Taeyong mempersilahkan kedua tamunya untuk duduk. Ia meletakkan dua cangkir teh di meja. "Jadi, hal penting apakah yang hendak anda bicarakan?"Nyonya Xi melirik pelayannya. "Kami hanya ingin mengetahui informasi tentang Na Jaemin"
"Jaemin? Apa dia punya masalah dengan keluarga Xi hingga kalian mempertanyakannya?"
"Dia memiliki tempat tingg yang sama dengan Park Jaemin, putra keluarga Park yang hilang. Kebetulan Jaemin dekat dengan Renjun yang merupakan kerabat dari nyonya Xi" Jelas nona kim.
"Lalu?" tanya Taeyong dengan intonasi tenang. "Itu adalah urusan keluarga Park dan Byun. Tidak ada sangkut pautnya dengan adikku, Na Jaemin. Kenapa anda yang kerabat jauhnya datang dan ingin mengorek informasi tentang adikku?"
Nyonya Xi mendesis marah. Sepertinya bekerja bersama para konglomerat membuat Taeyong bermulut tajam. "Aku yakin tau mengetahui ini Taeyong-ssi. Jaemin merupakan putra dari keluarga Kim, begitu juga dengan Jeno" ujar wanita itu to the poin.
Taeyong berusaha tetap tenang meski ia kaget. Dari mana Nyonay Xi tau? "Lalu?"
"Kau tak berusaha memanfaatkan mereka untuk kepentinganmu kan?"
Taeyong tertawa pelan. Merasa lucu dengan perkataan wanita paruh baya dihadapannya. Ayolah, apa nyonya Xi bercanda. "Maaf, bukankah anda yang ingin memanfaatkan situasi? Mengapa anda begitu senang memutar balikkan fakta?"
Nyonya Xi tersenyum culas. Teeyong memang sama seperti Yoo In Na, pandai bermain kata-kata. "Mari bekerja sama. Jika rencanaku ini berhasil, kita akan mendapat banyak keuntungan"
"Dan jika tak berhasil, kau akan menjatuhkan semuanya padaku begitu?" Taeyong membenarkan posisi duduknya. Wanita ini ingin membuatnya seperti genangan air yang disalahkan karena telah mengenai wajah seseorang padahal batulah yang menjadi penyebab utamanya. "Maaf Nyonya Xi, anda telah membuat kesepakatan dengan orang yang salah. Aku tak akan bisa menggunakan keluargaku sendiri untuk mencari keuntungan"
Nona Kim hanya diam menyimak. Taeyong itu cerdas. Secara tidak langsung Taeyong telah menyindir majikannya. Tak baik jika ia ikut campur terlalu banyak.
"Kau—"
"Maaf jika anda tersinggung Nyonya Xi, tapi aku harus menemani anak-anak untuk jam makan siang mereka.
Sebaiknya kau tidak mengganggu Jaemin, Renjun atau anak-anak lain. Mereka terlahir dari keluarga yang berpengaruh. Aku khawatir ide-ide itu akan menjadi boomerang untuk dirimu sendiri" ujar Taeyong sengan senyum sopan.Nyonya Xi mengepalkan tangannya. Ini adalah penghinaan untuknya. "Berani sekali orang sepertimu menghinaku"
"Jika tak ada orang sepertiku, orang seperti kalian bisa apa? Selama ini anda selalu hidup bergemilang harta nyonya, anda bisa melakukan hal gila dengan mudah. Tapi anda sepertinya tak tau, orang sepertiku terkadang bisa melakukan sesuatu yang lebih gila karena keadaan" Taeyong berdiri. Lantas membuka pintu ruangannya. "Sepertinya kalian harus pergi. Maaf karena orang sepertiku bersikap lancang" ujar Taeyong sopan, masih dengan senyumannya.
Dengan wajah merah padam Nyonya Xi berdiri lantas pergi diikuti nona kim yang setia mengikuti kemanapun majikannya pergi.
Taeyong mendatarkan bibirnya begitu tamu-tamunya pergi. "Justru dunia tak membutuhkan orang sepertimu nyonya Xi" gumamnya pelan.
*-*-*-*
"Kalian tak mampir dulu?" tanya Jaemin begitu mobil yang dikendarai Mark berhenti di depan pagar halaman 'Rumah harapan'
"Kenapa kau mengajak mereka Jaem?" Sungut Haechan yang malas melihat wajah Mark.
Mark terkekeh melihat wajah cemberut kesayangannya "Apakah boleh? Sepertinya beruang kecil disebelahmu tak senang bila aku mampir"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) END
AcakWARNING: FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Tentang Byun Baekhyun, namja cantik yang sanggup memporak porandakan kehidupan Park Chanyeol yang monoton dan membosankan. Tentang Jaemin, seorang malaikat maut yang berubah menjadi guardian angel untuk Renjun. D...