13|| Guardian Angel

679 92 23
                                    

Adakah yang kangen ff ini?
.

.

Kelas yang tadinya dibayangi oleh aura ketegangan berubah begitu bel istirahat berbunyi. Beberapa murid mulai bernafas lega karena mereka tidak lagi berhadapan dengan guru killer berkepala botak yang sayangnya mengajar Fisika.

"Ayo kekantin, aku sudah lapar" kata seorang namja berkulit tan seraya menepuk pundak teman sebangkunya.

Namja yang ditepuk itu tersenyum. "Maaf, aku tidak bisa ikut, Hyuk. Aku harus melakukan pekerjaan penting.

Donghyuk atau yang lebih sering dipanggil Haechan itu memutar bila mata jengah. "Pekerjaan apa, Jaem? Sudah satu bulan ini kau selalu menolak ajakanku kekantin, bahkan sekedar pulang bersama" ujar Haechan dengan nada kesal.

Jaemin tertawa melihat ekspresi kesal sahabatnya. "Maaf Hyuk, tapi aku benar-benar tidak bisa. Em... Bagaimana kalau kita pergi ke perpustakaan kota besok. Bukannya besok kita libur?" tawar Jaemin.

Haechan berdecak mendengar ucapan Jaemin. "Oh, ayolah... Apa kau tidak punya referensi lain selain perpustakaan kota?"

"Kenapa? Memang kau punya uang untuk pergi ke tempat lain. Ditaman kota sangat berisik dan ramai. Hanya perpustakaan lah tempat dimana kita tidak mengeluarkan uang sepeserpun" jelas Jaemin panjang lebar.

"Terserah kau saja. Aku pergi dulu. Semoga saja pekerjaanmu itu cepat selesai" Haechan sengaja menekan kalimat terakhirnya seblum keluar kelas, membuat Jaemin terkekeh geli.

Tak lama setelah Haechan pergi, Jaemin mulai bangkit dari tempat duduknya dan berjalan santai keluar kelas, menyusuri koridor yang ramai, seraya membalas sapaan senior maupun juniornya.

Langkahnya terhenti di depan sebuah ruangan yang terletak di ujung koridor. Ia tersenyum begitu menemukan orang yang ia cari. Jaemin memejamkan mata seraya menyandarkan tubuhnya ke tembok. Menikmati alunan suara merdu yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya.

"Ah, jadi ini yang kau maksud dengan pekerjaan, Na Jaemin?"

Intrupsi Itu membuat Jaemin kaget. Ia menyeringai begitu melihat Haechan yang menatapnya tajam seraya melipat tangan diatas dada. "Eh, bukannya kau kekantin? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jaemin gugup.

Haechan berdecih. "Seharusnya aku yang bertanya tuan muda Na yang terhormat. Aku kemari karena melihat seorang namja gila yang tersenyum sendiri didepan ruang musik" balas Haechan acuh. Ia berjalan mendekat dan mengintip keadaan ruang musik dari jendela, begitu juga Jaemin.

"Sepertinya aku tau kenapa kau selalu menolak ajakanku satu bulan terakhir"

Ucapan Haechan membuat Jaemin  salah tingkah. "Apa maksudmu?"

Haechan tersenyum jahil. "Suaranya indah. Aku baru sadar jika anak baru itu terlihat manis dan cantik disaat bersamaan. Sayang sekali, sifatnya sangat dingin. Berbanding terbalik dengan kakaknya" kata Haechan sambil menatap seorang namja manis yang tampak menyanyikan sebuah lagu.

Jaemin menoleh. Menatap sahabatnya itu heran. "Kau kenal keluarganya Hyuk?"

Haechan terkekeh. "Siapa yang tidak kenal keluarga Byun? Pemilik salah satu saham terbesar setelah kim dan park di korea. Kau lihat namja cantik itu?" Haechan menunjuk seorang namja cantik yang tampak lihai memainkan piano seraya bernyanyi. "Dia Byun Baekhyun, alumni terbaik sekolah ini yang juga merupakan kakak dari Namja yang kau sukai. Ia selalu diundang untuk menjadi pelatih vokal di sini"

Jaemin berdeham. Mengontrol degup jantungnya. Apakah perasaannya sungguh ketara? "Aku tidak menyukainya"

Haechan menatap Jaemin sejenak lantas tertawa. "Kau tidak perlu menutupinya, Jaem. Aku tau, pesona Byun Renjun memang sulit ditolak"

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang