26|| Hitam putih

318 45 19
                                    


"Hai, aku datang lagi, bagaimana kabarmu?" sapa Haechan dengan suara parau yang tentu saja tak mendapat sahutan.

Haechan mengulurkan tangannya, meraih pelan tangan kurus yang tak terpasang jarum infus. "Kau semakin kurus saja. Lihat diriku. Apa kau tak mau sepertiku?" tanyanya dengan nada bercanda sambil mengelus hati-hati tangan kurus yang ia genggam. Seolah-olah tangan itu akan hancul jika ia memegangnya terlalu erat.

"Kau tak merindukanku? Ada banyak orang yang merindukanmu. Kau tak rindu mereka?" bersimpuh dilantai, mensejajarkan wajahnya dengan letak tangan namja di depannya. "Aku selalu mengingatkan mereka agar mereka tak melupakanmu...." suaranya mulai bergetar.

Tangannya yang lain mengelus lembut surai kecoklatan namja itu. "Eomma bilang kita akan selalu menjadi saudara kampai kapapun...." matanya selalu memanas saat melihat wajah yang kian menirus dan di tempeli oleh berbagai alat medis. "Na Jaemin... Sampai kapanpun kau adalah adikku. Jangan khawatir meski Jeno dekat dengan na Jaemin lain dan melupakanmu, aku akan selalu menjadi kakakmu. Kau hanya harus bangun"

Tangisnnya kini pecah. Penantiannya selama lima tahun sama sekali tak mengalami perkembangan. Bukannya membaik, Jaeminnya justru terlihat semakin memprihatinkan. Ia tak menyangka, pertemuan Jaemin dengan Renjun akan berakhir seperti ini. Seharusnya Haechan membiarkan saja tubuh Jaemin dipukuli oleh ibu asuhnya. Setidaknya, meski selalu mengatakan benci, ibu asuhnya itu pernah berniat membunuh. Haechan bahkan kerap kali melihat ibu asuhnya itu menangis menyesali perbuatannya setelah memukul anak-anak asuhnya.

Lima tahun ia menunggu Jaemin, dan sudah lima tahun pula ia berusaha menahan diri untuk tidak membunuh Renjun. Bagaimanapun, Haechan masihlah manusia yang merasa marah apabila sesuatu yang berharga dalam hidupnya diusik. Selama lima tahun ini ia mengikuti Renjun kemanapun namja itu pergi. Hal ini ia lakukan untuk mengingatkan Renjun tentang Jaemin.

Renjun adalah targetnya. Dan hanya boleh disentuh olehnya. Haechan kuat sedang Renjun lemah. Membully Renjun itu berarti memberitahu semua orang bahwa Renjun adalah targetnya yang tak boleh diusik orang lain. Hal itu juga Haechan lakukan karena Jaemin pernah memintanya untuk melindungi Renjun saat ia tak ada. 

Selama masa pembullyan Haechan hanya pernah satu kali membuat Renjun meneteskan darah, yaitu saat kondisi Jaemin drop. Jika itu bukan Taeyong, maka dokter lain pasti sudah menyarankan untuk mencopot alat bantu pernafasan jaemin dengan alasan jika Jaemin tak lagi mempunyai harapan. Saat itu Haechan marah. Karena Renjun, Jaemin harus memberita. Rasa bencinya terhadap Renjun kian bertambah saat mengetahui jika Jeno ternyata memiliki perasaan terhadap Renjun. Jeno selalu membela Renjun dan menyalahkan Haechan atas semua yang terjadi tanpa tau yang sebenarnya.

"Sampai kapanpun, kalian bertiga atan selalu menjadi saudara"

Kalimat itulah yang selalu melekat di pikiran Haechan. Ia tak ingin hal yang terjadi pada Jaemin juga terjadi pada Jeno. Sudah cukup ia kehilangan salah satu saudaranya. Ia tak mau kehilangan saudaranya yang lain. Yang ia tau hanyalah 'Jeno hilang ingatan' ia menganggap Jeno tak ingat akan keberadaannya dan Jaemin. Berulang kali Haechan berusaha membuat Jeno sadar, tapi Jeno terlanjur memandangnya sebelah mata.

Sekarang ia menyerah. Kedatangan Park Jaemin membuatnya menyerah. Namja itu memiliki wajah dan senyum menawan sama seperti Na Jaeminnya. Haechan bahkan sempat mengira jika Park Jaemin adalah Na Jaemin. Namun, semua harapannya lagi-lagi pupus saat Park Jaemin sama sekali tak menoleh ke arahnya. Dan namja itu ternyata juga menunjukkan ketertarikannya pada Renjun. Saat itulah ia berpikir. "Apa Na Jaeminnya akan terlupakan? Bagaimana nasib Na Jaeminnya saat sadar suatu hari nanti? Ia tau betapa sukanya Jaemin pada Renjun. Bagaimana perasaan Na Jaeminnya nanti saat mengetahui jika ia sudah hilang dari ingatan Renjun, Jeno dan semua orang?

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang