33 - Bima di Masa Lalu

8.8K 752 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY EID MUBARAK!

Selamat untuk 2k nya temen-temen 😩💜

33. Bima di Masa Lalu

"OMG! SIAPA SIH YANG BERANI MUKULIN ORANG GANTENG KEK KAMU, HONEY?! Bilang sama aku, biar aku botakin kepalanya." Rensi dengan tergopoh-gopoh menyingkirkan Keyna untuk melihat Regan secara langsung. Tangannya membelai wajah tampan itu membuat Regan risih setengah mati, terlebih Keyna yang menatap Rensi kesal.

"Minggir lo." Regan mendorong Rensi dari ranjang nya, kemudian kembali menarik Keyna untuk berada di samping cowok itu.

Rensi merengut, dia tetap berdiri di sana dengan hebohnya.

"Kamu tau gak, pas aku tau kamu masuk rumah sakit, aku panik banget, loh."

Regan mengacak rambutnya kasar, setelah itu dia menatap Fajar dengan tajam yang berani membawa cewek cempreng ini kesini.

"Lo napa sih bawa toa gini, njing?" Sedangkan Fajar, laki-laki itu hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya? "Ya maap, tu mak lampir maksa gue banget," kata Fajar yang juga di angguki oleh Putri yang kini sudah berada di sebelah Keyna, Putri menyaksikannya sendiri.

"Satu mobil sama dia, gue kek di tiupin terompet sangkakala," ujar Putri yang membuat semua di sana tergelak keras.

"HAHAHAHAHAH BANGKE."

"Jahat betul kalian," ucap Rensi dengan muka sedihnya, justru yang lain tambah ngakak.

"Keren lo gan, cewek beginian bisa nyantol," kata Tono masih memegang perutnya, keram karena banyak tertawa.

"Berisik."

"Gimana keadaan lo?" tanya Marcel mengganti topik.

"Sore udah boleh pulang," balas Regan.

Sebenarnya dari tadi malam mereka belum pulang, dan menjaga Regan di depan pintu ruangan.

"Mbak yang jaga toko tadi semok sekali kawan-kawan." Tono berkata dengan teman-teman yang kini sedang berjalan di koridor rumah sakit kembali menuju ruangan Regan. Sambil memikirkan penjaga toko yang begitu menarik di mata Tono.

"Tepos gitu," celah Gio, menatap Tono sinis.

"Pala lu tepos, mantep banget gitu," ujar Tono tidak terima.

UNIDADE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang