40|| Potongan Puzzle

340 60 23
                                    

Awas Typo!
.

.

"Hyung!" Mark melambaikan tangan antusias begitu melihat seseorang yang baru saja keluar dari pintu kafe.

Yang dipanggil segera berjalan mendekat dan memilih duduk disebelah kursi kemudi. "Maaf. Kau sudah menunggu sejak tadi?"

Mark menggeleng. "Tidak. Ada sedikit hambatan dirumah. Aku baru sampai tadi"

Luhan memberikan raut wajah tak terbaca. "Apa ibuku ke rumahmu? Dia mengatakan semua omong kosong itu?"

Mark mulai melajukan mobilnya, membelah jalanan kota. "Yang Ibumu katakan bukan omong kosong. Itu memang faktanya. Hanya penyampaiannya saja yang salah hingga orang yang mendengarnya bisa salah paham"

Namja cantik itu menunduk. Perasaan malu dan bersalah menyeruak dihatinya. "Maaf Mark. Seharusnya aku bisa mengendalikan ibuku sejak dulu. Ibuku mulai berani setelah ia mencelakai Sehun. Lakukan apapun yang kau mau. Aku tak akan menghalangi"

Yang lebih muda tersenyum simpul. Karena ulah nyonya Xi, tak sedikit orang yang menaruh pandangan buruk pada Luhan, padahal Luhan hanyalah seorang anak yang berbakti pada orang tuanya. "Semua ada waktunya Hyung. Bukan aku yang akan menyelesaikan masalah ini. Terimakasih, dukunganmu membuatku lega"

"Tidak apa Mark, aku hanya ingin Sehunku mendapatkan keadilan"

Setelah berkendara selama beberapa menit, Mark menghentikan mobilnya dihalaman luas tempat beberapa anak sibuk berlarian.

"Mark Hyung!" beberapa anak berseru melihat Mark yang turun dari mobil bersama seorang namja cantik.

Mark memberikan senyum lebar. "Kalian masuklah, aku membawakan banyak makanan untuk kalian" ujarnya seraya menunjukkan dua bungkusan besar yang ia bawa.

Beberapa anak yang tadinya sibuk bermain dihalaman langsung berlari ke dalam rumah, menuruti ucapan Mark.

Luhan terkekeh. Anak-anak itu terlihat menggemaskan. Sudah lama sekali ia tak menginjakkan kaki di rumah ini. Ia berjalan mengikuti Mark yang mulai masuk ke dalam rumah berlantai dua tersebut.

"Mark Hyung— eh, Baekhyun Hyung?" David yang tadinya berseru antusias melihat kedatangan Mark kini memiringkan kepalanya bingung.

Mark tertawa, meletakkan belanjaannya di atas meja. "Bukan Baekhyun hyung. Perkenalkan, dia adalah Luhan Hyung, sepupu dari Baekhyun hyung"

"Tapi kenapa wajah mereka mirip?" David kembali bertanya.

Luhan terkekeh. "Mungkin karena kami saudara"

"Saudara? Lalu kenapa wajah kami tak ada yang mirip?" David menunjuk ke arah anak-anak lain.

Mark berlutut, mengusap kedua bahu David. Anak kecil memang suka bertanya banyak hal. "Kalian memiliki hubungan saudara yang lebih istimewa dari Baekhyun dan Luhan hyung. Karena itu wajah kalian tak ada yang mirip"

"Benarkah?" Mark mengangguk. Senyum David terbit. "Kalau begitu Aku akan memanggil Yena" anak itu segera berlari memasuki sebuah kamar.

Mark hanya menggeleng-gelengkan kepala. Tangannya mulai aktif membagikan beberapa makanan pada anak-anak lain dibantu oleh Luhan.

"Mark Oppa— Eh, Baekhyun Oppa?"

Luhan tak bisa lagi menahan tawanya. Ia merasa deja vu saat mendengarkan teriakan gadis cilik yang baru aja keluar dari kamar.

"Dia bukan Baekhyun Hyung, namanya Luhan Hyung" decak David.

Yena menggeleng, tangannya menunjuk kearah pintu utama. "Itu Baekhyun oppa"

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang