27|| Perlahan

337 55 19
                                    


"Apa kita akan langsung pulang?" tanya Chanyeol begitu Luhan turun.

"Tentu saja. Memang mau kemana lagi? Aku sudah merindukan Renjun"

Chanyeol berdecak. Ia ingin sekali menghabiskan waktu berdua dengan Baekhyun. Apa namja cantik itu tak peka? "Renjun pasti sedang bersenang-senang dengan Jaemin"

Baekhyun terkekeh pelan. Ia mengerti keinginan Chanyeol, hanya berpura-pura tak tau saja. "Apa kau juga tak ingin menghabiskan waktu bersama Jaemin, Yeol? meski hanya sementara, dia sudah menjadi bagian dari keluarga Park"

"Sementara ya...." gumam Chanyeol tanpa mengalihkan perhatiannya dari kemudi. "Apa itu artinya Jaemin akan pergi?"

Baekhyun tertawa paksa. "Bukannya kau tau dari awal jika Jaemin hanya akan semen—"

"Apa itu berarti kedatanganmu disisiku juga sementara Byun?" Tanya Chanyeol dengan suara lirih. Ia merasa akhir-akhir ini sikap Baekhyun dan Jaemin berbeda.

"Eh? K-kenapa kau bilang seperti itu?" Baekhyun mengepalkan tangannya. Ia memang berencana memberitahu Chanyeol akan kepergiannya, tapi tidak sekarang.

Chanyeol menghela nafas. "Selama satu minggu terakhir aku mencari tahu segala informasi tentangmu. Informanku bilang bahwa putra sulung keluarga Byun sedang berada di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan..." ia menjeda ucapannya, matanya melirik ke arah Baekhyun. Melihat respon dari namja cantik itu. Seperti dugaannya, namja cantik yang kini telah menjabat menjadi kekasihnya itu tengah menunduk. "Kenapa kau ada disini? Sebenarnya, kau itu apa Byun Baekhyun?"

*-*-*-*

Sudah 1 jam Sehun duduk di sebelah Luhan yang kini tengah melamun tanpa berniat beranjak dari tempatnya.

"Kau tidak lelah? Setidaknya pindahlah ke kursi, jangan duduk di lantai. Dingin" sudah 1 jam pula Sehun mengoceh yang tentu saja tak digubris oleh namja cantik berdarah china disebelahnya. Pikirnya, apa Luhan tak takut berada disini saat langit mulai kehilangan sinarnya?

"Jika hari ini ada hantu yang menggangguku, aku harap itu kau.... Oh Sehun"

Sehun terdiam. Ia melihat ke sekeliling. Sepi, hanya ada Ia dan Luhan. Tentu saja, hantu dan arwah mana yang berani berurusan dengannya? Namja tampan itu mengulas senyum tipis. "Memang hanya ada aku dan kau disini. Sepertinya harapanmu terkabulkan" Sehun tersenyum lebar. "Bagaimanapun aku senang. Akhirnya kita bisa menghabiskan waktu bersama" ia mendongak, menatap langit-langit ruangan. "Sudah hampir malam. Kau tidak pulang?"

"Aku malas bertemu dengan ibuku. Lagipula tidak ada larangan untuk berada disini. Kenapa? Kau mengusir—"

"Eh?!" Sehun refleks menoleh. Matanya terbelalak karena terkejut. Apa Luhan baru saja meresponnya? "Kau mendengarku?

Tubuh Luhan menegang. Siapa yang mengajaknya bicara tadi? "Apa aku baru saja berhalusinasi?" Gumamnya pelan.

Tak putus asa Sehun segera menggenggam tangan Luhan. Ia yakin sekali Luhan tadi mendengar suaranya.

Luhan menelan ludah kasar saat merasaan ada seseorang yang menggenggam tangannya. Ia melirik namun tak menemukan sesuatu. Oke, ia mulai merasa takut sekarang. Dengan secuil keberanian yang tersisa ia melihat le arah kaca tempat penyimpanan abu di hadapannya. Disana, ia dapat melihat pantulan dirinya yang terduduk dilantai bersama seseorang yang—

"Hwaa!" Luhan reflesk berteriak lantas berlari sekuat tenaga keluar ruangan. Sebuah keberuntungan ada taksi kosong yang kebetulan lewat saat ia berlarian di tepi jalan.

"Huftt..." Sekarang ia bisa bernafas lega setelah memastikan bahwa supir taksi yang ia tumpangi adalah manusia. Ia jadi parno sendiri. Bagaimana bisa ia melihat pantulan wajah Sehun dalam kaca? "Maafkan aku Oh Sehun. Meskipun itu kau, yang tadi itu sungguh menakutkan" gumamnya pelan.

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang