"RENJUN!" Jaemin berseru sambil terus berlari. Kecurigaannya benar. Renjun dalam bahaya.Brak!!! Pranggggg!!!
Lampu besar nan indah itu jatuh dan hancur tak bersisa dari ketinggian 10 meter.
Suasana berubah hening. Semua orang masih kaget dengan tragedi yang baru saja terjadi.
"Renjunie... Kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?" tanya Jaemin pelan. Ia berhasil menyelamatkan Renjun. Telat sedetik saja, ia yakin Renjun akan tiada.
Renjun terdiam, masih menatap kosong lampu yang telah hancur berkeping-keping di depannya.
"Yak..." Jaemin mengguncang tubuh Renjun. "Jawab pertanyaanku Byun Renjun!" katanya tak sabar.
Namja manis itu tersentak pelan. Mangamati Jaemin yang menatapnya khawatir dan berhambur dalam pelukan namja tampan pemilik senyum menawan itu sambil terisak.
Jaemin membalas pelukan Renjun. "Hei... Jangan menangis" katanya lembut. "Kau pasti kaget. Apa ada yang sakit? Kau terluka?" tanyanya pelan.
"Dasar bodoh..." umpat Renjun disela tangisnya. "Bukan aku, tapi kau yang terluka Jaemin bodoh. Kenapa kau menyelamatkanku tadi?" lirihnya.
Jaemin diam tidak menjawab. Ia justru sibuk memberikan tatapan penuh pertanyaan pada Sehun yang masih ada disana.
Sehun tersenyum simpul. "Kau telah melakukan hal yang salah dan benar disaat bersamaan Jaemin" hanya itu kalimat yang dapat Jaemin dengar sebelum Sehun akhirnya menghilang.
"Jaemin!" seruan itu berhasil menyadarkan Jaemin dari lamunannya. Perlahan ia melepas pelukan Renjun, menatap ke arah Tiffani, Sooyoung dan Jeno yang menghampirinya.
"Kau terluka" lirih Tiffani seraya menatap nanar putranya.
Jaemin meringis ketika menyeka darah di kening dan melihat tangan kirinya yang tergores pecahan lampu. "Ini hanya luka kecil eomma" katanya seraya tersenyum.
Tiffani memukul lengan Jaemin yang tidak terluka. "Dasar anak nakal. Kau membuat eomma khawatir. Eomma tidak mau tau, pukoknya kau harus kedokter. Chanyeol—"
"Tidak perlu eomma. Ini luka kecil. Kita bisa mengobatinya sendiri" bujuk Jaemin.
"Ehem..." Lay berdeham. "Aku seorang dokter. Aku mungkin bisa membantu" kata Lay tulus.
"Apa kau yakin?" Tiffani masih saja ragu.
"Dia calon menantu kami. Lay memang seorang dokter. Aku bisa menjaminnya untukmu" kata Sooyoung.
"Dokter Zhang adalah dokter yang merawat kakakku Imo. Kau bisa percaya padanya" tambah Renjun.
Tiffani menghela nafas pasrah. "Baiklah. Lay-sii, aku percaya padamu"
Lay mengangguk lantas tersenyum. "Eomma, dimana kau menyimpan kotak obat?"
*-*-*-*
Sudah 20 menit berlalu dan Lay masih berkutat dengan obat-obatannya. Ia tersenyum saat mendengar desisan Jaemin. "Apa sakit?"
Jaemin tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapi. "Tidak. Hanya nyeri saat kau menyentuhnya"
Lay tertawa. "Itu sama saja Jaem" katanya. "Aku penasaran. Apa yang membuatmu memilih untuk menyelamatkan Renjun?" tanya Lay penasaran.
"Aku hanya ingin menolongnya"
"Benarkah? Kau tidak bisa membohongiku Jaemin. Jujur saja, kau punya rasa pada adik Baekhyun kan? Aku bisa melihat kekhawatiran yang berlebih dimatamu" goda Lay seraya melilitkan perban di kepala Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) END
AcakWARNING: FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Tentang Byun Baekhyun, namja cantik yang sanggup memporak porandakan kehidupan Park Chanyeol yang monoton dan membosankan. Tentang Jaemin, seorang malaikat maut yang berubah menjadi guardian angel untuk Renjun. D...