35|| Rasa

322 62 22
                                    


Tiffany menatap gugup pintu bernomor 65 dihadapannya. Disebelahnya sang suami yang tak kalah gugup tengah menggenggam telapak tangannya yang dingin.

Tok tok tok

Ceklek

Wanita itu mengetuk pintu tiga kali sebelum akhirnya masuk. Kini atensi seluruh orang diruangan tengah menatap ke arah pasangan bermarga park yang terdiam.

"Ah, nyonya dan tuan park, senang melihat kalian datang berkunjung. Silahkan masuk" ujar Sooyoung yang pertamakali sadar dari ketertegunan. Seketika ia resah. Untuk apa keluarga Park datang kesini?

Baik Tiffany maupun Donghae memutuskan untuk duduk di sofa yang disediakan sebagai fasilitas rumah sakit dengan tatapan mata yang tak lepas dari Jaemin.

Haechan melirik Mark yang terdiam. Ia sama sekali tak menyangka bahwa keluarga Park lah yang akan datang berkunjung. Tapi kenapa? Apakah... Kini bola matanya menatap lekat ke arah Jaemin yang mengernyit bingung di sofanya. Apakah karena Jaemin?

"Jaemin-ah..."

Tiffany yang sudah tak kuat ingin memeluk namja yang ia anggap sebagai putra kini memanggil nama Jaemin. Benar-benar mirip. Hanya saja Jaemin yang ada dihadapannya terlihat kurus dan pucat.

Jaemin masih mengerutkan alisnya saat namanya dipanggil oleh sosok tak dikenal. Kenapa  banyak sekali orang dewasa yang datang saat ia sadar? Padahal ia sangat mengharapkan teman-teman sebayanyalah yang datang berkunjung. "Bibi mengenalku?"

Seketika dada Tiffany terasa sesak. Sosok yang biasanya memanggilnya dengan sebutan 'Eomma' kini memanggilnya 'Bibi' seperti pertemuan pertama mereka. "Park Jaemin?"

Lagi-lagi Jaemin berhasil dibuat bingung. Park? Sejak kapan marganya berubah menjadi park? "Ah, maaf, tapi namaku Na Jaemin. Kurasa bibi salah orang?"

Donghae mengusap tangan istrinya, bermaksud menenangkan. Ia ingat dulu Tiffany pernah mengatakan bahwa marga Jaemin adalah Na. Namja di hadapannya ini benar-benar mirip seperti putranya.

Tiffany tersenyum lemah. Ia mengusap air mata yang mengalir dipipinya. "Kau mirip sekali dengan putraku, Park Jaemin"

"Itu berarti pura Bibi juga sama tampannya sepertiku" seketika kepercayaan diri Jaemin meningkat mendengar penuturan Tiffany.

Tiffany tertawa dengan mata berkaca-kaca. Namja didepannya ini benar-benar putranya. "Ya dia sangat tampan. Wajah dan senyum kalian begitu mirip. Kupikir kalian adalah orang yang sama"

"Dia baru saja sadar dari koma selama 5 tahun. Dia tidak mungkin putramu nyonya Park. Bukankah Jaemin baru saja menghilang kemarin? " Sooyoung yang merasa posisinya terancam memutuskan untuk angkat bicara.

Sudut bibir Tiffany berkedut. Dulu ia tak terlalu menyukai Sooyoung setelah melihat kedekatannya dengan sang putra, tapi sekarang ia tak bisa berbuat banyak. Wanita itu benar.

"Jadi puta bibi hilang? Apa dia begitu mirip denganku hingga bibi salah menganggapku sebagai Park Jaemin?" ada gurat iba dalam wajah Jaemin.

Tiffany mengangguk "Ya kalian sangat mirip. Mau melihat fotonya?" tanyanya yang langsung dijawab anggukan oleh Jaemin. Tak memperdulikan Sooyoung yang menatapnya tajam, Tiffany berdiri dan mendekat ke arah Jaemin. Ia menunjukkan sebuah foto keluarga diponsel yang ia ambil setelah Jaemin resmi menjadi bagian dari keluarga Park.

Jaemin terbelakak melihat foto dilayar ponsel Tiffany. Wajah itu benar-benar mirip dengannya. Pantas saja Tiffany menganggapnya sebagai Park Jaemin tadi.

"Putra pertamaku menemukannya tengah kedinginan dijalan. Aku dan suamiku memutuskan untuk menjadikannya bagian dari keluarga park. Dia bukan anak angkat, tapi putra dari keluarga Park. Jaemin-ah..."

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang