"Darimana Hyung tau namaku?" pertanyaan Jaemin berhasil memecah lenggang. Jaemin hanya memastikan, apa orang yang berbaik hati mengantarnya pulang ini adalah orang yang sama seperti yang ada diingatannya.Chanyeol tersenyum tipis. Sama seperti Baekhyun. Rupannya Jaemin tak ingat. "Orang tuaku bercerita tentangmu. Apa kau tak ingat? Aku yang memintamu dan Donghyuck untuk menyanyikan lagu buatanku beberapa tahun lalu saat acara besar dirumah harapan"
Alis Jaemin saling bertaut. Lagu? Kenapa ia sama sekali tak mengingat itu? Ia hanya ingat Chanyeol memperkenalkan dirinya pada Tiffany. Bukankah itu kali pertama ia bertemu Chanyeol?
"Lupakan saja. Kejadiannya sudah sangat lama. Kau pasti lupa" ujarnya saat melihat raut kebingungan Jaemin. Chanyeol menatap wajah Jaemin lamat-lamat. Pemikirannya tak mungkin salah. Ini memang Jaemin yang pernah menjadi adiknya. "Wajah kalian benar-benar mirip. Pantas saja Orang tuaku sempat salah paham dulu"
Jaemin tersenyum getir "Yeah... Semua orang mengira aku adalah Park Jaemin"
Chanyeol mengangguk-angguk maklum. "Anak itu sungguh cerewet dan menyebalkan. Di benar-benar berhasil mecuri hati kedua orang tuaku" Chanyeol menghela napas. "Sekarang aku jadi merindukannya. Ada sesuatu yang belum sempat ku sampaikan saat ia pergi"
Jaemin menatap lamat-lamat ke arah Chanyeol. Kenapa kakaknya jadi bersikap sok misterius seperti ini?
"Kudengar kau berteman dengan Renjun saat sekolah menengah pertama. Setelah apa yang terjadi tidakkah kau merasa bahwa dunia terlalu sempit? Pertemuanmu dengan keluarga Kim saja sudah membuktikan betapa sempitnya dunia ini"
Lagi, Jaemin tak mengerti apa yang tengah Chanyeol katakan. Keluarga Kim? Apa hubungannya ia dengan keluarga kim? Sedan hitam itu berhenti di pekarangan luas. Mereka sampai.
"Wajah dan nama kalian mirip" gerakan tangan Jaemin yang hendak membuka pintu mobil terhenti. "Ada satu hal yang ingin kukatakan pada adikku. Tak masalah kan bila aku mengatakan ini padamu?" manik Chanyeol menatapnya dalam. Jaemin tak sanggup untuk mengatakan tidak, maka ia mengangguk sebagai balasannya.
Chanyeol tersenyum "Ada banyak hal didunia ini yang terjadi diluar ekspetasi kita. Apapun yang terjadi akan terlihat baik apabila kita melihat dari sudut pandang yang berbeda. Serumit apapun masalah dan pertanyaanmu kelak, cobalah untuk melihat dari sudut pandang beberapa orang. Jangan biarkan emosi dan kebencian bersarang di hatimu. Kau bisa mengingat apa yang aku katakan kan?"
"Tentu saja" Jaemin tersenyum tipis. Sejak awal ia tau Chanyeol bukanlah orang yang biasa-biasa saja. Wajah yang biasanya menyebalkan itu sekarang terlihat misterius. "Aku akan selalu mengingat ucapanmu hyung"
*-*-*-*
"Kenapa Baekhyun hyung lama sekali tidak mengunjungi kami?"
Baekhyun tertawa, mengusak kepala David yang dengan manja duduk dipangkuannya. "Hyung sedang ada urusan. Kalian merindukanku?"
"Kami merindukan makanan yang oppa bawa. Apa oppa tau, david pernah menangis seharian karena ingin mendengar permainan piano oppa. Untung saja Mark oppa datang" ujar Yena dengan pipi menggembung.
Plak!
Tanpa aba-aba David memukul punggung Yena "Berhentilah mengembungkan pipi. Wajahmu terlihat menjengkelkan"
Plak!
"Kalau begitu jangan duduk dipangguan Baekhyun oppa, dasar anak manja" Yena membalas perbuatan david dengan memukul kepala anak itu.
Mark menggeleng-gelengkan kepala. Pemandangan seperti ini tak hanya terjadi sekali dua kali. Rasanya aneh bila David dan Yena tak terlibat pertengkaran kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) END
RandomWARNING: FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Tentang Byun Baekhyun, namja cantik yang sanggup memporak porandakan kehidupan Park Chanyeol yang monoton dan membosankan. Tentang Jaemin, seorang malaikat maut yang berubah menjadi guardian angel untuk Renjun. D...