CeklekSenyum itu muncul begitu Jaemin membuka pintu ruang musik. Disana, Renjun tengah duduk santai disalah satu kursi sembari membaca kertas lagunya. "Selamat siang, Renjun-sii!" sapa Jaemin ramah.
Namja manis itu tampak acuh tanpa melirik ataupun membalas sapaan Jaemin. Seolah hanya ada dia dalam ruangan itu.
"Kudengar kau akan mengikuti kompetisi menyanyi di itaewon bulan depan" kata Jaemin memulai percakapan yang lagi-lagi tak mendapat tanggapan. Jaemin berdeham canggung. "B-Baekhyun hyung tidak bisa datang karena pergi ke jerman dan ia memintaku untuk menggantikannya berlatih denganmu selama lima hari kedepan sampai ia kembali"
Kali ini Renjun menoleh. Manik kecoklatannya menatap tajam mata Jaemin, membuat namja pemilik senyum menawan itu terpesona. "Kau siapa? Kenapa hyung menyuruhmu?" tanyanya dingin.
Jaemin tersenyum. "Aku Na Jaemin. Kita seumuran ngomong-ngomong. Baekhyun hyung pernah datang kepanti asuhan tempat dimana aku tinggal. Sejak itulah aku mengenalnya" jaemin duduk santai didepan piano dan mulai memainkan nada acak yang sayangnya terdengar indah. "Bisa dibilang aku cukup pandai bermain piano. Jadi, kau tidak perlu khawatir jika aku akan menghancurkan nada lagumu"
Renjun menatap sejenak namja tampan didepannya lantas membuang muka. "Aku bisa berlatih sendiri. Kau bisa pergi"
"Tapi—"
"Sudah kubilang aku bisa berlatih sendiri. Kau bisa pergi. Dan lagi, aku benci dengan nada yang keluar dari tuts-tuts piano sekalipun baekhyun hyung atau orang hebat terkenal yang memainkannya" ujar Renjun sinis. Memotong ucapan Jaemin.
"Aku datang untuk berlatih denganmu Renjun-sii. Kau seharusnya—"
"Dasar brengsek. Kau tidak paham apa yang kukatakan?! Pergi!" seru Renjun lantang. Ia sungguh muak dengan namja didepannya.
Jaemin tersenyum simpul. Ia mengangguk-angguk paham. "Baiklah. Mungkin moodmu sedang buruk hari ini. Aku akan datang lagi besok. Sampai jumpa" katanya santai lantas pergi meninggalkan Renjun yang tampak masih kesal.
"Eoh, kau cepat sekali. Kukira kalian akan selesai hingga jam istirahat terakhir berbunyi" kata Haechan heran saat melihat sahabat sekaligus orang yang sudah ia anggap saudara duduk disebelahnya.
Jaemin menghela nafas. "Kami tidak jadi latihan"
Haechan mengernyit. "Kenapa?"
"Kurasa mood Renjun sedang buruk hari ini. Ia baru saja mengusirku dari ruang latihan tadi" jelas Jaemin santai.
Haechan mentapa Jaemin rumit. Ia tau, sahabatnya itu menyukai Renjun. Meskipun terlihat biasa saja, kalimat penolakan dari Renjun pasti melukai hatinya. Haechan tersenyum. "Tidak masalah. Kau bisa menemuinya lagi besok. Aku senang kau free hari ini. Mau membolos bersama kekantin atau rooftop?" tawar Haechan berusaha menghibur.
Jaemin tertawa. "Silahkan saja kalau kau bolos. Aku tidak mau. Ngomong-ngomong hari ini ada tugas matematika yang harus dikumpulkan sekarang. 3 menit lagi lebih tepatnya" kata Jaemin seraya mengeluarkan bukunya.
"Mwo?! Kenapa kau tidak bilang dari tadi?!" seru Haechan lantas menyambar buku Jaemin dan menyalin jawaban yang tertera.
.
.
"Kenapa kau datang lagi kesini? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk pergi kemarin?!" Sarkas Renjun saat melihat Jaemin yang berdiri dihadapannya.
Namja bersurai kecoklatan itu tersenyum. "Itu kemarin kan? Aku sudah bilang akan datang lagi hari ini"
Renjun mengepalkan tangan geram. "Pergi dari sini selagi aku berbicara baik-baik" kata Renjun penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) END
RandomWARNING: FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Tentang Byun Baekhyun, namja cantik yang sanggup memporak porandakan kehidupan Park Chanyeol yang monoton dan membosankan. Tentang Jaemin, seorang malaikat maut yang berubah menjadi guardian angel untuk Renjun. D...