua murid langsung menuju ke Putri. Setiap ulangan Putri memang tidak pernah mengecewakan, selalu mendapatkan nilai tertinggi.
Putri mengambil kertas ujian itu kemudian ia melongo, menutup mulutnya lalu tersenyum lebar.
"Berapa?" Keyna mendesak Putri untuk melihat nilai cewek itu.
Putri mengibaskan rambutnya, kemudian memberikan kertas ulangannya kepada Keyna dengan bangga. Fajar yang di belakang pun ikutan kepo.
95!
What the fuck?!
Keyna geleng-geleng kepala. Ia akui Putri emang sangat pintar di semua bidang pelajaran, dan ia cukup beruntung bisa berteman dengan Putri. Sapa tau pintarnya nular yekann.
"Keyna Calya Wijaya." Keyna tersentak kaget saat namanya dipanggil. Berarti ini adalah gilirannya.
Keyna berjalan menuju pak Heri lalu mengambil lembar nilai ujian tersebut. Kecemasan nya bertambah saat pak Heri menatapnya berbeda dari biasa.
Anjir pak Heri, tambah cemas gue.
Keyna menuju tempat duduknya, kertas itu masih ditangan Keyna, belum cewek itu buka.
"Berapa, Key?" tanya Putri dan Fajar secara serentak.
Keyna memberikan kertas itu ke mereka berdua, padahal dirinya sendiri belum melihat nilai ulangannya.
Putri dan Fajar sibuk membuka nilai tersebut, sedangkan Keyna menutup matanya tidak siap melihat hasilnya.
"Daebak!" ucap Putri kaget.
"Mana-mana." Fajar merebut kertasnya dari Putri. Sesaat kemudian matanya melebar, "Anjirr!"
Mendengar reaksi keduanya, mata Keyna sedikit terbuka, gadis itu mengambil kertas jawaban dirinya lalu menatap kertas itu dalam diam.