19|| Kembali

517 81 29
                                    


Sekolah kembali dihebohkan dengan kedatangan seorang namja manis yang hilang kabarnya selama beberapa hari terakhir. Renjun, namja itu tampak berjalan acuh melintasi koridor tanpa memperdulikan beberapa murid yang terang-terangan menatap dan bergosip ria tentangnya.

Ucapan Jaemin beberapa hari yang lalu berhasil membuat Renjun sadar, sampai Baekhyun kembali ia harus bisa bertahan. Membayangkan Baekhyun tertawa mengejek karena ia terlihat lemah saat namja cantik itu bangun nanti mampu membuat Renjun bergidik ngeri.

Brak!

Suasana kelas yang tadinya ramai berubah hening ketika Renjun membuka pintu dengan kasar lantas mulai duduk di bangkunya tanpa merasa bersalah telah mengagetkan semua orang di kelas.

Chenle menyenggol lengan Haechan. Ia bingung dengan tingkah temannya yang tampak acuh melihat kedatangan Renjun. Biasanya, temannya itu adalah orang yang paling antusias saat Renjun datang. "Kau kenapa?" tanyanya pelan.

"Tidak apa-apa" balas Haechan seraya memainkan vidio game diponsel pintarnya.

"Anak itu datang" kata Chenle.

"Siapa?"

Chenle memutar bola mata malas. "Siapa lagi jika bulan Renjun. Kukira dia akan membutukan lebih banyak waktu dirumah"

Haechan ber-oh ria. "Lalu?" tanyanya santai tanpa mengalihkan tatapan dari ponselnya.

Chenle mengernyit bingung. Temannya ini sungguh aneh. "Kau ini kenapa? Kupikir kau akan tertarik dan mulai menjahilinya seperti biasa"

Namja berkulit tan itu berdecak. "Aku tak peduli. Bisakah kau di—"

"Hai Renjun!"

Suara itu berhasil memotong ucapan Haechan. Ia menoleh ke asal suara dan mendapati Jaemin yang tampak tersenyum lebar berdiri di sebelah bangku Renjun. Menyapa namja manis yang tampak mengacuhkan kehadirannya.

"Setelah semua yang terjadi kau mengabaikanku?" tanya Jaemin dengan nada pura-pura merajuk yang tentu saja tak mendapat respon berarti dari Renjun. Jaemin terkekeh lantas mencubit pipi Renjun gemas. "Masih tak mau bicara?"

Renjun berdecak sebal lantas menepis tangan Jaemin agar menjauh dari pipi mulusnya. Namja manis itu menatap Jaemin dengan tatapan kesal. "Kenapa kau begitu cerewet dan menyebalkan?"

Jaemin tertawa. Akhirnya Renjun mau berbicara. "Tak apa jika aku cerewet dan menyebalkan. Asalkan aku masih tampan dan menawan, itu bukan masalah" katanya dengan penuh percaya diri.

Renjun tersenyum mengejek. "Benarkah? Kau bahkan tak lebih tampan dari Jeno dan Mark hyung"

Jaemin mencebik tak suka begitu nama Jeno dan Mark disebut. Ia melipat tangan didepan dada. "Baik. Aku akui mereka lebih tampan. Tapi, diantara kami bertiga hanya aku yang rela menunggu, menemani dan menghiburmu saat kau sedih. Benar kan? Intinya aku lebih baik" balasnya tak mau kalah.

Namja manis itu memutar bola mata jengah. "Terserah kau saja"

Senyum Jaemin kembali mengembang. "Terserah aku kan? kalau begitu kau harus ikut kekantin denganku saat jam istirahat nanti. Kita akan makan siang bersama dan aku tak menerima penolakan" katanya final lantas duduk bangkunya tanpa menghiraukan Renjun yang hendak protes.

"Menurutmu mereka punya hubungan?" tanya Chenle yang juga memperhatikan interaksi antara Jaemin dan Renjun.

Haechan tampak terdiam sebelum akhirnya berguman sinis. "Dasar bodoh"

.

.

"Makanlah yang banyak, kau semakin kurus, Renjun-ah..." kata Jaemin seraya memindahkan beberapa lauk dari piringnya ke piring Renjun.

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang