25 - Rumah Sakit

10.2K 783 13
                                    

FAJAR duduk di terasnya dengan rasa bosan, lalu ia memutuskan untuk mengambil kunci motornya dan menuju markas saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FAJAR duduk di terasnya dengan rasa bosan, lalu ia memutuskan untuk mengambil kunci motornya dan menuju markas saja. Karena menurutnya hanya markas yang membuat dirinya tidak bosan, karena di tempat itu anak-anak sering berkumpul.

Cowok itu mengendarai motor nya dengan kecepatan yang tinggi. Sudah lama ia tidak liar.

Fajar berhenti saat lampu jalan menunjukkan warna merah. Cowok itu memandangi sekitar. Matanya tidak sengaja menangkap sosok perempuan tak jauh dari lampu merah, yang sepertinya ia kenal sedang berantem dengan seorang wanita yang beberapa tahun lebih tua darinya.

"Si mak lampir kek nya," gumam Fajar seraya memperjelas penglihatannya, ya itu memang benar dia, si Rensi.

Samar-samar Fajar mendengar perbincangan mereka berdua. Ucapannya terdengar cukup jelas. Bahkan beberapa orang berkendara ada yang mengalihkan pandangan mereka.

"Gue nggak mau ya liat lo sialan, jauh-jauh lo dari gue. Jangan pernah lo ganggu kehidupan gue apalagi lo gangguin bokap gue! Murahan lo jadi cewek, merasa keren lo ngerebut bokap gue? Hah?? Jawab njeng! Beraninya di chat, giliran ketemu langsung bisu mulut lo! Mana lo yang bentak-bentak gue di chat? Ngumpatin gue? Jelek-jelekin gue? Ilang nyali lo?"

Fajar kaget melihat Rensi yang semarah ini, sepertinya cewek itu sedang di kuasai oleh amarah.

Melihat lampu yang menunjukkan warna hijau, Fajar yang masih kepo dengan apa yang terjadi pun lebih memilih menghentikan motornya tak jauh dari tempat Rensi berada lalu mengamati apa yang Rensi lakukan dengan wanita di depan gadis itu.

"Lo pikir gue bodoh? Gue tau lo sama bokap gue main di belakang pas nyokap gue sakit! Munafik lo pura-pura baik ngerawat nyokap gue, aslinya kek tai anjeng."

"Cukup ya! Kamu sudah keterlaluan Rensi! Saya ini lebih tua dari kamu, dan kamu tidak pantas berbicara dengan saya seperti ini."

"Lebih tua? Gak usah bawa-bawa umur kalo kenyataanya sifat lo tuh masih kayak bocah! Kalo lo emang punya otak, seharusnya lo mikir dengan kelakuan lo yang seenaknya ngerebut laki orang itu salah, setan! Lo sadar gak sih? Secara gak langsung lo udah jatuhin harga diri lo sendiri. Apa yang lo incar dari bokap gue? Uang? Hahaha udah kebaca." Rensi tertawa keras, melipat kedua tangannya di depan dada, menatap lawannya nyalang.

Plakk

Fajar langsung tersentak saat wanita itu melayangkan tamparan keras ke wajah Rensi. Fajar melihat, Rensi tidak menangis, justru ia masih terlihat seperti biasanya, angkuh dan sombong.

"See? Wow, dengan lo nampar gue kek gini, sama aja lo udah kasih tau siapa diri lo yang sebenarnya."

Gadis di depannya tampak terkejut dengan apa yang ia perbuat. Gadis itu menatap tangannya sendiri, kemudian beralih menatap wajah Rensi yang agak memerah dibagian pipi.

UNIDADE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang