44|| Terbongkar

263 58 12
                                    

Seperti biasa kantin selalu ramai setelah bel istirahat berbunyi. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, kali ini Renjun memutuskan kekantin sendirian tanpa Jaemin atau Jeno. Entah dimana keberadaan dua saudara kembar itu, mungkin bersama Haechan atau mereka ada urusan lain. Renjun tak peduli. tatapannya mengedar keseluruh penjuru kantin. Bibirnya mengulas senyum simpul saat menemukan orang yang ia cari tengah duduk menikmati jatah makan siang di sudut ruangan. perlahan Renjun berjalan mendekati orang itu. Hari ini ia harus mendapat jawaban atas semua pertanyaannya.

"Selamat siang hyung. Tidak biasanya kau makan siang sendiri"

Mark yang baru saja menyuapkan nasi ke mulutnya nyaris tersedak karena kedatangan Rejun yang terkesan tiba-tiba. Matanya memincing penuh kecurigaan. "Seharusnya aku yang bertanya, tidak biasanya kau datang sendirian. Dimana dua pangeranmu itu?"

Renjun sedikit mengernyit. Pangeran? "Jeno dan Jaemin? Entahlah, aku tidak tau. Aku lapar dan kebetulan melihatmu makan sendirian, karena itu aku datang" Balas Renjun seraya menyuapkan sosis ke mulutnya.

Mark menghela napas panjang, memilih untuk bersikap acuh. Tak ada salahnya jika Renjun duduk bersamanya. Toh kehadiran namja manis itu tak mengganggu.

"Hyung, apakah Jeno dulu juga bermarga Na sebelum keluarga Lee mengadopsinya?" tanya Renjun tanpa menghentikan kegiatan makannya. ia tak boleh terlihat serius atau Mark akan curiga. "Jeno pernah bercerita bahwa Jaemin adalah saudara kembarnya dan Haechan pernah bilang jika Jeno sebelumnya juga tinggal dirumah harapan. Aku hanya penasaran" katanya cepat saat Mark mendelik tajam kearahnya.

Namja berdarah kanada itu sempat menatap Renjun selama beberapa saat sebelum akhirnya mengedikkan bahu acuh. "Entahkah. Mungkin saja Iya. Jeno sempat kehilangan ingatannya saat kami menemukan dia dijalan"

Renjun mengangguk-anggukkan kepala seolah mengerti. "Berarti mereka ditemukan saat masih bayi ya, sama seperti Haechan?"

"Hm"

"Bukankah semua anak yang ditemukan sejak bayi akan di beri marga Lee ketika mereka tinggal dirumah harapan? Lalu kenapa hanya Haechan yang diberi marga Lee sedangkan Jeno dan Jaemin bermarga Na?"

Gerakan tangan Mark terhenti. Ia menatap Renjun yang masih setia berkutat dengan makanannya. Sejak awal kedatangan Renjun sudah mencurigakan. Apa ini alasan mengapa Renjun yang cenderung penyendiri tiba-tiba saja makan siang dimeja yang sama dengannya? "Kenapa kau menanyakan hal itu?"

Renjun mengedukkan bahu. "Hanya bertanya. Tiba-tiba saja hal itu terlintas diotakku"

Mark mendengus, tak sepenuhnya mempercayai jawaban Renjun yang terdengar aneh. "Aku tidak tau. Lagipula ini bukan urusanmu Renjun-ah" Jujur, Mark juga baru menyadari hal itu saat Renjun bertanya tadi. Mark tau marga Sooyoung adalah Na, tapi ia baru sadar. Bukankah saat itu tak ada yang mengetahui bahwa Jaemin dan Jeno adalah putra Sooyoung yang hialng. kenapa Yoo In Na memberikan marga Na pada Jeno dan Jaemin? "Dari gelagatmu aku tau kau mengetahui sesuatu. Akan lebih aman bila kau tak ikut campur"

Renjun berdecak, mulai merapikan peralatan makannya. "Ini juga menjadi urusanku karena nyawa dan harga diri keluarga Byun juga dipertaruhkan hyung. Aku tak tau apa yang akan terjadi nanti, tapi kusarankan kau harus berhati-hati. Dia telah menganggapmu sebagai batu besar yang menghalangi jalan. Jika kau tak berhati-hati maka kau akan tersingkir" Namja manis itu berdiri, hendak berbalik pergi namun berakhir terdiam ditempat saat melihat Haechan yang menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Renjun menghela napas, Melirik Mark sejenak sebelum akhirnya melanjutkan langkah. Ah, Haechan pasti tengah salah paham sekarang.

"Renjun-ah..."

Lagi-lagi langkahnya terhenti. Ia berbalik memastikan siapa yang memanggil namanya. "Kau memanggilku?" Renjun menunjuk dirinya sendiri.

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang