45|| Kepercayaan

255 54 13
                                    

"Aku tidak marah"

Sooyoung, Siwon dan Jeno menatap Jaemin dengan tatapan bersalah. Jeno tau apa yang Jemin rasakan. Sudah ia duga ini akan terjadi, tapi darimana Jaemin tau semua ini? Jaemin pasti merasa diperlakukan tak adil. Saudara kembarnya pasti merasa dipermainkan karena dulu ia juga pernah berpikiran seperti itu.

"Sungguh aku tak marah. Aku tak marah karena karena kalian baru muncul sekarang. Aku tak marah karena Jeno tinggal disini sementara aku  masih tinggal disana. Aku tak pernah iri atau mengeluh kenapa hidupku seperti ini" Jaemin menjeda ucapannya. Sungguh ia tak pernah berharap bahkan bermimpi untuk tinggal disini. Mampu makan, sekolah dan tidur ditempat nyenyak saja ia sudah bersyukur. Taeyong tak akan pernah membiarkan adik-adiknya hidup susah bahkan sampai tak berpendidikan. "Aku hanya kecewa..."

Jeno menunduk. Inilah yang ia takutkan. Jaemin kecewa padanya. Ia benar-benar saudara yang buruk. Seharusnya ia mengatakan semuanya pada Jaemin sejak dulu. Rasanya ia tak sanggup berbicara walau sekedar mengucapkan maaf.

"Kenapa aku tidak boleh tau akan hal ini? Jika aku tau dari kalian mungkin aku akan senang. Sangat senang malahan. Siapa yang tidak bahagia karena akhirnya punya keluarga setelah bertahun-tahun dianggap anak buangan?" Jaemin menatap wanita yang ia ketahui adalah Ibu kandungnya. Ia merasa bodoh karena dulu begitu senang mengetahui marga mereka yang sama. Tentu saja, bukankah Sooyoung adalah Ibunya? "Aku mengetahuinya dari orang lain dan aku merasa dibuang. Aku merasa kehadiranku tak dibutuhkan oleh keluarga ini"

Sooyoung tak melakukan apapun selain menangis, begitu pula Siwon. Pria itu hanya diam sengan mata berkaca-kaca hingga Jeno sendiri geram dibuatnya. kenapa mereka tidak memeluk Jaemin?

Jaemin tertawa hambar. Semua sudah jelas sekarang. "Bibi Xi benar. Sejak awal kalian semua memang sudah tau dan tak berkeinginan untuk memberi tahuku. Kalian, Donghyuck, Taeyong hyung. kalian hanya bungkam"

"Jaemin-ah. Kami berniat memberitahumu disaat yang tepat. Kau baru saja sembuh. Kami takut kesehatanmu akan menurun--" Jeno berusaha memberikan pengertian.

"Maafkan kami, nak... Maafkan Eomma yang tak bisa menjaga kalian. Bagaimana bisa kami membuangmu? Kami sudah mengharapkan kehadiran kalian setelah 4  tahun menikah dan tak juga dikaruniai anak. Eomma bersumpah tak akan mengampuni orang yang sudah menculik kalian dulu. Kami hanya ingin memberitahumu disaat yang tepat" Sooyoung meraih tangan Jaemin, mengusap tangan putranya dengan lebut. Ya tuhan, mana mungkin ia membuang malaikat kecil yang selama ini ia dambakan kehadirannya.

"Kalian hilang setelah kalian dilahirkan. Bahkan sebelum kami sempat memberikan nama untuk kalian. Betapa frustasinya kami mendengar kabar itu. Malam itu badai salju. Sebuah keajaiban kalian bisa bertahan dicuaca sedingin itu" Tambah Siwon dengan suara pelan.

Jaemin membuang wajah. Rasanya begitu muak. Ia kecewa tapi tak bisa membenci siapapun. Ia ingin marah tapi marah pada siapa? Pada Jeno yang sejak tadi tak beranjak dari tempatnya berdiri? Ah, tidak. Jeno pasti juga hidup menderita sama sepertinya. Keluarga Kim pasti telah melalukan sesuatu hingga Jeno berkenan tinggal disini. Kenapa ia berpikiran buruk tentang keluarganya sendiri? Jika begini bukankah ia anak yang tak tau diri? Jaemin bisa merasakan rasa hangat dari pelukan yang diberikan oleh Ibunya. Kenapa rasanya berbeda? 

"Kau tidak bisa pergi Jaemin-ah... kau sudah berjanji padaku untuk selalu berada disisi keluarga Kim apapun yang terjadi"

"Eomma!" Kali ini Jeno melontarkan protesnya. Tidak. Bukan ini yang ia mau. Jaemin hanya boleh tinggal disini jika saudara kembarnya itu menghendaki. Memaksa Jaemin hanya akan membuatnya semakin berontak.

Jaemin melepas paksa pelukan sang Ibu. Ia merasa muak. "Bibi tenang saja. Aku akan tetap berasa disisi keluarga Kim. Aku bukan tipe orang yang suka melanggar janji. Maaf mengganggu waktu kalian. Aku pergi" Kaemin membungkuk sebelum akhirnya pergi, meninggalkan jeno dan kedua orang tuanya yang menatap sedih kearahnya.

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang