03 || Dia Gila?

918 118 10
                                    


Srengggg!

Suara nyaring diiringi bau harum nan lezat yang menggugah selera itu datang dari arah dapur apartemen Chanyeol. Saat ini pemiliknya tengah memasak sup jagung serta tumisan daging sapi untuk menu makan malam.

Tentu saja tangan lihai serta ekspresi serius di yang muncul di wajah Chanyeol tak sedikitpun luput dari penglihatan Baekhyun. Namja cantik itu setia menatap Chanyeol dengan tangan menopang dagu di meja makan. Sesekali ia menegup ludah karena terpana dengan ketampanan seorang Park Chanyeol. Ia iri dan juga kesal karena semua orang memanggilnya cantik meskipun Ia selalu berkilah bahwa Ia namja.

Setelah 5 menit berkutat di dapur, Chanyeol akhirnya meletakkan makanan buatannya di meja makan dan mulai memakannya. Makanan yang terlihat lezat itu membuat Baekhyun mengusap perutnya yang lapar.

Chanyeol yang menyadari tingkah Baekhyun langsung menoleh dan balas menatap namja cantik itu. "mau?" tawar Chanyeol.

Baekhyun mengangguk semangat, namun kemudian menggeleng.

"Bagaimana sih?  mau apa tidak?" tanya Chanyeol jengah.

"Aku mau tapi tidak bisa"kata Baekhyun pelan. Ia menyentuh meja yang berakhir dengan tangannya yang menembus, mempraktekkan apa yang ia maksud pada Chanyeol. "Lihat sendiri kan?"

Chanyeol berdecih remeh. "Terus? Bagaimana kamu bisa duduk di kursi itu?"

"Karna kursi ini adalah pemberian lansung darimu ke aku" jawab baekhyun cepat. "Yeah... Aku tau ini terlihat konyol dan tidak masuk akal, tapi aku hanya bisa menyentuh barang yang secara langsung kau berikan—" ucapan Baekhyun terhenti saat melihat Chanyeol yang menyodorkan sendok berisi makanan ke arahnya. "Apa?" tanya Baekhyun polos.

Chanyeol memutar bola mata malas. "Kamu ingin makan, kan? Ya sudah, makan saja ini" kata Chanyeol santai. "Cepat! sebelum aku berubah pikiran"

Dengan perasaan ragu, Baekhyun akhirnya menerima suapan dari tangan Chanyeol. "Wah... Daebak! Aku tidak tau kau pandai memasak. Jujur, masakanmu sedikit lebih lezat dari masakanku" puji Baekhyun dengan mata berbinar.

Chanyeol tersenyum tipis. Tidak ada orang yang mencoba masakannya selain Baekhyun. Ia tidak pernah merasa sebangga ini sebelumnya. "Tentu saja. Tidak ada yang bisa menyaingi masakanku termasuk kau" balasnya berbangga diri.

Baekhyun mencebik kesal. "Aku bilang masakanmu sedikit lebih lezat dari masakanku. Itu artinya rasa masakanku juga sama lezatnya seperti masakanmu" kesal Baekhyun.

"Terserah" kata Chanyeol, pura-pura bersikap acuh. Namja cantik didepannya terlihat menggemaskan saat marah. Chanyeol bakhan mati-matian menahan hasratnya untuk mencubit pipi moci Baekhyun.

Hanya butuh waktu 5 menit agar makanan habis karena Baekhyun makan dengan cepat seperti orang yang tidak di beri makan selama setahun. Chanyeol bahkan sudah beberapa kali mendengus kesal. Namja Cantik didepannya itu sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk makan, apalagi, mulut Baekhyun sama sekali tidak mau berhenti mengoceh.

"Yeol! Dimana aku harus tidur malam ini?" tanya Baekhyun saat Chanyeol sudah merebahkan diri di ranjang.

"Tidur saja di sofa" jawab Chanyeol asal-asalan. Ia benar-benar membutuhkan waktu tidur sekarang.

"Shireo!" tolak Baekhyun mentah-mentah. "Sofa terlalu sempit. Aku tidak suka tidur ditempat yang sempit" cerca Baekhyun. Ia berjalan mendekat ke ranjang Chanyeol dan berbaring tepat disebelah namja itu.

Chanyeol terlonjak kaget. "Apa yang kamu lakukan?"

Baekhyun tersenyum, memperlihatkan barisan giginya. "Untuk malam ini dan malam-malam seterusnya, aku akan tidur di sini. Jika kau setuju, aku akan senang. Namun jika tidak, kau bisa pindah ke sofa" kata Baekhyun panjang lebar.

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang