09|| Sebuah Pertemuan

749 117 24
                                    

Thanks uri readers karena udah baca cerita abal-abal ini. Love you...

.

.

"Ayo Jaem, kenapa kau lama sekali saat berjalan?!" Seru Renjun tidak sabar sambil menghentakkan kakinya di lantai koridor rumah sakit, menatap kesal ke arah Jaemin.

Jaemin tertawa lantas mempercepat langkahnya. Wajah kesal Renjun justru terlihat menggemaskan dimatanya.

Hari ini, Renjun memutuskan untuk mengajak Jaemin menemui Baekhyun.

Sreeek!!!!

Pintu terbuka menampilkan Luhan yang sibuk menghapus sisa air mata.

"Eh, Luhan Hyung, kau disini? Sejak kapan?" tanya Renjun begitu memasuki ruangan. Ia sempat kaget melihat keberadaan Luhan.

Luhan tersenyum tulus. "Aku datang mungkin sekitar dua jam yang lalu. Ah, sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?"

Renjun mengangkat bahu. "Yeah, seperti yang kau lihat" balasnya tak semangat.

Seketika senyum tulus itu berubah menjadi getir. Rasa bersalah seketika menyeruak dihatinya. Luhan tak bisa membayangkan bagaimana kondisi Renjun jika Baekhyun tak ada. "Kau pasti melalui masa sulit" gumamnya pelan. Atensinya teralih saat melihat pintu yang kembali terbuka. Sepertinya Renjun tidak datang sendiri. "Eh, Jaemin?" kaget Luhat saat mengetahui siapa orang yang datang.

"Luhan hyung!" Jaemin tersenyum lantas berjalan mendekat.

"Bagai mana kau- ah... Jadi kau berteman dengan Renjun?" kaget Luhan. Ia tertawa. "Wah.... Akhirnya Renjunie punya teman. Baekkyun pasti senang jika ia tau, apalagi namja tampan seperti Jaemin"

Jaemin tertawa senang mendengar pukian Luhan. "Yeah, aku tau kalau aku tampan"

"Ck! Dasar buaya lupa daratan. Dia tidak lebih tampan dari ku. Dia hanya akan menyombongkan dirinya jika kau terus memujinya Luhan-sii" kata Sehun dengan nada jengkel.

Jaemin mendengar ucapan sehun. Ia bahkan bisa melihat seniornya yang menatapnya garang. "Kau terlalu berlebihan Hyung, sepertinya ada yang sirik dengan pujianmu itu" kata Jaemin seraya melirik Renjun namun ucapan itu ditujukan untuk menyindir Sehun.

"Apa maksudmu?!/apa maksudmu?!" seru Renjun dan Sehun bersamaan dengan intonasi tajam penuh penekanan.

"Wah... Orang-orang ini sungguh menakutkan" gumam Jaemin sepelan mungkin.

Jarmin tertawa. Ia lantas menatap Baekhyun dengan sendu. "Baekhyun hyung benar-benar tertidur pulas"

Renjun dan Luhan ikut menatap Baekhyun. "Kau benar. Wajahnya benar-benar damai seolah mimpinya jauh lebih menyenangkan daripada kehidupan nyata" kata Luhan.

"Saking damainya, ia bahkan tak sadar jika kehidupannya nyaris saja terenggut" decak Jaemin prihatin.

Luhan menegup ludah gugup. "Aku berharap dia bisa segera sadar. Baekhyun memiliki terlalu banyak teman dan orang terdekat untuk ditinggalkan" katanya dengan senyum kecut.

Jaemin tersenyum tipis. "Yeah, kita tidak akan tau kapan orang terdekat bisa menghianati kita kan?" kata Jaemin santai.

Renjun tertawa. "Jangan bercanda Jaem, Bekhyun hyun memiliki teman yang setia, mereka tak akan pernah menghianati Baekhyun hyung. Benar kan Luhan Hyung?" Renjun menoleh kearah luhan yang hanya dibalas anggukan patah-patah dari namja cantik itu.

Mereka sempat berbicara selama beberapa menit sebelum akhirnya Luhan pamit untuk pulang.

"Jaem" panggil Renjun membuat Jaemin yang tengah memainkan ponselnya menoleh. "Menurutmu Jeno itu..... Bagaimana?" tanya Renjun.

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang