17|| Miracle (1)

503 77 14
                                    

Terkadang aku merasa bersalah karena buat ff beginian apalagi tentang artis idola. Tapi gimana lagi, ego mengalahkan segalanya.

.

.

Suasana terlihat ramai di manor utama keluarga Park. Nyonya utama keluarga Park sengaja menyiapkan jamuan makan malam untuk Chanyeol dan teman-temannya.

Jaemin menghela nafas. Seharusnya ia tidak berada disini, tapi Chanyeol memaksanya untuk ikut karena Baekhyun pergi untuk mengunjungi adiknya. Rencana Jaemin untuk menemui Renjun gagal. Ia tak ingin menganggu kedua adik kakak itu.

"Jaemin, kau tak ingin bergabung dengan kakakmu?" tanya Tiffany saat melihat putra ksayangannya hanya duduk melamun di sofa depan televisi.

Jaemin terlonjak kaget. Ia sedikit mengernyit melihat pnampilan Ibunya. "Eomma mau kemana?"

Tiffany tersenyum. "Eomma harus menyusul Appamu ke Jepang untuk melakukan sesuatu yang penting. Tinggallah disini selama beberapa hari dengan Chanyeol selama kami pergi" pintanya halus.

Awalnya Jaemin tidak tau harus mengatakan apa, namun ia memutuskan untuk mengangguk. "Kapan kalian akan kembali?"

"Mungkin dua sampai tiga minggu. Entahlah. Kenapa?"

Jaemin tersenyum. "Tidak apa-apa. Hanya saja, jangan pergi terlalu lama" katanya pelan.

Tiffany tersenyum lantas memeluk putra baru kesayangannya. "Eomma pasti akan sangat merindukanmu. Jaga diri baik-baik. Eomma dan Appa akan kembali secepatnya" katanya lembut sebelum akhirnya pergi.

Jaemin menghela nafas pelan. Ia tak yakin masih bisa berada disini saat orang tuanya kembali.

"Yak Jaemin! Apa yang kau lakukan disana? Bergabunglah dengan kami" seruan itu berhasil mengalihkan atensi Jaemin. Namja pemilik senyum menawan itu tersenyum lantas memilih begabung dengan Chanyeol dan teman-temannya meski canggung.

"Hai Jaemin" sapa Luhan ramah saat Jaemin duduk tepat didepannya.

Jaemin hanya membalas dengan anggukan samar. Ia tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada pelayan yang menghidangkan makanan untuknya. "Kau mau membantuku, Jaemin?" ucapan Sehun beberapa hari yang lalu selalu berhasil menyita pikirannya.

"Jaemin. Kenapa kau selalu melamun?"

"Aku hanya memikirkan ucapan Sehun Hyung" Jaemin kaget dengan ucapannya sendiri. Ia telah mengucapkan kalimat yang salah. Jaemin mendongak. Semua orang kini menatapnya terkejut.

"Apa?" itu adalah Luhan.

Jaemin berdeham, berusaha bersikap tenang meski otaknya tengah berfikir keras. "Ah, Eomma bilang acara ini untuk merayakan ulang tahun Sehun Hyung. Tapi aku tidak pernah melihat temanmu yang bernama Sehun sejak pertamakali aku datang" terkutuklah kau Na Jaemin. Kenapa kau mengatakan hal itu dalam situasi yang tak pas?

Suasana tampak hening. Semua orang terdiam. Chanyeol menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Eh, itu...."

"Sehun adalah teman kami. Ia meninggal lima tahun lalu akibat kecelakaan" tak disangka-sangka justru Luhan yang berbicara.

"Benarkah? Sayang sekali. Padahal aku ingin bertemu dengannya. Kau kekasihnya hyung?"

Uhuk! Uhuk!

Luhan tersedak mendengar ucapan Jaemin yang telah sekali mengenainya. "Kenapa kau bisa berucap seperti itu?"

Jaemin tersenyum tipis. "Aku melihat fotomu bersama namja bernama Sehun di album foto milik Chanyeol hyung" Jawabnya santai. Ia memang tak bohong ketika mengatakan melihat foto Luhan dan Sehun di album foto Chanyeol.

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang